Wendy X Irene
❤️💙
Bukan hal tabu ketika beberapa barang akan berserakan dan pecah didalam rumahnya. Ini sudah biasa dan yang bisa Wendy lakukan hanya diam dan bersembunyi dibalik lemari kamarnya dengan selimut menutup seluruh wajah dan tubuhnya. Wendy takut mendengar teriakan yang begitu hebat dari kedua orangtuanya, ia hanya mampu menyanyi kecil untuk meredam semua suara itu.
*********
"Aku ingin bercerai denganmu wan" ujar Irene membuat Wendy yang sedang mengunyah makanannya diam membeku. Matanya Lamat menatap balik mata hitam irene.
"Apa kau sebegitu inginnya berpisah denganku?" Tanya nya membuat Irene terkesiap sebelum mengganti air mukanya menjadi tenang kembali.
"Aku sudah tidak tahan lagi bersamamu. Maaf, semuanya terasa lebih buruk sekarang. Kita memang terikat tapi rasanya kita begitu jauh terlihat" ujar Irene sambil membersihkan meja makan.
"Kau harus segera mencari pengacara untukmu" ujar Irene membuat Wendy hanya mampu menunduk diam.
***
Wendy.
Gadis kecil cantik yang penuh kelembutan dan senyum ramah yang selalu membuat orang disekitarnya nyaman. Waktu itu, setelah kejadian pertengkaran kedua orangtuanya Wendy dititipkan dengan sang paman sambil menunggu keputusan hakim tentang siapa yang memiliki hak asuh penuh terhadapnya.Wendy menatap makanan nya diam, dia tak selera makan. Pamannya menatap gadis kecil itu lamat-lamat. Birahinya semakin tak terkontrol dan ia butuh pelepasan. Dengan seringai kecil dan beberapa kebohongan Wendy kecil hanya mampu mengikuti alur permainan.setelahnya Wendy benar benar merasa sakit.
Ia tidak tahu apa itu, namun ia benci pada lelaki yang ia panggil paman yang Memaksanya dan menjadikannya hawa nafsu. Dengan segenap rasa benci, Wendy memegang senapan milik sang ayah dan mengarahkannya ke arah paman'nya membuat lelaki berumur itu terkesiap dan, sekali lagi beruntungnya pria itu, lengan kecil Wendy tak jadi menembakkan peluru itu kearahnya.
Beberapa bulan adalah hal paling menyiksa untuknya. Ia mengalami pelecehan seksual dan kekerasan fisik. Beberapa luka sayat disekitar perutnya menjadi pengingat seumur hidupnya, bahwa ia pernah mengalami keburukan hidup.
****
"Dad, bisakah kau menemaniku tidur malam ini?" Tanya yeri membuat Wendy tersenyum lembut kearah putri satu-satunya yang masih berumur 7 tahun itu
"Tentu, Daddy akan membacakan dongeng juga padamu. Nah, sekarang segera bersihkan dirimu dan tunggu Daddy disana" ujar Wendy sambil mengelus halus kepala Yeri
"Temani aku" ujar Yeri manja
"Baby, go. Daddy akan segera menyusul" balas Wendy membuat mau tak mau, Yeri segera beranjak kekamar mandi.***
"Aku hanya ingin mengingatkan untuk segera mendapatkan pengacara untukmu" ujar Chan, pengacara Irene dari seberang telefon.
"Aku sedikit sibuk, akan kuusahakan. Bisa aku mengambil pengacara dari los Angeles saja?" Balas Wendy.
"Tidak. Kamu menikah di New York dan harus mengakhiri di New York. Aku menunggu kabar itu segera. Dan, oh aku ingin mengatakan bahwa Irene menginginkan hak asuh penuh terhadap Yeri"
"No, dia tidak begitu. Tadi pagi kita sudah membahasnya"Wendy mengerang marah.
" Dan dia baru saja mengatakan itu padaku 5 menit yang lalu. Segera kabari aku jika kau sudah menemukan satu untukmu"