Yangyang memasukkan motor kedalam garasi rumahnya. Setelah mengunci pintu pagar, ia segera masuk kedalam rumah sambil menenteng plastik minimarket berisi camilan yang baru saja ia beli. Laki – laki itu berjalan menaiki anak tangga, hendak menuju kamarnya yang ada dilantai atas. Waktu menunjukkan pukul 21.47, namun rumah Yangyang sudah terlihat sangat sepi. Sepertinya kedua orang tuanya saat ini sudah berada di alam mimpi. Tetapi menurut Yangyang, saat ini masih terlalu sore baginya untuk pergi tidur.
Setelah menutup pintu kamar, Yangyang menyalakan komputernya. Ia duduk di kursi yang ada dihadapan komputer itu. Laki – laki itu mengeluarkan soda dari plastik minimarket yang ia beli tadi, membukanya, dan meneguk soda tersebut. Setelah komputer itu menyala, ia mengklik ikon game favoritnya yang ada di desktop komputer.
Namun saat tengah menunggu loading masuk, ponselnya yang ada diatas meja bergetar. Nama 'GITA' terpampang, menghiasi layar ponselnya. Yangyang menghela nafasnya. Awalnya, Yangyang berniat untuk tidak mengangkat panggilan tersebut. Yangyang sedang dalam mode malas meladeni Perempuan itu, karena bagi Yangyang Gita adalah orang yang sangat keras kepala dan sulit untuk di nasihati. Tetapi, mengingat Perempuan itu sangat amat cerewet dan bisa saja meneror Yangyang karena tidak mau mengangkat panggilannya, akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Apa lagi, sih? Kan gue bilang ajak dia ngobrol," Yangyang menjawab panggilan tersebut.
Tubuh Yangyang menegang saat Gita mulai berbicara di telepon.
"Lo dimana sekarang? Shareloc. Gue kesana." Yangyang mematikan panggilan itu secara sepihak. Ia meraih kunci motor yang ada di meja dan memakai jaket yang tergantung di belakang pintu kamarnya.
Yangyang menuruni anak tangga dengan terburu – buru hingga menimbulkan bunyi gaduh. Mungkin saja tidur kedua orang tuanya saat ini terganggu, namun Yangyang tidak peduli. Ia segera membuka kunci pagar dan mengeluarkan motornya dari dalam garasi, lalu pergi menuju lokasi yang dikirimkan oleh Gita.
ππππ
Yangyang menyerahkan sebotol air mineral dan satu kotak tissue kepada Gita. Mereka tengah berada di taman yang letaknya tak jauh dari rumah Perempuan itu. Saat ini, Yangyang belum tahu apa yang terjadi dengan Gadis dihadapannya kini. Yang ia tahu, beberapa waktu yang lalu Gita tengah makan malam bersama dengan Jeno, Ia juga mengeluh bosan kepada Yangyang karena Jeno sibuk sendiri dengan ponselnya.
Tadi saat di telepon, Gita juga hanya menangis dan tidak mengatakan apa – apa, setelah itu ia mengirimkan lokasi bahwa ia berada di taman yang tak jauh dari kompleks perumahannya.
Sesampainya tadi Yangyang ditaman, Ia hanya melihat Gita seorang diri tengah duduk disalah satu bangku sambil menangis. Yangyang segera menghampiri Perempuan itu, duduk disampingnya lalu menarik Perempuan itu kedalam pelukannya. Tubuh Gita awalnya menegang, terkejut tiba – tiba ada seseorang yang memeluknya. Namun, saat ia tahu bahwa yang memeluknya adalah Yangyang, tubuhnya kembali rileks. Bahkan Ia membalas pelukan yang Yangyang berikan dan menumpahkan air matanya didalam dekapan Laki – laki itu. Yangyang yakin, pasti ada suatu hal yang tidak beres terjadi dengan Gita. Dan Yangyang juga yakin, Jeno lah penyebab ketidakberesan itu.
"Udah tenang?" tanya Yangyang saat Gita selesai meneguk air mineralnya.
Perempuan itu hanya menganggukkan kepalanya lemas, ia mencoba menghirup udara sebanyak – banyaknya. Hidung Perempuan itu memerah dan tersumbat akibat menangis.
Yangyang menyodorkan beberapa lembar tissue yang langsung diterima oleh Gita untuk menghapus sisa air matanya yang masih ada.
"Makasih," ujar Perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
North Stars | Jeno✓
ФанфикKisah ini menceritakan tentang Jeno, sang laki-laki yang tidak pernah jujur tentang masalah hidupnya. Serta Gita, sang perempuan yang tidak pernah jujur dengan perasaannya sendiri. Ketidakjujuran tersebut pun membawa petaka bagi hubungan mereka. Sa...