DuapuluhLima.

1.7K 245 10
                                    

Gita menaruh kopernya di dalam bagasi bus. Hari ini adalah hari dimana ia dan teman – teman sekelasnya akan pergi berlibur bersama. Tidak perlu jauh – jauh, mereka hanya akan menyambangi daerah puncak dan akan menginap disana selama 2 hari 1 malam.

Gita menapaki kakinya, menaiki anak tangga bus. Saat sudah masuk kedalam bus, pandangannya mengedar, mencari keberadaan Yeri dan Yuqi yang katanya sudah tiba terlebih dahulu. Kedua sahabatnya itu memberitahu Gita bahwa mereka sudah mentag 'kan tempat duduk untuknya. Akhirnya, netra Perempuan itu menangkap sosok kedua sahabatnya yang duduk di baris ke 4 dari depan.

"GITA!!" sepertinya kedua sahabatnya itu juga menyadari kehadirannya. Mereka berseru memanggil Gita sambil melambaikan tangan.

Gita menotice panggilan mereka dengan memberikan sebuah senyuman tipis. Ia segera berjalan menghampiri kedua temannya itu.

"Nih, lo dipinggir ya, Git," ujar Yeri saat Gita sudah ada dihadapan mereka. Perempuan itu menepuk - nepuk kursi kosong yang ada disebelahnya, Yeri duduk di kursi bagian tengah. Sementara Yuqi, Gadis itu duduk di kursi paling pojok, dekat dengan jendela.

Sebenarnya Gita ingin duduk di kursi paling pojok. Namun ia lebih memilih untuk mengalah, sehingga ia mengangguk 'kan kepalanya. Pertanda setuju, lalu duduk dikursi paling pinggir. Di sebrangnya ada Lucas dan Haechan yang duduk berdua sedang sibuk dengan ponselnya masing - masing. Sepertinya mereka tengah asik memainkan game online.

"Akhirnya, hari yang gue tunggu – tunggu dateng juga. Sumpah! Udah nggak sabar gue, kita mau liburan bareng," kata Yeri excited. Perempuan itu merangkul kedua sahabatnya.

"Iya, sama! Apalagi sebentar lagi kita mau pisah. Kapan lagi coba bisa liburan kayak gini? Iya nggak, Git?" Yuqi melirik kearah Gita.

Gita mengangguk 'kan kepalanya, setelah itu ia tersenyum. "Iya. Nanti udah susah buat kumpul kayak gini lagi."

"Guys, guys. Mohon perhatiannya sebentar." Suara Yangyang mengintrupsi mereka yang sedang bergembira.

Laki – laki itu kini tengah berdiri dibaris paling depan, didekat kemudi. Ia mengetuk mic yang ada di tangannya. Mic tersebut sudah terhubung dengan speaker bus.

Suasana bus yang tadinya gaduh seketika menjadi sunyi. Mereka semua diam memperhatikan Yangyang, menunggu Laki – laki itu berbicara.

"Pengumuman ya, semuanya. Bus kita 5 menit lagi berangkat. Jadi dicek lagi barang bawaannya, takut ada yang ketinggalan. Ini udah pada dateng semua apa belum?" tanya Yangyang.

Gita dan teman – teman sekelasnya menoleh ke arah kanan dan kiri. Mengecek apakah seluruh anak dikelas mereka sudah ada didalam bus.

"Mark sama Jeno belum dateng," Renjun yang duduk di kursi deretan ke 8 memberitahu.

Yangyang menganggukkan kepalanya, "Selain mereka, ada lagi yang belum dateng?"

Anak – anak didalam bus menggelengkan kepalanya. Pertanda bahwa hanya tersisa Mark dan Jeno yang belum tiba.

"Yaudah, kita tunggu mereka dulu. Ren, tolong coba lo hubungi mere-"

"Sorry, we are late." Ucapan Yangyang terpotong oleh Mark yang masuk kedalam bus dengan nafas tersengal – sengal. Dibelakangnya ada sosok Jeno yang mengekorinya. Baju kedua Laki – laki itu basah oleh keringat, sepertinya mereka baru saja berlari.

Yangyang menoleh, melihat kearah Mark dan Jeno, "Akhirnya dateng juga. Cepet duduk, kita udah mau jalan."

Mark yang masih mengatur nafasnya mengangguk 'kan kepala, setelah itu ia berjalan kearah kursi paling belakang dan duduk disana. Tak lupa, Jeno masih mengekorinya. Laki – laki itu sama sekali tidak membuka suaranya.

North Stars | Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang