Wendy X Irene
***
H> Hamil
"Wendyyyyy sakit~" Irene merasakan perutnya benar-benar terasa sakit karena kontraksi
Ia tidak kuat hingga dengan segenap tenaga Irene harus menahan rasa sakit pada pembukaan ke 7 ini. Masih ada 2 bukaan lagi menuju kelahiran.
Wendy menangis menatap wajah lelah Irene, ia tidak kuat melihat bidadarinya kesakitan sendiri. Jika bisa ia ingin menggantikan posisi Irene.
"Sayang sakit~" Wendy mengusap peluh yang membanjiri wajah cantik Irene ketika Irene mengeluh sakit padanya dengan mata berairnya. Wanita itu berjuang untuk bayi mereka
"Appo?" Irene mengangguk sebagai jawaban
Mata Irene dari tadi berair dan wajahnya pun begitu. Ini sangat sakit dan rasanya nyawanya ingin melayang, namun setiap ia melihat wajah teduh Wendy, ia berharap dapat melahirkan bayi mereka secara normal untuk benar-benar menjadi seorang wanita sesungguhnya pada Wendy.
Jari tangan keduanya mengerat, Wendy mengusap perut besar Irene lembut
"Bayi, jangan sakiti mama lagi, mama kesakitan sekali... Jadi anak baik hmm" ajaib sakit diperut Irene perlahan mereda...
Irene menarik wajah Wendy untuk menyatukan bibir keduanya.
"I love you Joohyun... I love you"
Irene membalasnya dengan pelan, ia sudah sangat lelah Dan elusan hangat Wendy sudah cukup membuatnya tenang ditambah ucapan manis yang selalu mendukungnya untuk lebih kuat...
"Hamil pun kau tetap cantik, bahkan saat kau seperti ini...calon mama~~" pipi Irene bersemu mendengarnya
***
I- ih kan....
Bugh
Pantulan bola basket di lantai rumah membuat Irene melirik sengit Wendy yang dengan santai memasuki rumah setelah pulang ekstrakurikuler basket
Gadis berwajah putih pucat itu terlihat basah oleh keringat namun tidak mengurangi kecantikan nya
"Apa lihat-lihat?" Wendy mengejek Irene yang ia tahu sejak tadi memperhatikan padanya
Irene berde'cih tak suka
"Siapa yang melihatmu, aku terganggu karna mu ya bodoh! Hentikan menghentak bola ke lantai aku sedang membaca majalah"
"Majalah apa maksudmu, itu terbalik... Wah kau semakin pintar ya sekarang"
"Ini memang begini, kau yang buta"
"Aku masih bisa melihat dengan jelas Irene!"
"Heh, wendoy! Kau bahkan tidak bisa melihat kecantikan ku, itu mengapa kau memang buta"
"Kau tidak cantik ya Irene, bagiku kau serupa nenek sihir" Irene mengeram marah pada Wendy
Sejurus kemudian gadis itu sudah melompat pada tubuh Wendy dan menghujaminya pukulan bertubi-tubi