DuapuluhSembilan.

1.5K 210 7
                                    

Gita kembali keruangannya selepas ia menerima pesanan makan siangnya dilantai bawah. Cuaca hari ini sangatlah terik, sehingga membuat Wanita itu enggan untuk meninggalkan kantornya hanya demi mencari makan siang. Maka dari itu, Gita memutuskan untuk delivery order saja. Selain membeli makan siang untuk dirinya sendiri, Wanita itu juga membelikan makan siang untuk Kun, kakaknya.

Gita mengetuk pintu ruangan Kakaknya itu sebelum akhirnya membuka pintu ruangan tersebut. Dapat Gita lihat, sang Kakak yang tengah sibuk berkutat dengan berkas - berkasnya. Gita melangkah masuk, menghampiri Kun lalu menaruh makan siang yang ia beli diatas meja kerja Pria itu.

"Nih, makan dulu, Kak," ujarnya.

Kun yang nampak sedang sibuk hanya berdehem sebagai jawabannya. Mata Pria itu sama sekali tak lepas dari berkas yang ada dihadapannya.

Melihat Kakaknya yang tidak mengindahkan perkataan nya membuat Gita berdecak kesal.

"Ck. Berhenti baca berkasnya dulu bisa, nggak?! Nanti 'kan bisa dilanjut lagi. Pantesan jomblo sampe sekarang. Mainnya sama berkas mulu. Bisa - bisa nanti lo gue langkahin nikah." Gita nampak sebal melihat sang Kakak yang masih saja asik dengan berkas ditangannya.

Gita tentu saja mengerti. Tugas Kun sebagai pemimpin perusahaan memang sangatlah sibuk. Wanita itu hanya khawatir akan kesehatan Kakaknya yang terlalu memforsir dirinya sendiri. Pria itu memiliki riwayat penyakit maag, sehingga ia tidak boleh sampai telat untuk makan.

Kun yang mendengar ocehan Gita akhirnya melirik kearah Gadis itu. Ia melayangkan tatapan tajamnya kepada sang Adik, sebagai tanda peringatan atas ucapannya. Kemudian Pria itu mengambil makan siang yang ada dihadapannya.

"Nih, gue makan. Puas 'kan sekarang?" ujar Kun sambil menyuapkan makan siangnya.

Gita tersenyum. Ia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Setelah itu Wanita itu segera pergi meninggalkan Kun menuju keruangannya.

Gita duduk dikursi kerjanya, Wanita itu pun mulai menyantap makan siangnya. Ia makan dengan sangat tenang. Namun Saat ingin memasukkan suapan kedelapan, ponselnya yang berada diatas meja bergetar. Gita melirik ponselnya itu, dilihatnya ada pesan masuk dari sang Kekasih. Gita tersenyum kecil sebelum akhirnya membuka popup chat dari kekasihnya itu.

Hendery
Ini aku lagi makan siang
sama Dokter Carissa.
Tadi aku ketemu Yuqi sama Dejun,
mereka habis jenguk Mamanya Jeno.
Yuqi titip salam buat kamu.

Sagita Arcturus
Makan yang banyakkk.
Oh, ya? Salam balik aja buat Yuqi
Bilang, aku kangenn

Hendery
Siaap ibu boss
Kamu juga jangan lupa makan
I love you❤️

Gita mengunci layar ponselnya tanpa membalas pesan dari Hendery. Wanita itu menghela nafasnya. Perasaannya tiba – tiba kembali merasa hampa melihat pesan dari kekasihnya itu yang menyebut nama Jeno. Ingatan Gita seketika kembali melayang pada kejadian beberapa bulan lalu, dimana ia menjenguk Ibu dari mantan kekasihnya itu, dan Pria itu menceritakan kepada nya mengenai semua yang disembunyikan olehnya selama ini.

Setelah hari itu, Gita memang tidak pernah mengontak atau bertemu secara sengaja dengan Jeno. Mereka hanya bertemu beberapa kali di rumah sakit tempat secara tak sengaja. Sudah dipastikan Gita datang kesana untuk pulang bersama dengan Hendery, sedangkan Jeno untuk menjaga Ibunya yang masih dirawat di rumah sakit tersebut. Saat bertemu pun mereka tak banyak mengobrol. Hanya sekadar berbasa basi menanyai kabar. Setelah itu, Gita akan buru - buru pamit menyudahi obrolan mereka dan memilih untuk menunggu Hendery di ruang tunggu yang ada di dekat IGD.

North Stars | Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang