Cklek
Suara pintu terbuka terdengar dengan sangat pelan, begitu seorang gadis berhasil menekan beberapa digit tombol angka yang merupakan kode akses masuk dari luar ke dalam sebuah rumah di depannya saat ini.
Terlalu pelan dan mungkin saja si pemilik rumah yang saat ini sedang berada di dalam sama sekali tidak akan mendengar jika seseorang telah membuka pintu dan kini tengah masuk ke dalam rumah miliknya.
Gadis itu tersenyum lebar begitu pintu di depannya terbuka dan tidak melupakan pula untuk membawa masuk sebuah kantong plastik besar berisi berbagai bahan makanan yang tadi sengaja di belinya di salah satu supermarket saat menuju rumah itu. Kantong plastik besar yang sempat di letakkannya di depan pintu dan kini sudah kembali berada dalam jinjingan salah satu tangan kurusnya.
Setelah sang gadis melewati pintu coklat di depannya, tidak lupa pula salah satu tangan bebas lain miliknya kembali meraih dan menutup pintu dengan tidak kalah pelan.
Langkah kakinya bergerak cukup ringan dan lincah begitu melangkah semakin dalam memasuki bangunan rumah berlantai dua tersebut.
Sepasang mata coklat yang tampak menyerupai mata rusa itu juga berbinar cerah serta bergerak mengedar ke semua sudut ruangan yang ada di seluruh rumah ini. Seolah tengah mencari si empu pemilik rumah yang sama sekali belum tertangkap oleh netranya.
"Ah , kantong plastik ini terlalu berat. Mungkin sebaiknya aku menaruh kantong belanjaan ini di dapur lebih dulu, baru aku akan mencari keberadaannya" monolog sang gadis dengan senyum dan langsung bergegas mengubah haluannya dengan membelokkan langkah kakinya menuju ke arah dapur di sisi kiri bagian rumah ini.
Sembari kakinya terus melangkah menuju dapur, isi kepalanya mulai berpikir dan membayangkan menu apa saja yang akan di masaknya nanti untuk makan malam.
Ah, bukankah tujuan dirinya membeli semua bahan makanan sebanyak itu untuk di olahnya dan di jadikan sebagai masakan lezat untuk di nikmati bersama seorang terkasihnya.
Seiring dengan langkah kaki rampingnya yang terayun semakin masuk lebih ke dalam, indra pendengarannya mulai menangkap adanya suara seseorang dari dalam rumah ini.
Ah bukan! Bukan lagi hanya suara seseorang. Sepertinya terdengar suara lebih dari satu orang yang tengah saling berbincang.
Tapi di mana keberadaan orang orang itu?
Seketika itu juga sang gadis menghentikan langkahnya dan mulai memasang kedua telinganya lebar lebar. Pendengarannya kini mulai fokus mencari dari mana arah datangnya suara. Jika di tilik lebih jauh lagi, sang gadis cukup merasa yakin bahwa suara itu berasal dari salah satu ruangan di lantai satu rumah ini dan pastinya bukan berasal dari kamar yang berada di lantai atas. Karena suara itu terdengar semakin jelas kala dirinya melangkah semakin dalam memasuki rumah itu.
Satu kantong plastik besar yang di jinjingnya berakhir di letakkannya sembarangan dengan pelan di atas lantai keramik mengkilat rumah tersebut. Berusaha untuk sebisa mungkin tidak menimbulkan suara keras akibat ulahnya yang biasanya bertindak terlalu ceroboh. Tentunya semua itu di lakukannya agar tidak menarik perhatian dari orang di sana yang mungkin saja akan mengetahui mengenai kedatangannya secara diam diam di dalam rumah itu.
Memangnya kenapa jika si pemilik rumah mengetahui keberadaannya di dalam rumah miliknya?
Sudah jelas, tujuannya datang kemari secara diam diam bukan untuk mencuri. Lebih tepatnya sang gadis ingin memberikan sebuah kejutan untuk si pemilik rumah.
Rasa penasaran di hatinya yang begitu besar, lantas mengabaikan keinginan sebelumnya untuk melangkahkan kaki menuju dapur terlebih dulu.
Sebelum akhirnya memantapkan hatinya untuk kembali melangkah dengan pelan dan hati hati menuju di salah satu ruangan di sana.