Seorang pria berparas tampan baru saja terlihat memasuki sebuah cafe, melangkah perlahan menuju meja di sudut dan mendudukan tubuh besarnya di salah satu kursi meja tersebut. Sementara di kursi lain masih dalam satu meja yang sama, tampak juga seorang gadis menunggu kedatangannya di sana.
Belum ada sedikitpun pembicaraan di antara kedua orang tersebut. Mulut mereka masih terkunci rapat sama halnya dengan tubuh mereka yang tetap diam tanpa bergerak, selain mata sang gadis yang menatap lekat pria di depannya.
Hanya pada awalnya saja pria itu bertahan dalam keterdiamannya, tapi tidak untuk selanjutnya. Karena cukup jelas terlihat, bahwa gestur tubuh pria itu kini mulai menunjukkan ketidaktenangan dalam duduknya dan bergerak dengan raut gelisah. Sedangkan kepala dengan rambut hitam legam yang di milikinya terus saja menunduk dalam. Sementara mata hitamnya juga masih tetap betah menatap ujung sepatu mengkilat di bawahnya. Kedua telapak tangannya juga mulai terasa lembab dan basah karena keringat dingin. Sambil kesepuluh jari panjang dan besar miliknya saling mengait serta tertaut, meremas kuat di antara jari satu dengan jari yang lainnya.
Entahlah!
Mungkin saja jika ada seseorang di tempat ini yang mampu membaca raut wajah. Orang itu pasti bisa dengan mudah menggambarkan bagaimana rasa ketakutan akan sebuah kehilangan, yang tampak sangat jelas tercetak di wajah tampan pria bernama Choi Siwon itu.
Mendatangkan tanda tanya besar di dalam kepala sang gadis yang kini duduk diam di depannya sembari terus memperhatikan kegelisahan serta raut kecemasan pria tampan itu di hadapannya.
Im Yoona, gadis bermata rusa itu sedikitpun tidak berkedip dan terus memperhatikan sang pria. Hingga berbagai macam ekspresi berbeda antara kesal bercampur jengkel di tunjukkan sang gadis mulai dari mengerucutkan bibir, mengerutkan dahi hingga membuang nafas dengan kasar. Bahkan gadis itu tidak ada hentinya menghentakkan sepasang kaki kurusnya di bawah meja. Menanti dengan mencoba bersikap sabar, meski jujur saja jika kesabaran di hati gadis Im itu semakin lama juga terasa semakin menipis.
Hah, coba saja kalian bayangkan! Sudah lebih dari 15 menit Yoona menunggu Siwon untuk membuka mulutnya dan bahkan gadis itu sudah sejak tadi menghabiskan minuman miliknya. Tapi pria Choi itu justru masih tetap bertahan dalam kebisuannya dan Yoona sendiri tidak ada niat untuk bertanya lebih dulu. Entah apa yang sebenarnya Siwon pikirkan di dalam kepalanya? Rasanya gadis itu sudah tidak sabar lagi untuk segera mendengarkan sesuatu hal yang katanya ingin di sampaikan Siwon untuknya.
Bahkan beberapa kali decakan lidah Yoona ataupun ketukan tangan Yoona di meja yang cukup keraspun, tidak mampu mengalihkan tatapan Siwon untuk melihat kekesalan gadis cantik di depannya itu.
Jika saja Siwon tahu bagaimana rasa bosan yang kini tengah melanda Yoona.
Ughh , sungguh sangat menyebalkan.
'Kau harus segera mengatakannya pada Yoona, Choi Siwon dan yakinlah bahwa setelah ini semua akan baik baik saja!'
"Yoong-ah!" panggil Siwon.
"Hmmm, ada apa Siwon-ah?"
Oh, akhirnya. Lihat saja! Bagaimana mata rusa itu kini mulai berbinar cerah setelah mendengar pria itu mulai mengeluarkan suara dengan memanggil namanya.
"Kau____"
"Iya aku! Ada apa dengan ku, Choi?"
Ckckck
Pria itu terdengar beberapa kali berdecak hingga beberapa kali pula menghela nafas gusar. "Bisakah kau membiarkan ku untuk lebih dulu menyelesaikan ucapan ku, Im?" protes Siwon yang kini tampak memberengutkan wajahnya, merasa ucapannya yang belum selesai di potong begitu saja oleh Yoona.
