Please, dengerin dulu video diatas...
Itu benar-benar candu...Dengerin ya sayang, huahaha
Syudah?
Eh cowet,
Pipiw
Dasar Yanto!
***
Hari ini Wendy sedang bersiap-siap untuk pergi berjalan-jalan sekedar membuang penat. Berkeliling kemanapun yang ia ingin sendirian. Sudah terlalu lama ia terkurung didalam dorm dengan keseharian yang itu-itu saja. Wendy menghela nafasnya sejenak lalu melangkah pergi.
"Umm, kemana aku harus pergi?" Wendy bermonolog sendiri dengan jari yang ia letakkan didahinya
"Ah, jalani saja lah" kakinya melangkah kemanapun, menunggu bus di halte dan melakukan apapun sesukannya.
Wendy melakukan penyamaran tentu saja, dengan rambut yang diselipkan kedalam topi dan pakaian layaknya pria lengkap dengan kumis dan jenggot, Hoodie hijau botolnya menutup kepalanya. Tentu penyamaran berhasil. Tidak ada yang tahu siapa dia.
Wendy berhenti disalah satu kedai kopi dan segera memilih masuk kedalamnya.
"Selamat datang" suara salah satu server disana menyambutnya dan ia balas dengan senyum.
Setelah memilih pesanan Wendy segera mengambil tempat duduknya, memutar musik dari handphone nya dan membuka buku bacaan yang telah ia bawa. Wendy terlarut selama beberapa jam dan segera sadar ketika jam sudah bergerak pada pukul 20.45. 3 jam sejak ia duduk sendiri dengan 4 cangkir kopi kosongnya, Wendy menghela nafas nya kembali.
Matanya menjelajah keluar jendela menikmati warna biru gelap diluar sana dan kesibukan yang berlalu-lalang dihadapannya. Wendy rindu sibuk tapi ia juga tidak punya pilihan untuk menjadi seperti sekarang. Pasti semua member belum ada yang pulang ke dorm, dan Wendy akan selalu jadi kesepian selama beberapa bulan kedepan.
***
"Aku pulang" jeritan Yeri menjadi sapaan untuk ketiga member yang sejak tadi diam diruang makan. Suasana disana terasa hening hanya dentingan alat makan yang terdengar.
"Suasana apa ini?" Pikir Yeri ketika mendapati ketiga unnienya disana
"Aku.. oh- mana Wendy unnie? Dia sudah makan? Apa dia di kamar? Aku akan menyusulnya ke kamar setelah aku mandi, aku membawa cake kesukaannya" ujar Yeri dengan menggebu dan segera berbalik pergi
"Dan kau Seulgi unnie, punyamu di tas putih itu. Jangan sentuh apapun" peringatan Yeri membuat Seulgi menatapnya kosong.
Joy mengehela nafasnya, nafsu makannya menguap begitu sampai di dorm dan mendapati bahwa Wendy tidak ada disana. Ia sudah dengan bahagia membawa Boba kesukaan Wendy ketika pulang tadi namun, unnienya itu tidak disana dan tidak tahu sedang dimana.
"Kemana Wendy unnie? Kau yakin ia tidak ijin secara personal padamu unnie? Tidak biasanya ia pergi tanpa pamit pada kita" Joy mendesak Irene yang sejak tadi diam dengan ekspresi datarnya
"Tenanglah Joy, Wendy bukan anak-anak lagi, ia pasti tahu jalan pulang. Bersabarlah, sebentar lagi mungkin ia pulang" Seulgi mengusap bahu Joy lembut.
"Sekarang, segera istirahat biar aku saja yang menunggu Wendy pulang. Aku tau kalian lelah" Seulgi memberikan senyum terbaiknya dibalik rasa cemasnya.
Seulgi juga cemas tidak biasanya Wendy pergi keluar tanpa ijin mengingat keadaan Wendy yang memang sudah membaik tapi tidak begitu baik. Seulgi juga takut Wendy pergi secara tiba-tiba tanpa tahu kemana. Ah, tidak! Wendy pasti kembali.
***
Wendy berjalan pelan menyusuri jalanan yang terlihat masih saja ramai. Terlalu larut untuk kembali ke dorm dan Wendy begitu malas untuk pulang jadi, Wendy lebih memilih untuk menginap di apartemen miliknya. Ia ingin sendiri dan menikmati kesendirian nya.
"Sudah sampai nona" suara sang driver membuat Wendy segera bergerak keluar menuju apartemennya.
"Terima kasih paman"
*
"Astaga, bodohnya aku! Aku belum ijin pada Irene unnie! Aish!"
Wendy segera mengirim pesan pada Irene bahwa ia menginap di apartemennya malam ini. Sedikit berbohong untuk mendapatkan ijin. Setelah menunggu beberapa saat ketika tidak ada balasan, Wendy segera membersihkan dirinya. Mungkin Irene unnie sibuk -pikirnya.
Wendy segera keluar setelah membersihkan dirinya dari kamar mandi. Tubuhnya terasa segar setelah melakukan aktivitas seharian ini dan mandi adalah paket lengkap.
"Astaga!" Jeritnya ketika mendapati Irene duduk diatas kasurnya
"Unnie" lirihnya ketika mendapati tatapan tajam Irene padanya
"Kau dari mana saja seharian ini? Kenapa baru memberi kabar? Kau tidak tahu bahwa kami semua menghawatirkan mu? Kau brengsek Son Seung-Wan" Irene segera menerjang tubuh Wendy dan menarik rambut gadis itu
Irene begitu cemas sejak sampai di dorm, ia segera berlari kesana kemari ketika tidak mendapati Wendy di dorm dan segera menghubungi siapapun yang dapat ia jangkau
"Unnie, sakit" Wendy merasakan kepalanya terasa berputar dan tertarik. Matanya mengeluarkan air mata disudut sana dan Wendy mencoba menangkap tangan Irene yang bergerak kasar dikepalainya
"Unnie" ujarnya lemah. Wendy mencoba berdiri dengan sekuat tenaganya namun, ketika Irene menarik tubuhnya kedalam pelukan, Wendy segera terjatuh.
Suara Isak tangis milik Irene mendominasi dalam ruangan itu, Irene memeluk Wendy dan masih memukul punggung itu lemah
"Ku kira.... Hiks, ku kira kau pergi... Aku... Hiks.... Aku takut kau pergi begitu saja wan-ah. Aku... Aku takut kau tinggalkan sendiri hiks" sejak tadi Irene meracau dan masih menangis
Tubuhnya bergetar dan Wendy dapat merasakan seberapa cemas Irene padanya."Aku tidak kemana-mana unnie, aku hanya berjalan sebentar dan menikmati udara sendiri" Wendy mengusap punggung Irene lembut
"Kau pergi tanpa kabar dan kau pikir bagaimana mungkin aku tidak mencemaskanmu. Aku berlari pulang untuk melihatmu secepat mungkin dan ketika aku sampai kau tidak disana. Kau membuatku takut SeungWan. Jangan begitu lagi, jangan buat aku ingin mati karnamu" Wendy tersenyum dan memberikan kecupan hangat pada kening Irene. Mengusap pipi berair itu lembut...
"Maafkan aku unnie" ujarnya pelan dengan tatapan teduhnya
Irene tidak bisa berhenti untuk segera mencium seluruh wajah Wendy. Ketika senyum milik Wendy ada disana dan bagaimana tatapan teduh itu menyapanya, Irene berjanji tidak akan pernah melepaskan Wendy dari hidupnya. Untuk siapapun, tidak akan pernah.
❤️💙
WendyXIrene