19. I'm wrong

944 74 14
                                    

Ari mendengar semua yang Aisyah ucapkan di kamarnya. Dia meneguk salivanya kasar. Jadi selama ini Aisyah masih belum percaya terhadapnya? Dia menganggap Ari adalah orang yang gak baik untuk dirinya?

Ari mengusap wajahnya kasar. Bagaimana bisa seorang suami tidak mendapat kepercayaan dari istrinya sendiri? Suami macam apa Ari ini? Dia merasa benar-benar tidak berguna sekarang.

"Ham? Kenapa masih di luar? Masuk sanah, bujukin Aisyah buat makan malam. Mamih khawatir sama Aisyah" ucap Veronica.

"Iya Mih" jawab Ari.

"Nanti langsung nyusul ke meja makan aja ya. Kita tunggu" ucap Veronica.

"Iya Mih" jawab Ari sambil masuk ke kamar Aisyah.

Aisyah terdiam sambil menatap jendela kamarnya yang terbuka lebar. Tatapan matanya kosong, bibirnya mengering, dan rambutnya sungguh berantakan. Dada Ari kembali sesak melihat kondisi cewek ini.

"Syah" panggil Ari pelan.

"Kita makan yuk. Jangan sampe sakit" bujuk Ari.

Aisyah tetap diam dan tak berniat mengiyakan ajakan Ari.

"Besok ikut gue" ucap Ari sambil duduk di samping Aisyah.

"Ada sesuatu yang belum gue ceritain ke lo. Lo akan tahu jawabannya besok" lanjut Ari.

Aisyah menatap Ari terkejut. Apa yang akan Ari tunjukkan padanya?

"Kita makan" ucap Ari lagi.

"Gue gak laper" jawab Aisyah pelan kemudian cewek ini kembali termenung.

"Lo gak boleh sakit Syah" ucap Ari sambil duduk di samping Aisyah menatap ke luar jendela.

"Gue gak pengen makan Ri. Gue lagi pengen sendiri" ucap Aisyah tanpa menatap Ari.

"Syah.."

"Keluar" ucap Aisyah tegas.

"Aisyah, lo gak.."

"Gue bilang keluar ya keluar!! Budek?!" Ucap Aisyah kasar.

Ari meremas tangannya kuat-kuat. Cowok ini menatap Aisyah yang sudah menitikkan air matanya itu. Bagaimana bisa dia meninggalkan Aisyah di saat kondisinya rapuh seperti sekarang?

Ari mendekat ke arah Aisyah dan memeluk cewek itu erat. Ari merasakan tangisan Aisyah yang semakin keras. Sepertinya cewek ini sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi. Ari mengeratkan pelukannya, berusaha memberikan ketenangan pada Aisyah.

Cukup lama Aisyah menangis dipelukan Ari, membuat kemeja yang digunakan cowok itu basah oleh tangisnya.

Perlahan Aisyah melepas pelukan Ari, dia menatap Ari lekat. Membuat Ari ikut menatapnya lekat juga.

"Tunjukkin semuanya ke gue" ucap Aisyah.

"Pasti" jawab Ari yakin.

"Lo bisa percaya sama gue" ucap Ari lagi.

Aisyah mengangguk sambil tersenyum.

"Kalo gini kan cantik" ucap Ari sambil mengelus pucuk kepala Aisyah.

Kruyukkkk....

"Ah itu bukan suara perut gue" ucap Aisyah gugup.

"Oh ya? Terus suara apa?" Tanya Ari.

"Ya mana gue tau. Bisa aja itu suara pintu atau suara AC" ucap Aisyah mengeles.

"Hahaha. Mana ada sih suara pintu sama AC kaya gitu. Udah ah ayo makan, itu tuh suara cacing di perut lo yang minta di suapin" ucap Ari sambil tertawa.

After You || ArsyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang