14. Renjun

2.4K 190 10
                                    

(Saran : sambil dengar lagu No Longer ya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Saran : sambil dengar lagu No Longer ya)

#fourteenth is Mr. Renjun Huang...

Happy Reading~~
.
.
.
.
.
.
.

"Welcome back to Renjun Cam! Halo semua apa kabar?"

"Mau sampai kapan kamu nontonin Renjun ?" Tanyaku pada Rin.

"Sampai dia jadi jodohku hehe. Ganteng banget sih anak orang, bangga banget satu kampus sama dia." Ujar Rin. Aku memutar mata malas kalau sudah berhadapan dengan sisi fangirl-nya si Rin.

Kalau kalian tanya siapa Renjun itu, dia adalah si ip sempurna dan icon kampus ini. Kenapa jadi icon ? Ya gini deh, kalau ada yang pintar luar biasa, terkenal, YouTuber juga, ganteng, kebanggaan dosen serta selalu juara 1 atau 2 di tiap perlombaan atau olimpiade bahkan disebut-sebut dapat beasiswa S2 di Standford nanti, apa gak jadi icon kampus ? Atau mungkin negara aja sekalian. Renjun memang beberapa kali ditemui presiden saking hebatnya.

"Kamu itu jadi sahabatnya harusnya bangga tahu gak ?" Dengus Rin. Aku cuma mengangguk malas menanggapi teman baikku ini.

Iya, aku sahabatnya Renjun. Berteman dari kecil, kemana-mana bareng, bahkan kalau mau tahu, yang rekamin Renjun itu aku dan Jeno, teman Renjun juga.

"Y/n, dari tadi ?" Jeno muncul. Sendirian sih.

"Hai Jen!!" Sapa Rin centil. Tuh kan ? Jiwa kucing betinannya kumat.

"Gak juga, dia nonton satu video Renjun aja belum selesai." Ucapku sambil menunjuk gadis yang duduk di depanku dengan dagu.

"Gimana videonya ? Bagus gak ?" Tanya Jeno.

"Hahahaha waduh jangan ditanya deh, lihat nih, udah lima ratus ribu yang nonton, padahal baru semalam diupload."

Aku dan Jeno sama-sama tersenyum. Setidaknya hasil kerja keras tim kami berhasil.
Dibalik suksesnya karir Renjun sebagai YouTuber, hanya ada satu tim berisi 3 orang yang mengerjakan channel dengan jumlah subscriber dua juta itu. Adalah aku, Jeno dan Renjun sendiri.
Berat banget kadang, apalagi saat bentrok dengan tugas kampus, belum lagi kegiatan sosial dan lain-lain. Tapi sangat menyenangkan ketika membaca komen support dari yang menonton, bagi kami, itu adalah penghargaan tersendiri.

"Jadi, mana Renjun, kok ga kelihatan ?" Tanya Rin.

"Dia masih ketemu rektor, bicara soal Stanford itu." Balas Jeno. Aku dan Rin sama-sama membola. Ok, soal ini aku tidak tahu.

"Dia jadi ambil beasiswa itu ?" Tanyaku.

Jeno menggeleng, "belum pasti, soalnya banyak pertimbangan."

"Lho kalau Renjun ke sana, channel Renjum Cam gimana ?"

Deg.

Aku dan Jeno saling bertukar pandang. Sebenarnya ini belum kami bicarakan baik-baik. Kalau Renjun pergi, bagaimana dengan channel itu ? Atau lebih tepatnya 'kami' ?

IMAGINE || Nct with sad ending- short story [ TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang