Irene
X
Wendy***
Mohon maaf bila mengandung unsur yang tidak masuk akal atau melanggar norma...atau hal yang tidak kalian sukai...***
Irene bilang bahwa sekolah itu asyik, ada guru muda cantik yang punya suara lembut dan senyum teduh yang selalu buat dia bahagia dan nyaman sama orang lain selain keluarganya. Irene suka ketika guru putih pucat itu memperhatikannya setiap hari, setiap saat.
Oh ya, Irene masih umur 6 tahun sekarang dengan senyum ala kadarnya dan wajah yang selalu terlihat malu-malu dan terkesan dingin. Tapi Irene pula lah yang paling memiliki visual bak Dewi.
Irene merapikan buku-bukunya dan memasukkan kedalam tasnya dengan rapi. Irene kecil dengan langkah kecil menghampiri sang guru 'Wendy' yang berdiri di depan kelas sibuk merapikan buku-bukunya juga. Dengan tangan mungilnya Irene mengulurkan tangannya berniat pamit pada sang guru.
Wendy menatap Irene sebelum menyadari gadis kecil ini akan pulang menyusul teman-temannya yang sudah pulang lebih dulu sejak sejam yang lalu. Ya, Irene selalu menjadi yang terakhir pulang entah karena alasan apa. Wendy sudah mencoba mencari alasannya, dan sepertinya karena kedua orangtuanya yang sama-sama sibuk. Irene kecil begitu kesepian dan selalu terlihat murung.
Wendy berjongkok dihadapan Irene, memperhatikan wajah cantik dan dingin milik gadis berusia enam tahun ini. Wendy memperbaiki baju hangat Irene dan membawa gadis kecil itu kedalam pelukannya. Ada rasa hangat yang mengalir dihatinya, Wendy tau itu.
"Sudah di jemput? Atau pulang sendiri lagi?" Tanya Wendy lembut seraya mengusap lembut pipi Irene
Irene menatap Wendy dengan mata kecil bulatnya yang penuh, Itu semakin terlihat imut dengan rambut hitam kuncir duanya. Wendy tidak bisa menahan untuk tidak mencium pipi Irene gemas.
"Aku akan pulang sendiri saja Saem" jawab Irene pelan.
Wendy melirik cuaca di luar yang tak bersahabat. Sebentar lagi akan hujan dan Wendy tidak mungkin membiarkan Irene pulang sendiri dalam cuaca ini. Bahkan sekalipun cuaca baik-baik saja, Wendy selalu menemani langkah kecil dari gadis kecil favoritnya itu sampai rumah dengan selamat. Irene menatap Wendy yang sedang memperhatikan cuaca di luar ruangan, Irene begitu senang dekat dan digenggam hangat dalam pelukan sang guru yang selalu berhasil menenangkan nya. Irene diam-diam mengagumi wajah lembut sang guru dalam jarak dekat.
"Joo-Hyun, Saem antar saja ya? Sebentar lagi akan hujan, Joo-Hyun bisa terkena hujan nanti" ujar Wendy lembut yang dibalas anggukan cepat dari Irene. Senyum Wendy merekah mendapati wajah mungil dihadapannya yang tersenyum lebar.
"Ayooo" ujar Wendy mengangkat Irene dalam pelukannya.
***
"Joo-Hyun mau makan apa?" Tanya Wendy ketika keduanya sedang dalam perjalanan. Ini sudah pukul 3 sore dan Wendy tahu Irene kelaparan. Wendy bingung, apa orangtua Irene tidak tahu kalau ada putri kecil mereka yang selalu menunggu dijemput di sekolahnya... Atau karir selalu menjadi prioritas utama keduanya, hingga mengabaikan malaikat kecil mereka?
"Umm, tteok-bokki?" Ujar Irene memiringkan kepalanya ke kanan menatap Wendy.
"Tentu princess, ayo makan tteok-bokki" ujar Wendy segera menuju kedai makan