Kring.. kring..
Bel telah berbunyi, menandakan waktu istirahat sudah berakhir. Seluruh siswa mulai masuk kembali ke dalam kelas karena jam pelajaran akan dilanjutkan.
Begitu pula dengan Gita dan teman-temannya. Mereka buru-buru kembali ke dalam kelas, karena setelah ini adalah jam pelajaran Fisika. Dimana Bu Irene, guru fisika mereka sangat disiplin dan tidak suka jika ada anak murid yang telat masuk kedalam kelas.
Nampaknya saat ini keberuntungan sedang berpihak kepada mereka. Saat mereka tiba dikelas, Bu Irene belum tiba. Gita segera duduk dibangku nya. Sambil menunggu bu Irene datang ia mengeluarkan buku paket Fisika dari dalam tasnya.
Namun sudah 10 menit berlalu, Bu Irene tidak menampakkan batang hidungnya. Hal ini mengundang tanya bagi Gita, pasalnya tidak pernah Bu Irene datang terlambat ke kelas.
"Assalamu'alaikum ya akhi ya ukhti." tiba-tiba terdengar suara dari depan pintu kelas.
Gita menoleh, ia kira Bu Irene yang masuk ke dalam kelas. Namun ternyata itu adalah Yangyang, ketua kelasnya yang datang dengan wajah berseri-seri sambil membawa selembar kertas di tangannya.
Laki-laki itu berjalan ke arah meja guru. Sesampainya disana, ia memukul - mukul penghapus papan tulis yang ada diatas meja sehingga menghasilkan bunyi yang nyaring.
"Perhatian teman-teman sekalian. rakyat-rakyat ku semuanya," katanya sambil tetap memukul meja guru dengan penghapus papan tulis.
Semua siswa yang tengah asik dengan kegiatannya masing-masing segera memperhatikan Yangyang.
"Nih guys, gue punya pengumuman. Hari ini Bu Irene nggak masuk karena lagi ngurusin pernikahannya sama pemilik tambang minyak dan bara itu. Jadi dia nitipin tugas ke guru piket buat kita kerjain. Tugasnya kita disuruh bikin karya ilmiah dan power point, terus dipresentasikan minggu depan. Materi presentasi nya ada di bab 4," jelas Yangyang.
Siswa-siswi yang mendengar ucapan Yangyang mengeluh, malas dengan tugas yang diberikan.
"Ya elah, kalo kayak gini kapan leha-leha nya gue?!" keluh Haechan.
"Tau, capek gue kebanyakan tugas. Kapan gue ngapelin cewek kalo kaya gini?" Jaemin juga ikut mengeluh.
"Eit.. jangan sedih dulu kalian wahai teman-temanku. Tugasnya ini, tugas kelompok. Jadi kaum-kaum malas seperti kalian masih punya kesempatan buat numpang nama aja tanpa harus susah-susah ngerjain," ujar Yangyang yang mendengar keluhan teman-temannya.
"Nih, kelompoknya udah Bu Irene bagiin." Yangyang menunjukan kertas yang ia bawa sejak tadi. "Gue bacain ya," lanjutnya.
Yangyang mulai membacakan satu persatu nama yang ada di kertas tersebut.
"Selanjutnya, kelompok sembilan. Gita, Jaemin, Gue, Lucas, Somi, Jeno. Berarti sisanya masuk kelompok sepuluh, ada Mark, Yeri, Tzuyu, Haechan, Yeji, Doyeon. Abis ini diskusiin sama kelompok masing-masing soal pembagian materi sama waktunya, kapan mau ngerjain." Yangyang selesai membagikan kelompok presentasi.
Gita mendengus, sejujurnya ia senang bisa sekelompok dengan Jeno. Namun, saat ini kan ia baru saja ingin menjalankan rencananya untuk menjaga jarak dengan Jeno.
"Oi Git, sekelompok kita. Asik nih gue gak perlu capek-capek ngerjain tugas." Lucas yang duduk dibelakang Gita menepok bahu gadis itu.
Gita menoleh, ia memukul Lucas.
"Enak aja! Harus kerja lo. nggak kerja, nama lo gak dicatet," katanya.
"Woy, berantem mulu dah kalian tiap hari. Nggak capek?" Jaemin menghampiri mereka. Dibelakang nya ada Yangyang dan Somi yang mengekor.
KAMU SEDANG MEMBACA
North Stars | Jeno✓
FanfictionKisah ini menceritakan tentang Jeno, sang laki-laki yang tidak pernah jujur tentang masalah hidupnya. Serta Gita, sang perempuan yang tidak pernah jujur dengan perasaannya sendiri. Ketidakjujuran tersebut pun membawa petaka bagi hubungan mereka. Sa...