Never Stop

1.3K 82 2
                                    

Cast : Wendy x Irene
Genre : Romance, GxG.
18+ (bijak membaca). Dewasa bertindak.
Dilarang merokok.💦

Irene menjerit nyaring ketika jari halus Wendy menyentuh tepat G-spot nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irene menjerit nyaring ketika jari halus Wendy menyentuh tepat G-spot nya.
"Ugh wannhhh~" desahnya menjambak lembut helai rambut Wendy
"Ahh, faster babe"
"Wanniehhh ah~ please" ujarnya semakin menarik Wendy dalam pelukannya. Kukunya menancap sempurna menggores kulit punggung putih milik Wendy.
Bibir basah milik Wendy tengelam mengemut kulit leher dan bahu telanjang milik Irene, membuat tanda merah semakin tercetak jelas disana.
"No, jangan terlalu mencengkram jariku unnie, aku sulit bergerak" ujar Wendy membuat Irene sedikit merilekskan otot vaginanya. Keduanya masih bergumul satu sama lain. Kulit telanjang yang saling bersentuhan, desahan yang tak berhenti dan pergumulan yang tampaknya masih menjadi tujuan utama keduanya.
Jari Wendy semakin menusuk vagina milik Irene dalam dan ibu jarinya dengan sengaja menggoda klitoris milik wanitanya membuat Irene semakin menjerit.
Jari jari Irene terkepal diantara bantal yang ia gunakan. Kepalanya menengadah keatas bersamaan dengan punggungnya yang mencondong
"Wannan ah~~ faster~ akhu... Ah~ whann~~~"
"Keluar kan untukku unnie, semuanya" bisik Wendy rendah tepat ditelinga Irene membuat Irene semakin tak terkontrol
"WannhhAh~"
"Hah~ joohyunhh" ujar Wendy semakin berkeringat. Vagina Irene semakin berkedut dan Wendy tahu wanitanya akan segera mencapai orgasmenya. Jarinya semakin cepat bergerak keluar masuk didalam Irene.
"Seungwanhhhh akh~".
Ketika Irene sudah mendapatkan orgasmenya, Wendy terjatuh disebelah Irene- menarik Irene kedalam pelukannya dan mendaratkan kecupan-kecupan lembut diwajah wanitanya dan mencium lama kening milik Irene sebelum mengucapkan kalimat terima kasihnya untuk waktu bercinta keduanya.
***

Wendy memandang lembut pahatan sempurna yang ada disampingnya. Gadis bermarga Bae itu terlihat tenang dalam film yang ia tonton. Entah apa genrenya dan apa moral yang dimaksudkan oleh produser film itu Wendy tak perduli.
Jari tangan Wendy mengelus lembut pipi putih milik Irene membuat Irene menatap heran Wendy.
"Kenapa hmm?" Ujar Irene membuat Wendy hanya menggeleng pelan
"Kau aneh" ujar Irene kembali fokus pada filmnya
"Baehh" ujar Wendy berbisik dan mengecup basah pipi Irene membuat fokus Irene kembali buyar
"Kenapa sayang?" Ujar Irene menatap manik mata Wendy .
Keduanya saling menatap dalam sebelum bibir keduanya saling menyambut satu sama lain. Wendy menarik tubuh Irene kepangkuan nya. Keduanya tersenyum diantara ciuman manis yang mereka ciptakan.
****

Wendy dan Irene, keduanya berjalan diantara kerumunan orang yang juga berjalan dengan kesibukan masing-masing. Irene tersenyum berkali-kali mendengar lelucon aneh milik Wendy yang dilontarkan gadis berdarah Canadian itu. Keduanya berada di kota New York sekarang. Cuaca yang mendung menguntungkan bagi mereka. Berjalan jalan dan menikmati waktu liburan berdua.
Mata Wendy tak sengaja menemukan pemusik jalanan yang menampilkan melodi bersatu dari alat musik nya.
Wendy menarik Irene menonton pertunjukan musik itu. Menempatkan Irene dihadapannya - didalam pelukannya. Tangannya melingkar sambil bergoyang lembut menikmati alunan musik. Tak berselang lama Wendy menarik Irene menuju depan pemusik dan mengajak nya berdansa.
"Aku malu wan" ujar Wendy menyembunyikan wajahnya dipelukan Wendy. Wendy hanya tersenyum dan mulai bergerak dengan lembut. Tepuk tangan dan beberapa pasangan yang menonton  mulai ikut berdansa dengan keduanya.
Irene tersenyum memandang Wendy sebelum dirinya kembali meletakkan wajahnya diantara ceruk leher Wendy. Menikmati hangat suhu tubuh wanitanya dan sensasi berkencan yang ia dapatkan hanya bersama Wendy.

****

"Kalau kau tersenyum terus, pipimu akan membeku dan tak bisa normal lagi" ujar Irene membuat Wendy semakin melebarkan senyumnya.
"Joohyun" panggil Wendy membuat Irene mendongakkan kepalanya untuk memandang Wendy.
"Aku mencintaimu" ujar Wendy membuat Irene ikut tersenyum sebelum memberikan kecupannya ke bibir merah milik Wendy.
"Aku juga mencintaimu wannieku" balas irene.
Keduanya masih dalam posisi duduk di antara sofa yang langsung memberikan view Pantai malam disana. Wendy memangku si wanita kelinci sedangkan Irene nyaman dengan posisi berhadapan memeluk tubuh hangat Wendy. Kulit telanjang yang saling bersentuhan dibalut selimut tebal berbulu diantara dinginnya udara luar.
"Ini semakin dingin" ujar Wendy membuat Irene hanya berdehem lemah. Ia sudah akan tertidur sebelum suara lembut milik Wendy membuatnya menangis haru.
"Ayo memiliki anak unnie. Aku ingin memiliki mereka yang cantik sepertimu dan selalu membuatku punya banyak alasan untuk terus tersenyum bebas"
"Kau serius?"
"Aku ingin mempunyai dan melihat mereka tumbuh cantik sepertimu. Aku serius. Ayooo memiliki mereka!"
Senyum lebar milik keduanya membuat malam semakin indah. Irene menarik lembut wajah Wendy sebelum menyatukan bibir nya ke bibir Wendy. Kening keduanya menyatu diantara deru nafas mengebu.
"I love you mommy Joo Hyunnie~~~"
"Love you too Daddy~"

 "I love you mommy Joo Hyunnie~~~""Love you too Daddy~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen Wendy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kangen Wendy...

Love is love...
Tidak perduli apa gender mu dan kepada siapa kau jatuh cinta.
Hatimu sudah berlabuh untuk dirinya.
Jatuh cinta tidak memilih pada siapa tapi terjatuh tanpa syarat untuk dia yang kau cinta.
So, i think.. Gender hanyalah batasan yang dibuat manusia untuk mengatas namakan mereka normal.
Normal bukan diukur apa kamu sehat tanpa cacat atau celah.
Normal adalah kamu apa adanya.
Hmmm.....
Thx.

Wendy X IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang