Gadis berbalut pakaian tidur itu terus berlari di antara kegelapan malam, tanpa mau lagi melihat ke belakang tubuhnya. Menghiraukan angin dingin yang menelusup ke dalam pakaian tipisnya. Pikiran gadis itu hanya terus berlari menjauh dari tempat itu, rumahnya. Tempat di mana selama ini ia tempati dan tinggali. Rumah yang sebenarnya menyimpan banyak kenangan di dalamnya. Rumah tempat ia tumbuh besar dan yang terpenting baginya adalah semua kenangannya bersama sang ibu berada di rumah itu. Tempat ternyaman yang pernah membuatnya tersenyum dan tertawa bersama kedua orang tuanya. Rumah yang kini berubah menjadi neraka dunia untuknya. Semua berubah setelah kedatangan wanita yang menjadi ibu tirinya, bersama anak gadisnya yang sama sama tidak tahu diri.
Sebenarnya bukan niat dari Im Kangta untuk kembali menikah lagi setelah kepergian sang istri. Hanya saja Kangta merasa kasihan pada Yoona, putri cantiknya yang selalu sendiri di rumah selain dengan pelayan di rumah itu. Gadis cantik itu mungkin saja akan kesepian, karena sering ia tinggal bekerja di luar negri mengurus anak cabang perusahaan dan hotelnya. Maka dari itu, ia memutuskan untuk kembali menikah dengan teman wanita semasa SHS nya. Seorang janda yang memiliki seorang putri 2 tahun lebih tua dari Yoona. Kangta berpikir mungkin dengan adanya Victoria dan Tiffany, Yoona tidak akan lagi merasa kesepian. Tapi perkiraan Kangta salah besar. Kangta tidak pernah tahu, jika kehidupan putrinya begitu tersiksa tinggal bersama ibu dan saudara tirinya. Setiap kali ia bekerja keluar negri dan meninggalkan Yoona, gadis itu akan di perlakukan layaknya sebagai pelayan di rumahnya sendiri. Yoona akan di perlakukan dengan baik, hanya jika Kangta sedang berada di rumah. Sungguh malang nasib gadis itu.
Im Yoona, gadis itu di lahirkan di keluarga Im sebagai putri tunggal. Gadis itu selain cantik, ia juga sangat pintar. Parasnya yang cantik bahkan dengan mudah membuat pria di luar sana bertekuk lutut dengan gadis bermata rusa itu. Memiliki ayah dan ibu yang sangat menyayanginya. Tapi sayang saat ia memasuki bangku kuliah, ibunya justru meninggal karena kecelakaan mobil. Kangta yang menginginkan putrinya kembali memiliki seorang ibu, menikah lagi satu tahun kemudian.
Mulai hari itu hidup Yoona bukannya bahagia mendapatkan seorang ibu dan saudara tiri. Yoona justru mengalami hal yang sangat menyakitkan setiap harinya. Gadis cantik itu sering datang ke universitas tempatnya menimba ilmu dengan mata yang bengkak.
Setelah 3 tahun akhirnya gadis itu merasa tidak kuat, dan memilih kabur dari rumahnya setelah ia mendapatkan pukulan di wajah dari ibu tirinya malam itu. Mengakibatkan wajah cantiknya terlihat penuh dengan luka lebam. Gadis Im lebih mengabaikan rasa sakit di wajahnya dan memilih pergi meninggalkan rumah. Kabur di tengah malam seperti ini, apa yang bisa di harapkan seorang gadis seperti Yoona? Jalanan bahkan cukup sepi, bagaimana jika ia bertemu pria mabuk di jalanan nantinya? Harusnya ia ingat jika waktu saat ini sudah menunjukkan pukul 11.30 malam.
Dengan kaki telanjang tanpa alas yang penuh luka dan mengeluarkan darah, Yoona terus saja berlari. Mata rusanya melihat dari jauh sorot lampu sebuah mobil yang akan melewati jalan di depannya. Dengan keberanian yang di milikinya gadis itu melangkah dan berhenti, berdiri di tengah jalan. Merentangkan kedua tangannya ke samping, dengan mata yang terpejam kuat menyadari mobil itu semakin dekat. Telinganya bisa mendengar, bagaimana suara decitan ban yang bergesekan dengan aspal setelah pengemudinya melakukan pengereman mendadak.
Tiba tiba saja mata Yoona mengabur, ia tidak dapat lagi merasakan apapun saat tubuhnya melorot ke bawah dan jatuh terkulai lemas di atas dinginnya aspal.
Seorang pria tampan terlihat keluar dari mobil hitam mewahnya, turun dan melangkah ke arah tubuh yang tepat berada di depan mobilnya. Tatapan prihatin ia berikan pada tubuh gadis yang sepertinya tengah pingsan tersebut. Dengan bantuan sinar lampu dari mobilnya, pria itu bisa melihat bagaimana telapak kaki tanpa alas yang terluka dan berdarah milik gadis itu. Rambut coklat gelap tergerai sepenuhnya menutupi wajah penuh luka lebam itu, menghalangi pandangan mata sang pria. Tanpa berpikir dua kali, pria itu segera mengangkat tubuh kurus di depan dalam gendongannya. Memasukkan gadis itu ke dalam mobil miliknya, kembali berputar arah menuju rumah sakit.