5. Preparation

1K 60 6
                                    

Aisyah sudah berdiri di depan lemari gaun yang ada di sebuah butik terkenal. Dia harus memilih satu dari puluhan koleksi terbaru karya butik teman Tante Veronica itu.

Semua gaunnya indah, bahkan sangat indah. Namun, Aisyah tidak ingin memilih. Dia hanya menatap gaun-gaun itu dengan tatapan malas.

"Syah, udah dipilih belum gaunnya? Mau yang mana buruan" ucap Jesica membuyarkan lamunan Aisyah.

"Ehm Aisyah bingung Mah" jawab Aisyah.

"Yang ini aja gimana?" ucap Veronica sambil memperlihatkan gaun berwarna putih dengan atasan rendah dan bawahan yang panjang tergerai.

"Bagus banget" ucap Jesica.

"Ini keluaran terbaru Jeng, namanya gaun cetar hiya hiya ulululu muachh" ucap Sally, designer gaun tersebut.

"Ah Jeng Sally bisa aja kasih namanya" ucap Veronica menahan tawanya.

"Yaudah yang itu aja" ucap Aisyah mengiyakan.

"Ashiap cecansnya akoh. Untuk kebayanya mau yang mana?" tanya Sally.

"Eh pilih kebaya juga?" tanya Aisyah terkejut.

"Lah emangnya, ijab kabulnya mau pake gaun selebar itu???" tanya Jesica.

"Iya dong. Emang kenapa?" tanya Aisyah.

"Ribet cinta, ijab kabul pake kebaya. Ntar dress nya buat resepsi gitu lho" ucap Sally menjelaskan.

Aisyah hanya menggangguk mengerti kemudian Sally pergi mengambil sebuah kebaya dan memperlihatkan kebaya itu. Kebaya berwarna putih dan dihiasi mute-mute kecil menambah kesan indah kebaya ini.

"Ini, gimana?" tanya Sally.

Aisyah mengangguk dan tersenyum menatap kebaya itu. Jesica, Veronica, dan Sally pun ikut tersenyum gembira melihat Aisyah.

"Ari gak kesini Tan?" tanya Aisyah pada Veronica.

"Oh Irham. Enggak lagi pesen gedung dia sama Om dan Papah kamu. Masalah baju gampang dia mah, tinggal sesuain sama gaun kamu" ucap Veronica menjelaskan.

"Ini mah bener-bener niat banget sih!" batin Aisyah.

📚📚📚

Pagi ini Aisyah di buat bete oleh kehadiran tamu yang tak di undang ke rumahnya itu. Dia datang ke rumah untuk menjemput Aisyah agar bisa pergi ke sekolah bersama.

Siapa lagi jika bukan Ari, cowok ini menyapa Mamah dan Papah Aisyah dengan sangat sopan dan ramah. Sungguh berbeda dengan kelakuannya pada Aisyah.

"Pencitraan" gumam Aisyah.

Ari yang mendengar ucapan Aisyah itupun menatap Aisyah sambil tersenyum ke arah Aisyah. Ari mengulurkan tangannya seraya mengajak Aisyah untuk bergandengan.

Namun, dengan cepat Aisyah menepis tangan Ari dan berjalan mendahului Ari menuju mobil merah berplat nomor B 054 RI yang terparkir rapi di halaman rumah Aisyah.

Ari bersalaman dengan kedua orang tua Aisyah dan menyusul Aisyah memasuki mobilnya. Dia menyalakan mesin mobilnya, melaju menuju sekolah.

"Stop!" ucap Aisyah tiba-tiba.

"Masih jauh" ucap Ari.

"Gue bilang stop ya stop dong! Lo denger gak sih?!" ucap Aisyah emosi.

"Nanti, di perempatan deket sekolah lo turun. Jangan di sini kejauhan, gue tau kok lo gak mau orang-orang pada tau hubungan kita" ucap Ari.

After You || ArsyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang