Gita meringkukkan badannya diatas kasur. Ia menarik selimut agar menutupi badan sampai lehernya. Kepalanya masih terasa sangat pusing. Ini merupakan hari kedua bagi Gita tidak masuk kesekolah dan hanya mampu terbaring lemah di tempat tidurnya.
Perempuan itu mengalami demam tinggi karena kehujanan saat pulang dari cafe, 2 hari yang lalu. Yang artinya, sudah 2 hari pula statusnya kini berubah, bukan sebagai pacar Jeno lagi.
Hari sudah sore. Namun Gita enggan untuk beranjak dari kasurnya. Badannya masih sangat lemas. Ia memilih memejamkan matanya, mencoba untuk tidur guna menghilangkan rasa pusing dikepalanya. Suhu tubuh Gadis itu masih tinggi, walau panasnya sudah mulai turun, tidak separah kemarin.
Krieett..
Pintu kamar Gita terbuka. Terdengar suara langkah seseorang yang masuk kedalam kamarnya. Namun Gita enggan melihat siapa yang datang, Gadis itu masih memejamkan matanya. Sosok tersebut berjalan mendekat, dan berhenti tepat disamping ranjang tempat tidur Gita.
Gita mendengar suara orang decakan yang ia yakini berasal dari mulut orang itu. Kemudian, ia merasakan tangan orang tersebut menempel di keningnya, sepertinya sosok tersebut ingin memeriksa suhu tubuhnya.
"Jangan tidur terus. Dimakan itu buburnya," sosok itu mulai bicara. Dari suaranya, Gita sangat yakin bahwa orang tersebut adalah Kun, Kakaknya.
Gita masih enggan membuka matanya, ia tidak mengindahkan perkataan Kakaknya. Melihat adiknya yang hanya diam saja tanpa adanya pergerakan, Kun berinisiatif mengelus puncak kepala Perempuan itu, berusaha menunjukkan kasih sayangnya.
"Ada Hendery tuh diruang tamu, mau jenguk kamu," Kun memberitahu Gita. Laki - laki itu yakin, adiknya saat ini tidak benar - benar sedang terlelap.
Gita mendengar dengan jelas ucapan yang keluar dari mulut Kun. Namun, ia hanya menggeliat dalam tidurnya, memberi kode kepada Kun bahwa saat ini ia tidak ingin di ganggu.
Seakan tak mengerti maksud Adiknya, Kun menyibak selimut yang menutupi badan Gita.
"Ayo, temuin dulu dia dibawah. Nggak baik juga, dari kemarin cuma tiduran doang di kamar. Lagian, kamu belum bilang makasih kan, ke Hendery waktu kemarin dia udah mau nganterin kamu pulang." Kun menarik tangan Gita, menyuruh adiknya itu bangun.
Dengan enggan, Gita membuka kedua kelopak matanya yang berat.
"Ayo, kasian dia. Kelamaan nungguin kamunya," ujar Kun. Ia membantu Gita untuk bangkit dari tempat tidurnya dan menuntunnya turun ke lantai bawah.
Gita akhirnya menuruti perintah Kun. Ia mulai berjalan perlahan – lahan karena kepalanya masih sangat pusing. Dengan hati - hati, Kun membantunya menuruni satu demi satu anak tangga dan menuntunnya hingga sampai diruang tamu.
Dari tempatnya sekarang, Gita dapat melihat sosok Hendery yang tengah duduk di salah satu sofa tunggal yang ada di ruang tamu.
Menyadari kedatangannya, Laki – laki itu segera bangkit dan membantu Kun untuk menuntun Gita hingga Perempuan itu berhasil duduk di salah satu sofa yang berukuran panjang.
"Gue tinggal dulu ya," ujar Kun begitu berhasil membawa Gita keruang tamu.
Hendery menoleh kearah Kun. Laki – laki itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Melihat itu, Kun membalas senyuman Hendery, setelahnya ia berlalu, kembali masuk kedalam. Tidak ingin menggangu adik dan temannya itu.
Setelah kepergian Kun, Hendery duduk tepat disebelah Gita, namun masih ada space yang memisahkan mereka berdua. Belum ada yang memulai percakapan diantara mereka. Gita hanya memperhatikan meja yang ada dihadapannya dengan pandangan kosong. Sementara Hendery, pandangan Laki – laki itu tidak lepas sedikit pun kearah Perempuan yang ada didekatnya kini.
![](https://img.wattpad.com/cover/174351537-288-k497914.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
North Stars | Jeno✓
FanficKisah ini menceritakan tentang Jeno, sang laki-laki yang tidak pernah jujur tentang masalah hidupnya. Serta Gita, sang perempuan yang tidak pernah jujur dengan perasaannya sendiri. Ketidakjujuran tersebut pun membawa petaka bagi hubungan mereka. Sa...