When You Love Someone

6.9K 745 48
                                    

Kalea berjalan gontai menyusuri koridor sekolah sembari mendengarkan musik lewat headphone yang tersangkut di lehernya. Ia tidak memasangnya di telinga karena malas. Sesekali ia bersenandung kecil karena musik yang terputar adalah salah satu musik kesukaannya.

Sedang asyik-asyiknya bernyanyi, tiba-tiba saja headphone yang ada di lehernya tertarik ke belakang. Merasa diusili, Kalea berbalik ingin mengamuk pada tersangka yang menarik headphone-nya dari belakang.

"Mau sampai kapan terjebak di zona nyaman terus?" tanya si tersangka tersebut.

"Rain! Resek banget sih lo!" marah gadis berambut sebahu itu merampas kembali headphone-nya dari tangan Rainer dan menggantungnya kembali di leher.

Rainer terkekeh. Memang tidak ada sopan-sopannya Kalea ini. Sudah jelas umur mereka terpaut satu tahun, tapi Kalea tidak pernah memanggilnya dengan sebutan Kakak.

"Dengerin apa sih?" tanya pemuda itu menyejajarkan langkahnya dengan Kalea.

Gadis itu menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan judul musik yang ia dengar. When You Love Someone, lagu milik Endah N Rhesa yang juga menjadi favoritnya Rainer Anggaraksa.

"Cih, bucin" ledeknya membuat Kalea naik darah.

"Eh, ini juga lagu kesukaan lo ya! Sok ngatain bucin!"

Rainer tertawa lagi kini lebih lebar. Kemudian matanya menangkap proporsi tubuh laki-laki tinggi yang berjarak sekitar lima meter di depan mereka.

"Tuh, gebetan lo tuh. Gue cepuin, ah," godanya bersiap mengejar orang yang katanya gebetan Kalea itu.

"Nggak usah ngadi-ngadi!" terlambat. Pemuda Anggaraksa itu sudah lebih dahulu berlari mengejar Jarrel-yang katanya gebetan Kalea sejak kelas 10.

Rainer merangkul Jarrel dari belakang. Membicarakan sesuatu yang tidak Kalea tau. Yang jelas mereka tampak tertawa bersama sambil sesekali Rainer melirik ke arahnya. Terakhir sebelum berbelok, Rainer menjulurkan lidahnya pada Kalea dan membuat gadis itu mengerut heran. Namun begitu, ia tetap tersenyum sumir dengan tingkah Rainer yang sedikit menyebalkan.

"Pagi-pagi liat doi emang paling pas ya, gaes, ya," goda seorang lagi dari belakang sembari mencolek dagunya. Dia Celin yang langsung kabur masuk kelas.

"Dih, apaan woi!" seru Kalea malah salah tingkah.

Kelas sudah sedikit ramai. Bahkan Summer sudah duduk di kursinya sambil mengetikkan sesuatu di laptop. Kalea mengikuti langkah Celin yang mengintip pekerjaan Summer.

"Apaan tuh?" tanya Celin.

"Proposal buat International Youth Day besok," jawab Summer tanpa menoleh.

Setelah mendengar jawaban itu, Kalea dan Celin pergi menuju meja mereka yang ada di depan Summer. Celin mengikat rambutnya dengan scruncie yang sejak tadi melingkar di pergelangan tangannya. Setelah rambutnya terikat rapi, gadis itu mengeluarkan buku serta penanya.

"Kal, liat tugas matematika lo. Gue ragu di nomor tiga."

Kalea mengeluarkan buku tugasnya untuk diperlihatkan pada Celin. Setelahnya ia memilih membuka novel dan memasang headphone-nya di telinga. Pagi-pagi baca novel romansa ditemani musik Hivi itu emang paling pas. Apalagi tadi udah ngeliat doi pamer senyum manisnya. Lumer sudah hati Kalea.

Di tengah kesunyian pagi kelas IPA 2, sebuah seruan nama melengking memecah keheningan yang ada. "CEDRIIICCC!!!!" bahkan yang tertidur sampai terlonjak kaget karenanya.

Si empu nama yang diteriaki dengan lantang berlari keluar kelas setelah mengambil barang yang tadi dicurinya.

"Balikin scruncie gue!!!" seru Celina meninggalkan tugas yang tadinya ingin ia periksa demi mengejar Cedric yang mencuri scruncie-nya.

Nabastala ke TujuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang