2.5 Jaehyun - Spin off

3.4K 276 13
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kalau patah hati menghasilkan uang, aku mungkin akan menjadi kaya saat ini. Minimal jutawan.
Cowok yang kusukai, ternyata cuma menganggapku teman dan ternyata sudah punya pacar.

Friendzone memang menyedihkan.

Harusnya move on ya ? Tapi bagaimana caranya ? Mencari yang baru saja rasanya tidak sanggup. Ah tapi memang mencari yang baru itu tidak segampang itu. Sekarang aku paham banyak yang sedih bahkan bunuh diri ketika patah hati. Rasanya kosong dan hampa. Benar-benar seperti ada bolongan di dada.

"Y/n hidup ga lo ?" Eva menghampiriku. Aku cuma sedang menidurkan kepala di atas meja sambil melihat ke arah jendela.

"Ng."

Eva menggeleng pelan. Bodo amat dia mau gimana.

"Kelas udah selesai, mau sampai kapan di sini ?"

"Ng."

Eva lagi-lagi menggeleng-gelengkan kepala. Setelah kejadian patah hati di pesta itu, aku mengikuti lompa paper yang syukurnya bisa mengalihkan pikiranku dari Jaehyun. Hebatnya timku mendapat juara 3. Suatu hal baik di atas hal buruk.
Tapi setelah lomba, aku malah nganggur. Tidak juga sih, tugas masih banyak, cuma pikiran saja tidak enak.

"Gue tinggal mau ?"

"Iya, hati-hati Eva." Ucapku singkat, padat dan jelas. Eva sepertinya kesal, suara hentakan kakinya terdengar kencang. Tapi sekali lagi, bodo amat.

Tuk tuk!

Seseorang mengetuk mejaku.

"Ga mau di ganggu." Ucapku.

"Pulang, gue capek nungguin."

Aku langsung mendongak, "Chan ? Lo ngapain di sini ?!"

Haechan dengan barbar menarik tanganku dan keluar kelas.
Aku sedikit merontah tapi lelaki di hadapanku ini masih tidak melepasku. Sampai akhirnya aku menarik paksa dan entah bagus atau tidak, ia melapas tanganku.

"Chan, serius ?! Lo kenapa ?"

"...."

"Lee Haechan, gue ngomong sama lo."

"Hm ?"

"Ngapain di sini ?"

"..."

Aduh, hipertensi nih lama-lama.

"Ayo pulang." Lirih Haechan pelan.

"Gimana ? Lo narik gue cuma buat pulang ? Aduh Chan, mestinya bilang baik-baik do-"

"Y/n ? Kenapa ?"

Aku menoleh, diikuti Haechan dan kami berdua langsung membulatkan mata melihat siapa yang datang.

Jaehyun, bareng Alicia.

"Kamu diganggu dia ?" Tanya Jaehyun sambil menunjuk Haechan. Tentu saja Haechan langsung menautkan alis. Merasa tidak terima dengan ucapan Jaehyun barusan.

"Gak Jae..dia.."

"Gue pacarnya, mau apa lo ?" Serang Haechan. Aku kicep. Diam sejuta bahasa bahkan rasanya kemampuan berpikirku hilang setengah.

"Wah Y/n udah ada pacar ?" Alicia menatapku dengan penuh keterkejutan. Padahal di sini juga sama terkejutnya.

"Oh sorry ya...gue Jaehyun, sahabat Y/n, ini pacar gue, Alicia." Sapa Jaehyun ramah. Kelewat ramah pula.

Haechan menatap tidak percaya ke arah Jaehyun dan pacarnya. Sementara keduanya terlihat bingung karena ditatap begitu oleh Haechan.

"Balik!" Ucap Haechan lalu kembali menarik tanganku.

Kali ini seberapa keras aku meronta, genggaman Haechan tidak lepas, bahkan saat kami sampai di tempat parkir.

"Chan, lo apa-apaan ?!"

"Lo yang apa-apaan! Udah dibilang jangan deket Jaehyun, lo malah mau nyatain perasaan pas pesta, gila lo ?" Serang Haechan.

Wah, ini pasti Eva yang ngasih tahu Haechan. Cuma dia temenku yang kenal sama laki satu ini.

"Emang kenapa ? Ini ga ada hubungannya sama lo, chan!"

"Kalo ada gimana ? Lagian, lo udah janji, Y/n ?"

"Janji ? Soal jangan suka sama Jaehyun itu ? Ga semudah itu Chan, emang kenapa lo sampai bilang so-"

"Gue tahu.."

"Hah ?"

"Gue tahu Jaehyun deket sama Alicia, lama...sejak mereka pdkt gue udah tahu."

Aku diam.

A-apa ? Haechan...tahu ?

"Darima-"

"Alicia itu...kakak temen kampus gue, Hendry. Dia sering cerita soal kakaknya ke gue, makanya gue tahu."

"Gue nyuruh lo jangan suka itu biar lo ga sakit hati. Lo nangis kan ? Sepanjang malam pas pulang dari pesta. Gue tahu Y/n, gue tahu semuanya. Tapi ga bisa berbuat apa-apa selain biarin lo tenang. Walau hati gue sakit denger tangisan lo dari seberang kamar! Lo itu..argh!!" Haechan mengacak rambutnya frustasi.

"Chan...maaf, gue..beneran minta maaf." Aku menunduk dalam. Memang sejak pesta itu, aku menyesal tidak mendengar ucapan temanku ini. Ada perasaan bersalah disana, dan saat dia memberi tahu seperti ini, rasanya rasa bersalahku semakin bertambah.

"Maaf Chan..." Cuma kata-kata itu yang bisa keluar dari mulutku. Tidak ada gunanya menjelaskan tentang ini pada Haechan, karena aku memang yang salah.

Aku merasakan sebelah pipiku disentuh lembut.

"Gue..cuma mau lo bahagia. Ga peduli gimana." Ucapnya pelan.

"Lo itu berarti bagi gue, Y/n. Gue beneran ga mau lo sampai sesakit ini."

Aku mendongak, "kenapa ? Kenapa lo sampai sesusah ini sih ?"

Haechan malah menyeringai kecil, tangan yang semula ia letakkan di pipiku, kini beralih pada puncak kepalaku. Ia mengusap kasar sebelum berkata, "karena lo itu satu-satunya buat gue."

-Spin Off End-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Padahal tahu ga ada yang menantikan cerita ini, tapi aku minta maaf karena update lama huhu.

Sibuk garap kerjaan dan lagi sakit :')
Yang lain libur, sedangkan libur tidak ada dalam kamus kantor saya...

Untuk kalian jaga kesehatan ya, banyak minum air, makan buah dan sayur, jangan lupa rajin cuci tangan, minum multivitamin. Jangan sampai telat tidur. Jaga kesehatan ya semuaa~~

Lalu cuma mau bikin note aja, jadi tiap cerita ini ga ada hubungannya sama cerita-cerita berikut/sebelumnya. Setiap tokoh menjalani kehidupan masing-masing dan universe masing-masing.
Sejak awal memang gak kubikin saling berhubungan, biar imajinasinya gampang.

Pokoknya gitu, jadi jangan bingung ya hehe. Btw, yang mau request cerita dengan akhir sedih-sedih untuk ide story ini boleh komen hehe. Nanti di kasih credit kok kalau mau~
Lalu, makasih banget yang udah mau baca bahkan ngasih vote, emang moodbooster banget huhu, jadi tambah semangat garapnya walau tetap lama update :'( *sujud *maafkan

Ok, kalau gitu See you on next chapter~~

Regards,
Risa

IMAGINE || Nct with sad ending- short story [ TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang