Dua.

2.8K 377 1
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 06.48, menandakan bahwa 12 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.
Seorang Remaja laki-laki yang baru saja membayar ongkos angkutan umumnya, segera berlari menuju gerbang sekolah.

Laki-laki itu harus segera sampai dikelas, untuk mengerjakan PR matematika yang belum ia kerjakan semalam. PR tersebut harus ia dikumpulkan pada waktu jam pertama nanti.

Tadi malam, laki-laki itu sudah terlalu lelah akibat berlatih basket untuk turnamen bulan depan, hingga membuatnya langsung jatuh tertidur, tak lama setelah ia sampai dirumah. Pagi tadi, ia juga bangun kesiangan, sehingga ia tak sempat untuk sarapan pagi. Padahal ia telah me-setting alarm nya agar berbunyi tepat sebelum pukul 6 pagi.

"Woy, Jen. Tumben banget dateng jam segini?"

Baru saja Jeno masuk kedalam kelasnya, kehadirannya langsung disambut oleh kicauan teman sebangkunya, Mark.

"Ban gue bocor dijalan, terpaksa lanjut pake angkot tadi. Mana lama banget jalannya, kebanyakan berhenti," jawab Jeno. Laki-laki itu segera duduk dibangkunya.

"Lo udah ngerjain PR, kan, Mark? Gue liat dong," lanjutnya. Ia bergegas melepaskan tasnya, kemudian mengambil buku paket Matematika dari dalam tas miliknya.

"Nih, dapet dari cewek lo," ujar Mark sambil menyerahkan buku paket miliknya.

Kedua alis Jeno mengerut bingung mendengar ucapan Mark, "Siapa? Gita maksud lo?"

"Ya, iyalah. Kalo bukan Gita, siapa lagi coba cewek lo? Lo punya selingkuhan emangnya?" Mark menoleh ke Jeno dengan ekspresi menuduh.

"Ya, kali. kagak lah," jawab Jeno sambil membuka buku paket milik Mark. Kedua matanya dengan terburu-buru mencari halaman dimana PR tersebut berada.

"Ck, iya, sih. Pacaran aja, lo gak pernah ada waktunya. Gimana nyari selingkuhan."

Jeno memilih mendiami dan tidak peduli dengan perkataan Mark barusan. Ia terlalu malas menanggapi ocehan sahabatnya itu. Lebih baik, ia fokus menyalin jawaban PR nya, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

ππππππ

Kringg.. kringg..

Bel istirahat berbunyi. Murid-murid berbondong bondong mulai menuju kantin.
Tapi lain hal nya dengan Jeno, ia masih asik mencatat catatan yang tadi diterangkan oleh Pak Daniel.

Sejak tadi ia tak memperhatikan pelajaran dan malah asik tertidur karena kelelahan akibat latihan untuk turnamen kemarin.
Beruntung Lucas yang memiliki postur tubuh tinggi duduk didepannya, sehingga ia dapat tidur dengan tenang tanpa ketahuan oleh Pak Daniel.

Di saat sedang asik mencatat tiba-tiba ada seseorang yang menyondorkan kotak bekal kepadanya. Segera ia menoleh melihat siapa orang yang mengganggu kegiatannya.

Matanya menangkap sosok Gita yang tengah berdiri didepannya, memberikan kotak bekal kepadanya.

"Nih.. ambil," ujar Gita.

"Apaan nih?" Jeno menyerhit bingung, tak langsung mengambil kotak bekal tersebut.

"Makanan. Pasti kamu gak sempet sarapan kan tadi pagi," jawab Gita.

Merasa tak ada pergerakan dari Jeno untuk mengambil kotak bekal tersebut, ia segera menaruhnya diatas meja Jeno.

"Tau darimana aku belum sarapan pagi?" tanya Jeno, ia mengambil kotak bekal tersebut lalu memperhatikannya.

North Stars | Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang