17. Brittle

864 69 14
                                    

Setelah kejadian di kantin, Aisyah menjadi sosok pendiam dan malas melakukan apapun. Apalagi dengan Ari, cewek ini berusaha sebisa mungkin untuk tidak berhadapan dengan Ari meski mereka tinggal satu rumah.

Faktanya hari ini saja dia pergi ke sekolah lebih pagi dari biasanya menggunakan taksi, Aisyah bahkan sengaja tidak membangunkan Ari yang tertidur di shofa ruang tengah. Aisyah pergi diam-diam dan hanya meninggalkan roti selai kacang dan susu di meja makan.

Tinggal satu langkah lagi menuju kelasnya, Aisyah dikejutkan dengan penampakan nenek sihir berkedok malaikat yang sudah menghadangnya di tengah pintu kelasnya. Siapa lagi jika bukan Angel? Cewek yang berhasil membuat Aisyah emosi setengah jiwa.

"Oh jadi ini yang namanya Aisyah? Secantik apa sih kok bisa Ari suka banget sama lo" ucap Angel sambil meremas kedua pipi Aisyah dengan satu tangannya.

"Lepasin!" Ucap Aisyah berusaha menyingkirkan tangan kotor Angel dari wajahnya.

"Biasa aja sih. Masih cantikan gue kemana-mana" ucap Angel dengan pedenya.

"Yakin lo cantik? Kok Ari gak milih lo sih?" Tanya Aisyah.

"Dia bukan gak milih gue. Cuma belum milih aja" jawab Angel sinis.

"Hah? Hahahaha bangun woy ini udah siang. Mimpi mulu lo!" Ucap Aisyah tertawa.

Plak....

Pipi kanan Aisyah terasa panas akibat ulah tangan Angel yang menamparnya. Cewek ini menatap Aisyah serius, tatapan marah dan penuh kebencian.

Aisyah tersenyum membalas tatapan itu. Siapa dia sampai berani menamparnya?

"Cuma karena cowok yang lo suka lebih milih sama gue. Terus lo nampar gue?" Tanya Aisyah sambil menunjuk pipinya yang memerah.

"Hello? Salah gue apa?" Ucap Aisyah melanjutkan.

"Gue sama Ari itu udah deket dari lama. Jadi jangan bikin gue emosi dengan datangnya orang baru yang mirip sampah yaitu lo!" Ucap Angel sambil mendorong tubuh mungil Aisyah.

Angel mengibaskan rambut pirangnya dan berjalan dengan angkuhnya meninggalkan Aisyah yang masih mematung di depan kelasnya.

📚📚📚

Matanya yang tertutup rapat perlahan mulai terbuka sedikit demi sedikit. Ari segera mengambil ponselnya yang terletak di meja dan menatap layar ponsel itu frustasi.

"Jam 7? Anjir gue kesiangan!!" Ucap Ari sambil beranjak dari shofa menuju kamar mandi.

Lima menit berlalu, Ari sudah berdiri di depan cermin sambil mengancing kemejanya. Di ambilnya tas ransel miliknya sambil berjalan menuju garasi.

"Anjir lupa pake sepatu" ucap Ari saat melihat kakinya yang masih telanjang tanpa alas kaki.

Ari segera berlari kembali mengambil sepatunya di rak. Tanpa ba bi bu lagi dia mengambil sepatu yang ada dan langsung memakainya.

Di tengah perjalanan, Ari merutuki dirinya yang tertidur seperti kerbau dan sulit untuk bangun jika tidak ada yang membangunkannya. Ah dia baru ingat kenapa Aisyah tidak membangunkannya? Sepertinya Aisyah masih marah padanya.

"Pak, bukain dong" ucap Ari pada Pak Rohman, security sekolah.

"Lah koe maning, koe maning. Weslah hayu masuk" ucap Pak Rohman membukakan gerbang.

"Oh tidak semudah itu fergusooo" ucap seseorang sambil menjewer telinga Ari.

Ari menghembuskan napasnya kasar saat melihat Bu Zahra yang sudah siap menghukum dirinya yang terlambat.

After You || ArsyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang