TigapuluhTiga.

1.4K 184 10
                                    

Hari ini Gita berkumpul bersama dengan kedua sahabat lamanya, Yuqi dan Yeri. Para Wanita itu tengah hangout di cafe yang ada disalah satu Mall yang terletak dikawasan Ibu Kota. Mereka berkumpul bersama dalam rangka melepaskan rindu, sekaligus merayakan kebahagiaan Yeri yang baru saja mendapatkan promosi naik jabatan di kantornya. Gita tentu saja merasa amat senang. Sudah lama sekali Ia tidak bertemu dengan kedua sahabatnya itu. Kesibukan masing - masing ketiga Wanita itu membuat mereka tak memiliki waktu untuk berkumpul bersama.

Gita memperhatikan kedua sahabatnya itu, sambil mendengarkan Yeri yang nampak tengah serius bercerita mengenai kehidupannya belakangan ini.

"Terus, lo gimana abis diputusin kemarin? Udah ada gebetan baru lagi, belum?" tanya Yuqi kepada Yeri.

"Untuk sekarang nggak dulu, deh. Entar diajak nikah lagi kayak yang kemarin. Ribet tau!" jawab Yeri.

"Lagian aneh - aneh aja, lo. Diajak nikah, malah nggak mau. Diputusin 'kan, jadinya?!" Gita ikut menimpali.

"Bukannya nggak mau, Git. Kan gue udah cerita, kalo dia maunya gue berhenti kerja setelah nikah. Lo tau sendiri 'kan, gue workaholic banget. Kalo disuruh lepasin kerjaan, ya gue nggak mau lah! Apalagi sekarang baru naik jabatan," ujar Yeri sedikit sewot.

Sekelebat bayangan Jeno tiba - tiba saja hinggap di pikiran Gita, saat ia mendengar ucapan Yeri tersebut. Ia mengingat cerita Mantan kekasihnya itu mengenai mendiang Ibunya yang juga seorang workaholic. Gita menutup matanya sejenak, lalu membuang nafasnya kasar. Ia berusaha menghilangkan bayangan tersebut dari dalam pikirannya.

Yuqi menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan perkataan Yeri. "Emang dasar wanita karir. Nanti kalo nggak laku, tau rasa lo!"

"Sirik aja, sih. Kalo gue nggak laku, seenggaknya udah pernah dilamar. Lah, elo?! Udah pacaran enam tahun, nggak dilamar - lamar," sindir Yeri.

Yuqi mengambil beberapa lembar tissue dihadapannya, lalu melemparnya kearah Yeri.

"Rese, lo! Dejun tuh mau fokus ngurus pembukaan cabang barunya dulu," ujar Yuqi sebal.

"Alah, alesan aja itu. Hati - hati, loh. Taunya nanti lo cuma jagain jodoh orang doang!" Yeri menakut - nakuti Yuqi.

"Ngajak ribut lo, ya!" Yuqi mengepalkan tangannya diudara. Kemudian menggerakkan tangannya tersebut, seolah - olah ingin meninju Yeri.

Sementara Gita hanya terkekeh melihat kelakuan kedua sahabatnya itu.

"Emang nggak berubah ya kalian, masih aja suka ribut," ujar Gita.

"Udah - udah. Mending sekarang kita bahas tentang lo, aja." Yuqi berusaha mengalihkan topik. Wanita itu bertopang dagu dengan satu tangannya, lalu menatap wajah Gita.

Yeri menganggukkan kepalanya, setuju dengan ucapan Yuqi. Gadis itu juga melihat kearah Gita.

Gita memandang kedua temannya itu dengan tatapan bingung, "Gue?" ia menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya.

Kedua Gadis yang ada dihadapannya itu menganggukkan kepalanya.

"Nggak ada hal menarik yang bisa dibahas dari hidup gue. Kalian 'kan tau sendiri, hidup gue dari dulu gitu - gitu aja," jawab Gita sambil mengaduk minuman miliknya dengan sedotan.

"Hmm.. iya, sih. Gue akuin hidup lo terlalu monoton. Terstruktur rapi sama rencana - rencana yang udah lo buat dari dulu. Tapi 'kan, pasti ada dong, kejadian - kejadian yang nggak terduga datang. Terus ngerusak sedikit rencana lo itu," ucap Yeri

"Contohnya?" tanya Gita kepada Yeri.

"Ya, kayak waktu bokap lo sakit. Lo sampe harus rela ngelepasin cita - cita lo yang mau jadi dokter," jawab Yeri.

North Stars | Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang