DuapuluhEnam.

1.7K 241 36
                                    

Jeno memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Pria itu keluar dari dalam mobilnya. Jeno melihat sekeliling. Hanya ada kendaraan ia saja yang terparkir rapi disana. Maklum saja, hari ini adalah hari Sabtu. Sekolah sudah dipastikan libur, hingga tidak ada satupun orang yang ada disini sekarang. Jeno melangkahkan kakinya. Masuk kedalam gedung sekolah.

Sudah berapa lama ia tidak menginjak 'kan kakinya ditempat ini? Tiga tahun? Empat tahun? Entahlah, ia sendiri pun tidak ingat. Kesibukannya di kantor membuatnya tak sempat untuk kembali berkunjung ketempat ini. Apalagi saat ini, Pria itu juga tengah mengambil program magister. Sehingga membuat dirinya semakin sibuk saja.

Jeno berhasil mengunjungi sekolahnya ini lagi juga karena faktor ketidaksengajaan lokasi meetingnya yang berada didekat sini. Hingga membuatnya memutuskan ingin mampir sebentar selepas ia selesai meeting. Padahal, dulu saat awal ia duduk dibangku kuliah. Pria itu masih suka menyempatkan waktu untuk datang ketempat ini. Sekedar menengok adik kelasnya yang tengah meneruskan ekskul basketnya, atau untuk melepaskan penat dari sibuknya tugas – tugas kuliah.

Jeno berjalan melewati koridor kelas yang sepi. Biasanya, dulu tempat ini selalu ramai dilewati oleh banyak siswa. Tidak banyak yang berubah dari tempat ini. Tanaman – tanaman yang ada dipinggir koridor masih terlihat hijau dan terawat. Mading besar yang diisi oleh banyak sekali poster – poster juga masih tertempel di dinding koridor. Melihat itu semua, membuat Jeno bernostalgia mengenai masa SMA nya. Ia jadi merindukan semua teman – temannya yang saat ini sudah memiliki kesibukan masing - masing.

Jeno berjalan kearah ruang penyimpanan yang ada di ujung koridor. Hendak mengambil bola basket yang tersimpan rapi disana. Setelah menemukan cintanya itu, ia berjalan menuju lapangan indoor. Sesampainya di ambang pintu lapangan, ia tersenyum. Pria itu juga merindukan tempat ini. Ia rindu dengan tim basketnya. Rindu dengan euphoria saat ia berada ditengah pertandingan.

Jeno berlari sambil mendribble bola basket yang ada ditangannya. Pria itu mendekat kearah ring dan shoot, ia melompat dan berhasil memasukkan bola kedalam ring. Jeno tersenyum senang, tidak menyangka kemampuan bermain basketnya masih ada hingga saat ini. Padahal, sudah lama sekali ia tidak pernah bermain basket.

"Jeno? kamu Jeno, 'kan?" terdengat suara seseorang yang mengusik kegiatan Jeno.

Merasa ada yang menyebut namanya, Jeno berbalik. Melihat siapa yang berani mengganggu kegiatannya. Pupil mata Pria itu seketika membesar melihat sosok Wanita yang tengah berdiri di ambang pintu lapangan, tengah memperhatikan dirinya dengan tatapan ragu.

Jeno terkejut. Benar - benar sangat terkejut. Jeno jelas mengenali sosok Wanita tersebut Pria itu menyunggingkan senyumanya, tak bisa menutupi rasa bahagianya karena kembali dipertemukan oleh Wanita yang ada dihadapannya itu.

Tidak banyak yang berubah dari wanita itu, masih sama seperti 5 tahun lalu.
Rambutnya yang dulu sering dikuncir kuda, sekarang di gerai sebahu menambahkan kesan dewasa. Pipinya yang dulu sedikit chubby, sekarang menjadi lebih tirus. Wajahnya yang yang manis sejak dulu, kini bertambah cantik dengan sedikit polesan make up.

Jeno semakin melebarkan senyumannya, "Hai, Git. Udah lama ya, kita nggak ketemu," sapanya.

Mendengar Jeno menyapanya, Wanita itu berjalan mendekat. Ternyata dugaan wanita itu tidak salah. Bahwa Pria yang bertemu dengannya kini, memang Jeno. Temannya semasa SMA dulu. Saat sudah sampai dihadapan Pria itu, Ia menyunggingkan senyumannya yang manis. "Iya, nih. Udah lama banget. Kamu apa kabar?" tanya Perempuan itu.

Mendengar Wanita itu berbicara didekat nya membuat Jeno tersadar. Bahwa bukanlah koridor kelas dan teman – temannya yang ia rindukan. Bukan bola basket si cintanya yang ia rindukan. Bukan pula lapangan indoor dan euphoria saat berada ditengah pertandingan yang ia rindukan.

North Stars | Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang