Alphabet * Final

544 63 4
                                    

Wendy X Irene

***

W= Wish we luck!

Wendy berlutut dihadapan ayah Irene memohon maaf karena ingin meminang putri mereka. Wajah Wendy bahkan sudah sangat putus asa, disana Irene menangis tersedu melihat keadaan Wendy yang sudah babak belur dipukuli oleh ayahnya.

"Appa sudah" Irene mencoba mendekat namun sang ayah menatap tajam padanya dan berujar cukup kasar

"Berani kau mendekat ku tendang anak ini!" Irene menggeleng

"Paman maafkan aku" dengan menyeret tubuhnya yang sudah sangat lemah dilantai, Wendy mencoba menyentuh kaki ayah Irene

"Jangan sentuh aku dan keluargaku sialan!" Ayah Irene tak sengaja menendang wajah Wendy ketika wanita itu mencoba mendekat padanya

Terbentur oleh ujung kayu meja disana, Wendy merasakan sakit luar biasa.

"Appa sudah! Wendy!" Irene memaksa lepas dari pegangan sang ayah lalu menghampiri Wendy dan mengusap wajah gadis itu

Mata keduanya bertemu dan Irene semakin terisak. Irene menggeleng untuk menghentikan keinginan Wendy.

"Kita meny-"

"Aku akan terus berusaha" Wendy segera menyela Irene yang semakin tak sanggup melihat keadaannya

"Kau terluka. Kita sudahi saja Wen, kita tidak perlu restu mereka untuk menikah" Wendy menggeleng

"Aku akan menikahimu dengan restu ayah mu. Aku tidak akan pernah mengambilmu tanpa restunya"

Wendy mengusap wajah Irene lembut masih menunjukkan wajah hangatnya. Tatapan matanya kembali kearah ayah Irene yang menatap keduanya masih dengan ekspresi keras diwajahnya

"Paman, dengan nafasku, dengan seluruh nyawaku... Aku meminta restumu untuk ku dan putrimu, ijinkan aku menikahi putrimu..." Wendy meneguk ludahnya yang bau besi terasa seperti darah

"Tolong berikan kami restumu" Wendy merasakan nafasnya memberat, kepalanya mulai terasa semakin berat

"Tidak bahkan untuk ribuan tahun sekalipun! Bahkan jika kau mengemis ribuan kalipun, aku tidak akan pernah merestuimu dengan putriku! Itu benar-benar menjijikan!" Wendy terisak mendengar jawaban dari ayah wanita yang sangat ia cintai...

"Sayang~" elusan lembut dipipi Irene membuat wanita itu mengangkat kepalanya, menatap mata lelah Wendy yang selalu terasa hangat baginya

"Aku bahagia bersamamu, tapi..."

"Tidak tidak tidak... Tidak Wen, jangan lepaskan aku..  kau sudah berjanji!" Irene menangis keras ketika melihat mata redup Wendy

"Tidak, aku tidak akan melepasmu. Aku hanya lelah" mata Wendy perlahan mulai tertutup

"Wendy, kita pergi saja. Aku tidak butuh rest-.... Ya! Son Wendy!" Irene menjerit keras merasakan tubuh Wendy yang terkulai lemah dihadapannya. Secara cepat ia menangkap tubuh Wendy

"Hey bangun, Wendy bangun... Kau sudah janji! Wendy...." Tuan Bae mematung ketika melihat keadaan didepannya. Ia tidak bermaksud-

Wendy X IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang