35. I'll Stay

600 53 28
                                    

"Terserah. Kalo mau pergi yaudah gue gak papa kok" ucap Aisyah setengah berteriak kemudian gadis ini memasuki kamar dan mengunci pintu kamarnya.

"Syah?"

"Gue gak denger!!!!" Ucap Aisyah berteriak.

"Gak denger kok bisa jawab?" Tanya Ari heran.

"Suka-suka gue dong" jawab Aisyah ketus.

"Yaudah deh gue pergi sekarang. Tapi emang lo gak mau nitip sesuatu gitu?" Tanya Ari sambil menaikkan volume suaranya agar Aisyah bisa mendengar.

"Maksudnya?" Tanya Aisyah yang tiba-tiba membuka pintu kamar dan berdiri dengan rasa penasarannya di depan Ari.

"Mau nitip apa? Biasanya juga kalo gue pergi lo nitip sesuatu. Bakso, seblak, atau martabak gitu" ucap Ari menjelaskan.

"Bentar-bentar. Sebenernya lo mau pergi kemana sih? Bukannya mau ke luar kota buat kuliah? Kenapa ada nitip bakso, seblak, martabak segala?" Tanya Aisyah bingung.

"Makanya kalo gue ngomong dengerin dulu. Gue itu mau pergi ke rumah Azka" ucap Ari.

"Terus ke luar kotanya?? Bukannya lo ketrima snmptn??" Tanya Aisyah.

"Lo mau gue ke luar kota yah? Hmmm ternyata kita belum sehati" ucap Ari sedih.

"Enggak, bukan gitu maksudnya. Terus kuliahnya gimana?? Snmptn nya?" Tanya Aisyah.

"Gue gak daftar" jawab Ari singkat.

"Apa?!! Bukannya lo pengin kuliah di luar kota ya makanya lo daftar snmptn" ucap Aisyah terkejut.

"Iya gue emang pengin kuliah di luar kota" jawab Ari.

"Terus kenapa gak daftar??! Gimana sama keinginan lo itu? Apa lo gak mau wujudin keinginan lo Ri? Kok lo kaya menyia-nyiakan kesempatan gitu? Gimana dengan masa depan lo Ari?!" Ucap Aisyah khawatir.

Aisyah memang ingin Ari tetap disisinya, tapi disisi lain dia tak ingim rasa egoisnya itu pada akhirnya menghalangi Ari untuk menggapai mimpinya. Ari berhak menggapai mimpinya dan Aisyah harus berada disisinya.

"Harusnya lo mikirin masa depan lo" lanjut Aisyah dengan suara lirih.

"Kenapa lo khawatir sama masa depan gue, kalo masa depan gue itu udah ada didepan gue" ucap Ari serius.

"Ri.."

"Syah, masa depan gue itu lo. Kenapa gue harus jauh-jauh ke luar kota dan gak bisa selalu disisi lo, kalo disini pun banyak kampus yang gak kalah bagus juga. Gak masalah kuliah dimanapun, karena yang terpenting itu ilmunya" jawab Ari.

"Tapi gue tau kuliah diluar kota itu keinginan lo" ucap Aisyah sedih.

"Itu dulu. Semenjak ada lo, keinginan gue itu satu. Menua bareng lo" ucap Ari serius.

"Lo bisa kan?" Lanjut Ari sambil meraih tangan Aisyah dan meyakinkan gadis itu.

Aisyah menatap kedua mata Ari, ada ketulusan yang Aisyah lihat dan rasakan saat ini. Gadis ini mulai tersenyum dan mengangguk dengan semangat.

"Gue seneng" ucap Ari sambil meraih tubuh Aisyah dan memeluknya erat.

"Gue juga" jawab Aisyah malu-malu.

Brakk...

"Pantesan ditungguin lama banget. Gak taunya lagi mesra-mesraan anjir" ucap Azka yang tiba-tiba masuk dan memergoki Ari dan Aisyah yang tengah berpelukan.

"Oh my eyes!" Ucap Zaki sambil menutupi matanya dengan telapak tangannya.

"Jomblo gak kuat liat ginian. Jiwa kesepiannya meronta-ronta ingin dipeluk juga. Zak, tolong beri gue pelukan" ucap Azka sambil membuka kedua tangannya dan bersiap memeluk Zaki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After You || ArsyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang