Satu.

4.6K 427 27
                                    

Jeno Alpha A.
Pulang sendiri ya?
Ada latihan turnamen.

Sagita Arcturus
Iya jen,
Semangat latihannya!!
Jangan pulang malem-malem♡
Read

Gita menghembuskan nafasnya kasar saat melihat chat yang ia kirim, hanya dibaca saja oleh Jeno.

"Seenggaknya bilang hati-hati kek. tanyain gue balik sama siapa kek," gumamnya dalam hati.

Kadang Gita berpikir, apakah Jeno benar-benar berniat mengajaknya berpacaran? Karena selama 5 bulan mereka menjalin hubungan, Jeno sama sekali tidak pernah mengajaknya untuk pergi jalan. Jangankan mengajak jalan, pesan yang Gita kirimkan saja suka diabaikan seperti ini.

Tak ingin pusing memikirkan Jeno, Gita memutuskan untuk bergegas membereskan tasnya. Kelas sudah sangat sepi dikarenakan bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu.

Gadis itu berjalan keluar kelas dengan muka ditekuk. Pupus sudah niatnya yang ingin mengajak Jeno pergi makan bersama hari ini. Padahal semalam ia sudah sangat excited karena jarang sekali Jeno mengajaknya pulang bersama. Tetapi, itu semua hanya akan jadi angan Gita belaka, karena rencananya tersebut dibatalkan sepihak oleh Jeno.

Sebenarnya, bukan kali ini saja jeno batal mengantarkannya pulang dan menelantarkannya seperti ini. Namun tetap saja, rasanya sangat menjengkelkan bagi Gita.

Gita berjalan dengan terburu-buru, berharap masih ada teman-temannya yang dapat ia mintai tumpangan untuk mengantarkannya pulang, atau setidaknya Gita berharap masih ada angkutan umum yang lewat. Karena biasanya saat sore hari, angkutan umum sudah tidak berlalu lalang melewati sekolahnya.

Sesampainya di depan gerbang, Gita tak melihat tanda-tanda keberadaan teman-temannya. Ia yakin sepertinya mereka sudah pulang kerumahnya masing-masing.
Gita menghela nafasnya. Dengan langkah berat, ia berjalan menuju halte yang letaknya tak jauh dari gerbang sekolahnya.
Ia melirik arloji yang terpasang di tangan kirinya dan menunjukkan sudah pukul 17.00. Sepertinya angkutan umum juga sudah lewat sedari tadi, karena Gita sama sekali tidak melihat tanda-tanda kehidupan di halte ini.

Gita duduk dibangku yang disediakan di halte tersebut. Matanya gadis itu berkaca-kaca. Tangannya juga terkepal kuat, menandakan bahwa saat ini ia sedang menahan amarahnya. Disaat-saat panik dan bingung seperti sekarang ini, memang merupakan hal yang sulit bagi Gita untuk mengontrol emosinya.

"Huh, coba Jeno bilang daritadi. Jadi kan, gue gak bakal menderita kebingungan kayak gini," gerutunya dalam hati. Gita menundukkan kepalanya, berusaha berpikir jernih bagaimana caranya agar ia dapat pulang ke rumah. Gita nyaris menghubungi sang Kakak, namun suara klakson yang dibunyikan seseorang berhasil mengurungkan niatnya.

Tin.. tin..

"Woy, Nyak! Ngapain lo masih disini?"

Terdengar suara seorang pria yang menyapa Gita, membuat gadis itu segera mengangkat wajahnya, melihat siapa orang yang mengajaknya berbicara.
Netranya menangkap sosok laki-laki yang menggunakan helm biru sedang duduk diatas motor matic nya.

"ANJIR!! NGAPAIN LO DISINI?!" Gita terkejut sesaat setelah melihat sosok orang yang memanggilnya itu.

"Ya ampun, gue cuma nanya lo ngapain masih disini, nggak usah diteriakin gitu, dong! Nggak mau pulang lo? Oh, apa lo diusir ya sama nyokap lo dari rumah? Haha.. kasian banget sih nasib lo," canda Laki-laki itu sambil terkekeh.

North Stars | Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang