IMAGINE || Nct with sad ending- short story [ TAHAP REVISI]

7.6 Haechan - Spin Off

Jangan lupa vote teman-teman ♥️

Kalau ada typo, mohon bantu koreksi ya. Terima kasih, happy reading~

Up sampai disini dulu ya, chapter lain belum sempat di edit2 bagian intronya hehe.

*****

          Ditahun kedua kuliah sambil mengambil alih perusahaan cabang Papa yang bergerak dibidang property dan pangan, kehidupanku berjalan dengan sibuk. Tidak terasa sudah beberapa tahun tidak melihat gadis itu.
Papa sekarang tinggal berada di Amerika. Sibuk dengan perusahaan utama yang bergerak dibidang konstruksi dan elektronik.

       Hari ini, aku duduk di ruangan perusahaan sambil menatap foto seorang gadis yang masih setia berada dalam dompetku.
Tubuhnya ringkih saat itu. Aku benar-benar penasaran bagaimana dia sekarang.
Kudengar panti asuhan itu ditutup dan pindah ke daerah lain. Y/n juga diadopsi. Aku tidak bisa mencari dimana dia sekarang, rasanya seluruh data keluarga itu sejak awal memang tidak dipublikasikan.

Tok tok.

"Masuk." Ucapku.

"Tuan, anda akan meeting lima menit lagi. Mohon bersiap-siap." Ucap Dani, sekretrisku. Aku mengangguk paham lalu mengambil sebuah map dan memberikan itu pada Dani.

"Perusahaan Jn. Corp sudah datang ?" Ucapku.

"Sudah tuan, baru saja. Beliau menunggu di ruang VVIP."

"Bagus."

Begitu masuk ke ruangan yang dimaksud, aku terkejut, seharusnya aku akan bertemu dengan wakil atau direktur Jn. Corp, tapi yang datang adalah CEO Jn. Corp sendiri.

"Saya tidak menyangkah kalau CEO sendiri yang akan datang." Ujarku lalu menyalaminya.

"Aku memang ingin bertemu denganmu, Haechan-ssi. Jangan berbicara begitu formal, mari kita santai saja." Ucapnya.

         Choi Johan, CEO Jn. Corp yang naik menggantikan sang Ayah beberapa tahun belakang. Ia adalah ujung tombak perusahaan yang manjadikan Jn. Corp besar seperti sekarang. Orang dermawan yang sangat terkenal di kalangan elit global.
Perusahaanku memang tidak ada apa-apanya dibanding Jn. Corp.
Suatu hal besar saat tahu perusahaan ini setuju untuk menjalin kerja sama.

"Ok. Deal!" Ucap Johan lalu menandatangani kontrak kami. Aku berdiri lalu menyalaminya.

"Thank you, kau tidak akan menyesal."

"Aku harap begitu, kau seharusnya berterima kasih pada adik perempuanku. Dia terus berkata bahwa kau sangat kompeten dan sangat bagus bila bekerja sama denganmu."

Aku mengerutkan dahi, "adik perempuan ? Bukannya kau memiliki 2 adik laki-laki ?"

"Ah, iya. Ayahku sangat menginginkan anak perempuan, jadi beberapa tahun lalu kami mengangkat dia menjadi bagian keluarga kami. Ah iya, apa kau mengenal adikku ? Dia berkata seolah kalian sudah lama berkenalan."