8. Come to Me

944 71 4
                                    

"Dev" panggil Aisyah setibanya di parkiran.

"Udah siap? Ayo" ucap Devano sambil menggandeng tangan Aisyah.

Aisyah segera melepaskan gandengan tangan itu dengan kasar dan menatap Devano sendu.

"Kenapa?" Tanya Devano heran.

"Hari ini gue gak bisa pergi sama lo Dev" ucap Aisyah pelan.

"Kenapa? Lo kan udah janji sama gue" ucap Devano kecewa.

"Iya, tapi gue ada hal yang lebih penting Dev" ucap Aisyah meyakinkan Devano.

"Oh cowok yang tadi? Yaudah kalo itu mau lo" ucap Devano dingin.

"Lo gak marah kan?" Tanya Aisyah.

"Gak. Lo tenang aja, kita bisa pergi lain kali" ucap Devano.

"Yaudah kalo gitu. Thanks ya Dev, gue pergi duluan" ucap Aisyah tergesa-gesa kemudian cewek itu berlari kembali memasuki gedung sekolah.

Aisyah yakin Ari pasti belum pulang. Tapi dia harus cari kemana? Aisyah berpikir sebentar sebelum akhirnya memilih untuk pergi ke kelas Ari.

Aisyah membuka pintu kelas Ari yang sudah tertutup rapat. Kelasnya kosong, tak ada Ari di sana. Aisyah kembali keluar dan berlarian menyusuri koridor sekolah dengan perasaan khawatir.

"Syah" panggil seseorang.

Aisyah menatap ke arah sumber suara tersebut yang ternyata adalah Azka dan Zaki yang menatapnya santai.

"Ari mana?" Tanya Aisyah langsung.

"Kalian kenapa sih? Musuhan lagi? Capek gue dengernya!" Jawab Azka malas.

"Itu gak penting. Sekarang Ari mana?" Tanya Aisyah tak sabaran.

"Di kantin" jawab Zaki cepat.

"Iya noh gara-gara lo tuh. Kayanya dia habis berantem, tangannya berdarah" ucap Azka kesal.

Tanpa memperdulikan ucapan ngelantur Azka, Aisyah segera berlari menuju kantin untuk menemui Ari. Sedangkan Azka dan Zaki hanya saling tatap satu sama lain.

"Kenapa tuh cewek?" Tanya Azka.

"Biarin aja. Lanjut UKS" ucap Zaki.

"Oh iyaya. Mau ngambilin obat merah sama perban buat si Ari" ucap Azka.

📚📚📚

Aisyah berdiri tepat di depan Ari yang sedang duduk sendirian sambil memejamkan matanya di salah satu kursi di Kantin. Cowok ini menyandarkan bahunya dan menikmati sepoi-sepoi angin yang bebas bergerak di sekitarnya.

Benar kata Azka, tangan cowok ini berdarah. Apa iya ini karena dirinya? Ah Aisyah benar-benar merasa bersalah saat ini. Setidaknya sekarang Aisyah harus mengobati luka Ari dulu.

"Ri" panggil Aisyah pelan tetapi berhasil membuat Ari membuka matanya.

"Syah, lo ngapain di sini? Devano gimana?" Tanya Ari bingung.

"Lo kenal sama dia?" Tanya Aisyah.

"Enggak, gue gak kenal" jawab Ari cepat.

"Ini tangan lo kenapa?" Tanya Aisyah sambil memegang tangan Ari.

"Jangan dipegang, sakit" ucap Ari sambil berusaha melepas tangan Aisyah.

"Ya lo jawab. Ini tangan lo kenapa?" Tanya Aisyah dengan nada membentak.

"Galak banget sih. Gue gak papa, lo gak usah khawatir" jawab Ari santai.

After You || ArsyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang