29. Teacher

563 72 26
                                    

Langkah Ari terburu-buru memasuki kantor. Beberapa kali dia menabrak karyawan yang juga berlalu lalang. Pikirannya memang sedang tidak fokus, tubuh Ari memang ada di kantor, tetapi pikirannya entah kemana menyusuri Aisyah yang tadi terlihat kecewa padanya.

"Maafin gue yang lagi-lagi ngecewain lo, Syah" ucap Ari pelan.

"Irham! Sedang apa disini? Cepat masuk ruangan, meeting nya udah mulai" ucap Papih yang baru saja keluar dari ruang meeting dan hendak mencari Ari.

"Iya Pih" jawab Ari lemas, kemudian lelaki itu berusaha tersenyum sambil berjalan masuk ke ruang meeting.

Selama meeting Ari terlihat hanya diam dan tidak melakukan aktivitas apapun selain menatap ponselnya yang dia letakkan di depan dirinya. Hal ini membuat Papihnya menghembuskan napas melihat tingkah anak sulungnya itu.

Biasanya, Ari akan sangat fokus dan profesional serta memberikan banyak masukkan pada saat meeting berlangsung. Namun, kali ini hingga akhir meeting-pun Ari tetap bungkam dengan tatapan matanya yang kosong.

"Ham, kamu ada masalah?" Tanya Papihnya.

"Ah.. Itu enggak kok Pih. Irham gak ada masalah" jawab Ari terbata.

"Kamu keliatan gak fokus hari ini. Yasudah, kamu boleh pulang cepat hari ini" ucap Papihnya dan dibalas tatapan bersrmangat dari Ari.

"Serius Pih?" Tanya Ari antusias.

"Sudah sana pulang, sebelum Papih berubah pikiran. Kamu itu kepala keluarga sekarang, kamu harus bisa selesain masalahmu dengan dewasa Ham. Papih yakin kamu bisa" ucap Papihnya menyemangati.

"Papih.. Kan Irham udah bilang. Irham gak ada masalah. Yaudah Irham pamit pulang ya Pih" ucap Ari sambil menyalami tangan Papihnya itu.

"Iya Hati-hati"

📚📚📚

Ari memarkirkan mobilnya sembarang di halaman rumahnya. Lelaki ini menatap Aisyah yang tengah terduduk di depan sebuah bunga kecil yang ada di halaman rumahnya. Apa yang Aisyah lakukan? Pikir Ari.

"Syah, lo lagi ngapain?" Tanya Ari.

"Bunga ini kasihan yah" ucap Aisyah masih menatap bunga kecil itu.

"Dia hidup sendirian di halaman seluas ini. Bahkan bunga-bunga besar pun jauh dari jangkauannya" ucap Aisyah sambil menatap sekelompok bunga yang tertanam rapi di ujung halaman.

"Nanti kita pindahin ke pot, terus di taro di samping bunga besar itu, oke?" Tanya Ari.

"Apa dengan cara dipindahin bunga itu bakal jadi keluarga dan saling percaya?" Tanya Aisyah menatap Ari lekat.

"Apa maksud ucapan Aisyah? Apa dia sedang marah padanya sekarang?" Pikir Ari.

Ari memegang tangan Aisyah erat dan menuntunnya untuk berdiri di depannya. Tatapan matanya polos dengan senyuman kecil diwajah mungilnya, cantik persis seperti bunga kecil itu.

"Syah, gue percaya sama lo. Dan gue gak ada nyembunyiin apa-apa dari lo" ucap Ari sambil menatap Aisyah.

"Gue percaya sama lo Ri. Gue cuma gak mau lo gak tanggung jawab sama kerjaan lo tadi. Papih emang pemilik perusahaan, tapi bukan berarti lo bisa seenak lo gak masuk kantor. Gue juga minta maaf karena ngajak lo makan di warteg" ucap Aisyah sambil menunduk.

After You || ArsyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang