💙❤️
Irene tersenyum mendapati Wendy tertidur disebelahnya dengan tubuh telanjang keduanya yang saling bersentuhan. Irene senang dengan semua yang terjadi padanya dan Wendy adalah hadiah istimewah dari Tuhan untuknya.
"Kau tersenyum seperti menghabiskan banyak odol dimulutmu"
"Ya, dan semua yang ada di mulutku sudah bersatu ditubuhmu"
"Kemari Joo-Hyun, aku merindukanmu" suara parau Wendy membuat Irene meremang. Sial ia 'turn on' dengan mudah
"Kau demam? Tubuhmu hangat" Irene diam dengan tangan melingkar sempurna dileher Wendy.
"Wan,"
"Hmm?"
"Aku horny"
Wendy menatap mata Irene dalam sebelum akhirnya keduanya berbagi dalam ciuman hangat diatas kasur itu. Jari tangan Irene semakin menarik Wendy menempel dengannya.
Irene membenamkan punggungnya pada kasur dan menatap Wendy intens. Ia berada dibawah Kuncian Wendy dan Irene suka bagaimana keduanya memiliki waktu intim berdua. Tangan Irene menggenggam tangan kanan Wendy, membawa mereka menuju wajahnya, sebelum membasahi mereka dengan bibirnya dan mengecup mereka dengan mata sayu miliknya, memasukkan tiga jari Wendy kedalam mulutnya, Mengemut mereka dan kepalanya ikut bergerak maju mundur. Wendy merasa panas dan Irene tau dengan baik ketika Wendy semakin mendorong jarinya dalam mulut Irene. Wendy merasa takjub bagaimana mulut Irene mampu menampung seluruh jarinya masuk menyentuh tenggorokannya.
'irene begitu panas'***
Wendy membiarkan Irene melihat luka pada punggung nya. Luka yang ia terima ketika ayah Irene mendapati putrinya tanpa pakaian dipelukan wendy.
Malam itu, Irene memiliki demam tinggi dan wendy menjadi satu-satunya yang bersama dengan Irene disana. Tubuh kecil itu menggigil dan Wendy tidak tahu bagaimana harus bertindak.
Ia ingat pernah begini ketika berumur seperti Irene dan ibunya memeluknya dengan erat. Tubuh ke tubuh. Haruskah ia melakukan hal yang sama dengan Irene?
Tidak, tidak! Wendy tidak akan mengambil kesempatan. Tapi, demam Irene begitu tinggi dan cuaca diluar tidak dapat membantu. Hujan badai."Joo-Hyun appo?" Tanyanya dengan cemas. Irene menganggukan kepalanya lemah, ia tidak dapat merasakan apapun lagi. Tubuh kecilnya serasa remuk oleh sakitnya
"Maafkan Wannie" ujar Wendy dengan gemetar. Tangannya dengan perlahan melepas pakaian Irene dan membuka pakaiannya, meletakkan tubuh telanjang Irene dalam pelukannya.
Wendy dapat merasakan tubuh panas itu dikulit telanjangnya. Ini begitu membakar dan Wendy hanya mampu menatap jendela untuk menetralkan detak jantungnya.
Irene sudah mulai terlelap oleh hangat tubuh telanjang keduannya dan usapan lembut dirambutnya. Irene mendapatkan tempat ternyamannya.Irene tak pernah ingat itu semua, ia bahkan lupa siapa Wendy untuknya dulu. Apakah Irene punya kesempatan untuk mengingat Wendy nya dulu? Dan berjalan bersama Wendy untuk masa depannya?
***
"I love you" bisik Wendy ditelinga Irene. Tubuh Irene menegang dan gerakannya terhenti