Hari ini pun akhirnya tiba. Hari di mana dengan penuh perjuangan Summer dan Cedric mempersiapkannya. Stan bazar sudah mulai dibuka. Beberapa anggota masih mondar-mandir mempersiapkan yang kurang. Seperti Summer yang sejak kemarin sibuk ke sana kemari demi mempersiapkan acara ini. Gadis itu kini berada di aula, memeriksa beberapa hal penting karena takut ada yang terlewat. Di sebelahnya berdiri seorang pemuda tampan dengan kaus polos yang dilapisi dengan kemeja flanel. Rambutnya sedikit ditata hingga penampilannya tampak seperti penyanyi profesional.
"Lo nanti liat gue perfom, 'kan?" tanya Hannan.
"Kalau sempet. Gue sibuk banget ini, kalau nggak nonton gue liat dari dokumentasi aja besok," jawab gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya dari buku kecil sebagai catatan.
"Ah, nggak mau...gue maunya lo liat langsung. Ini lagu buat lo soalnya."
Summer menghela napasnya. Laki-laki ini tidak tahu apa ya sebanyak apa pekerjaan Summer sekarang?
"Kalau sempat ya Hannan," balasnya kemudian pergi meninggalkan aula. Ia sudah mengecek semuanya dan semua sudah lengkap. Tak ada yang kurang.
✧
Stan bazar sudah mulai dibuka. Mulai dari kosmetik, makanan, minuman, bahkan aksesoris-aksesoris kecil seperti pita rambut dan scruncie. Di salah satu stan, seorang siswi tengah membantu Mamanya mempersiapkan kue yang akan dipajang. Gemmi Pranindhya, Mamanya yang mempunyai bakery ikut berpartisipasi dalam acara yang diadakan sekolah anaknya.
"Kakak kamu ke mana?" tanya Mama menghampiri anak gadisnya yang hampir selesai menata cupcake.
"Nggak tau, lagi siap-siap mungkin bareng timnya," jawab Gemmi tanpa menoleh.
"Ya udah, kamu bareng teman kamu aja sana. Biar nanti karyawan Mama aja yang lanjutin," Mama mengambil alih pekerjaan anaknya. Wanita itu kemudian memindahkan cupcake yang tadi sudah ditata Gemmi ke dalam kotak kecil.
"Nih, sekalian kasih sama Jarrel," sambung beliau menyerahkan kotak kecil berisi dua cupcake kepada anak gadisnya. Gemmi menghela napas namun menerima juga box itu kemudian membawanya pergi.
Mamanya dan Mama Jarrel itu sudah bersahabat sejak SMA. Sampai sekarang pun hubungannya baik dan tak pernah renggang meski sudah dua puluh tahun berteman. Selain di sekolah, Gemmi dan Jarrel juga sering bertemu saat ikut Mama ke acara-acara tertentu. Namun mereka tak cukup dekat untuk jadi sahabat seperti orang tua mereka. Hanya sebatas teman sekelas. Berbeda dengan Gemma, mungkin kakak kembarnya jauh lebih dekat dengan Jarrel daripada dirinya. Karena selain mereka berada di satu tim basket yang sama, mereka juga sudah jadi teman bermain dari kecil.
Gadis itu menuju lapangan indoor yang mana ramai panitia acara mondar-mandir dan tim basket yang sedang pemanasan. Gemmi juga dapat melihat Kakaknya sedang meregangkan otot kaki bersama dengan Jarrel.
"Jar!" panggil Gemmi agak menggema hingga beberapa orang menoleh ke arahnya termasuk si kakak kembar.
Gemmi mengangsurkan box itu. Peka seakan ini bukan pertama kalinya, lelaki berhidung mancung itu berlari mendekat untuk mengambil pemberian Mama si kembar.
"Thanks, bilangin makasih juga sama tante Jen," ucapnya yang dibalas anggukan oleh Gemmi.
Setelah amanahnya sampai, Gemmi meninggalkan lapangan indoor. Ia ingin ke kelas, siapa tahu Lingga sudah datang. Dipertengahan jalan ia bertemu Summer yang sedang berlari entah mengejar apa, itu membuat Gemmi langsung berseru menyemangati sahabatnya itu. "Semangat bestie!" yang disemangati mengangkat ibu jarinya sebagai balasan.
Saat kakinya sampai di kelas, ia menemukan Lingga sedang membenahi tatanan rambutnya. Gadis itu nampak cantik dengan rambut yang sedikit bergelombang dengan dua kuciran kecil dikanan dan kiri kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabastala ke Tujuh
FanfictionTerinsipirasi dari "Private school check!" Ini kisah dua belas remaja dalam perjalanan asmara masa muda, yang entah bisa selamanya atau hanya sementara saja. Jangan lupa tinggalkan jejak teman :) ©sshyena, 2020