Jam dinding kantor menunjukkan pukul 9 malam, Ari masih setia dengan dokumen-dokumen yang ada di depannya. Hari ini sungguh melelahkan sekali bagi Ari karena banyaknya dokumen yang harus dia cek satu persatu.
Ari memijat kepalanya sebentar dan memilih untuk menyudahi kegiatannya itu. Dia memasukkan beberapa dokumen yang belum selesai di cek ke tas ranselnya dan bergegas untuk pulang.
Ari mengambil kunci mobil yang dia letakkan di mejanya dan berjalan keluar dari ruangannya. Senyumnya mengembang sempurna saat membayangkan dia akan cepat bertemu dengan Aisyah sekarang.
Setelah perjalanan yang singkat karena Ari mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ari sudah berdiri tegak di depan rumahnya.
Ari melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Ari menghembuskan napasnya saat melihat kondisi ruangan yang gelap karena beberapa lampu sudah padam. Senyumnya luntur saat melihat Aisyah yang sudah terbaring di balik selimut dengan wajah yang tertutup selimut pula.
Ari mendekat ke arah Aisyah dan membuka selimut yang menutupi wajah cewek itu perlahan.
"Wajahnya jangan ditutup ntar engap" ucap Ari pelan karena tidak mau membangunkan Aisyah.
Namun, Ari terkejut saat mengetahui bahwa Aisyah belum tertidur. Cewek ini tengah menangis sambil menggenggam erat bantal gulingnya. Ari segera memeluk Aisyah dan menenangkannya.
"Kenapa? Lo ada masalah apa? Bilang ke gue, Syah" ucap Ari sambil memeluk Aisyah erat.
Aisyah mencengkram erat kemeja Ari sambil terus mengeluarkan air matanya. Tentu saja hal ini membuat Ari semakin bingung dan khawatir dengan apa yang terjadi pada Aisyah.
Ari terdiam dan membiarkan dirinya menjadi sasaran Aisyah yang masih saja memeluk, mencengkram, dan menangis secara bersamaan. Bahkan pundak kemeja Ari sudah basah kuyup oleh air mata Aisyah.
"Ariiii" panggil Aisyah sambil melepaskan pelukannya dan menatap Ari.
"Tenangin diri lo dulu Syah" ucap Ari lembut.
"Gue gak bisa tenang Ri! Perut gue sakit banget" ucap Aisyah sedih.
"Perut? Lo belum makan? Kenapa gak bilang sih, gue bisa beliin apa aja di jalan pulang tadi" ucap Ari khawatir.
"Bener beliin apa aja?" Tanya Aisyah.
"Iya, apapun bakal gue beliin buat lo" jawab Ari yakin sambil mengusap air mata Aisyah dengan kedua ibu jarinya.
"Tapi gue gak laper" ucap Aisyah tiba-tiba.
"Gak usah bohong. Udah gue bikinin bubur yah buat lo" ucap Ari.
"Gue udah makan duluan" ucap Aisyah.
"Lo nggak nungguin gue pulang? Kok malah makan duluan sih" ucap Ari sedikit kesal.
"Gue pikir perut gue sakit karena belum makan, jadi gue makan duluan. Gue juga udah masak buat lo kok Ri. Jangan marah" ucap Aisyah sambil memegang erat tangan Ari.
"Dahlah. Gue mau mandi dulu" ucap Ari hendak pergi menuju kamar mandi.
"Tunggu. Ari jangan marah!!" ucap Aisyah sambil memegangi tangan Ari.
Ari hanya diam mematung.
"Perut gue beneran sakit katak! Lo gak lihat gue sampe nangis nahan sakitnya dan lo malah marah ke gue dan mau ninggalin gue iya?!" Ucap Aisyah kesal.
Ari membalikkan tubuhnya dan berlutut di depan Aisyah yang masih terduduk di tepi ranjangnya. Kedua mata Ari menatap Aisyah dalam, mengisyaratkan agar Aisyah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
After You || Arsyah
Fanfiction[ completed ] "Lo adalah cowok terngeselin yang pernah gue kenal!" ucap Aisyah setengah berteriak. "Bodo. Yang penting gue masa depan lo" jawab Ari santai. After you come... hidupnya berubah, ketenangan jiwanya hilang sudah, karena cowok sialan yang...