Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vote pls ?? . . . .
Ketika masih dalam jenjang sekolah, kita memimpikan menjadi dewasa. Rasanya lelah sekali selalu berkutat dengan tugas, ulangan, guru dan hal lainnya. Ingin lulus lalu berkuliah. Tapi saat mulai duduk di bangku kuliah, semua runtuh dan rasanya ingin kembali ke masa sekolah. Beban semakin bertambah ketika kita semakin dewasa. Itu sudah hukumnya, tidak bisa diubah.
Bahkan setelah kuliah pun, peperangan sesungguhnya baru dimulai. Menjalani sisa hidup dan memastikan hari tua kita aman itu sangat susah. Melamar pekerjaan kesana kemari, tak kunjung mendapat panggilan bahkan rasanya sudah ingin menyerah. Hidup sesusah itu, hidup serumit itu. Tapi, ketika bagian masa sekolahmu yang terburuk kembali menjadi bagian masa sekarang, bagaimana perasaanmu ?
Singkatnya, kau bertemu mantan pacar yang sangat ingin kau lupakan, parahnya dialah atasan yang mewawancaraimu.
"Y/n, lulusan ilmu komunikasi, 25 tahun." Ucapnya.
Ah...sial. Dia pasti ingat kan...inilah kenapa aku ingin hilang dari dunia ini.
"Apa yang membuatku harus menerimamu di posisi ini ? Kau tahu manager adalah tangan kananku dan itu tidak mudah. Apalagi kau baru lulus dan telat 2 tahun, benar ?"
Dia memojokkanku.
"Benar, Pak. Saya memang telat 2 tahun karena suatu alasan. Secara pribadi, saya yakin dengan skill dan kemampuan saya. Saya bisa belajar dan mampu memahami dengan baik. Untuk itu, saya melamar menjadi manager pribadi anda." Jawabku mantap dan tidak mau kalah.
Interview kerja adalah masa yang sangat mendebarkan walau berkali-kali ikut. Walau sepertinya, interview kali ini tidak akan bisa kulupakan.
Apalagi di tempat ini. Honan Corporate, adalah perusahaan di bidang property dan entertain. Mereka membawahi banyak cabang perusahaan yang tersebar di seluruh negara. Bahkan memiliki cabang luar negeri. Wakil CEO atau anak founder perusahaan ini adalah Qian Kun.
Dan dia adalah mantan pacarku saat SMA.
Kami hanya beda 2 tahun, tapi dia sekarang menjadi besar bahkan menjadi wakil CEO. Ditambah, dia...semakin tampan-- Oh tidak! Mengingat bagaimana kami putus saja itu membuatku kesal dan takut. Tapi, lupakan. Demi pekerjaan menjanjikan ini, apapun akan kulewati!!
"Hm, kau terdengar percaya diri. Padahal dulu kau tidak seperti itu."
Eh ?
"Pak, apa anda mengenalnya ?" Tanya seorang dengan plat gelar HRD.
Dia mendengus sambil tersenyum, "lupakan. Anda boleh keluar. Terima kasih dan semoga berhasil."
Aku berdiri lalu menunduk dan keluar ruangan. Setelah yakin menutup pintu dengan rapat, aku buru-buru menuju toilet.