heol! Daebak!

721 74 23
                                    

Irene
💜
Wendy





***

9 Tahun



Wendy berlari begitu cepat dengan kedua kaki kecilnya menuju rumah milik Irene yang tak jauh dari miliknya. Ia sudah begitu lelah namun ketika melihat atap rumah milik Irene diujung sana ia semakin mempercepat laju larinya.

'ayolah sedikit lagi' batinya


Dengan secepat mungkin ia memanjat pagar rumah milik Irene yang cukup tinggi dan segera masuk kedalam dengan keadaan yang begitu kacau. Keringat dirambut pendeknya yang mengenai wajah, baju kaos yang sobek di bagian lengan karena memanjat pagar, kaki tanpa alas karena ia buru-buru, dan badan dengan warna coklat bekas pasir karena ia terjatuh setelah memanjat pagar rumah Irene.

"Irene!" Dirinya segera menjerit memanggil nama sahabatnya yang tadi menelponnya sambil menangis sesenggukan

Tidak ada jawaban, kaki mungilnya segera menaiki tangga menuju kamar Irene. Tidak ada siapapun disana dan Wendy semakin panik dan segera berlari mengelilingi rumah luas milik Irene dan terus meneriakkan nama Irene tanpa henti.

"Ire....ne......."

"Ya Irene!" Jantung Wendy berdegup cepat. Kaki mungilnya segera berlari mendekati tubuh Irene ditaman belakang yang terbaring ditanah.

"Irene... Ya Irene... Bangunlah" Wendy menggoncang tubuh Irene sekuat mungkin

"Aduh... Sakit" Irene tanpa sengaja menendang perut Wendy membuat gadis kecil tersebut terjengkang kebelakang

"Oh... Wendy!!!! Huaaaaaaaaaaaa!!!!!" Tangisan dan jeritan Irene membuat telinga Wendy berdengung... Sungguh nyaring hingga ia rasa telingannya akan pecah

"Wendy!!!....... Hiks hiks... Wennnn" Irene mengguncang bahu Wendy dengan kedua tangannya setelah terduduk diatas pangkuan Wendy

"Irene kau kenapa?" Wendy yang tidak tahu akar masalah hanya mampu memeluk Irene dan mengusap punggung sahabatnya pelan

"Wen.... Kau tahu.... Huaaaa... Hiks..." Irene menarik ingusnya sejenak sebelum kembali berbicara

"Popo...." Ucap Irene dengan mengusap pipinya pelan bermaksud menghapus air matanya

"Hah?" Wendy bingung... Namun ia tetap melakukannya... Maksudnya- mencium pipi irene...

"Ya... Kenapa menciumku?" Wendy menatap Irene aneh

"Kau kan mengatakan Popo... "

"Aku memang mengatakan Popo tapi maksudku adalah Popo ikan ku Wendy!  Kau mesum!" Irene berteriak membuat kepala Wendy semakin pusing ...

Wendy mengambil nafasnya perlahan dan menanyakan Irene perlahan... Gadis kecil cantik itu masih terlihat kesal padanya..

"Irene maafkan aku... Jadi ada apa dengan Popo?" Wendy berbicara dengan lembut dan menarik lengan kecil Irene pelan

Irene menjadi luluh dan menatap Wendy dengan tatapan imutnya...
Puppy eyes!

"Popo meninggal Wen karena Seulgi tidak sengaja menyenggol akuarium ku... Hiks... Aku sudah menguburnya disini setelah menelponmu... Aku sudah kehilangan Popo huaaaa hiks hiks Popo anak kita huaaa"  Irene menangis keras dan Wendy menghela nafas

"Irene itu hanya ikan. Kita bisa menggantinya nanti"

"Popo itu anak kita Wendy. Aku sudah berjanji akan merawatnya sampai kita dewasa nanti. Lagi pula kau sudah berjanji akan menikahiku dan merawat Popo bersama... Sekarang, bagaimana kita bisa menikah kalau Popo saja sudah mati huaaa" Irene memeluk Wendy begitu erat.


Wendy mencoba menarik dirinya perlahan namun Irene merapatkan dirinya semakin erat.

"Irene, mari kita dapatkan peliharaan baru. Aku akan memberimu bobo untuk menjagamu"

"Tapi bobo anjing Wen, aku tidak suka anjing"

"Bobo akan menjagamu sampai dewasa nanti. Dan bobo sangat menyayangi mu"

"Apa kau akan tetap menikahiku walau Popo sudah mati?" Irene menarik ujung bahu Wendy

"Aku menjanjikan bobo untuk menikahimu Irene. Jaga bobo ya" Wendy mengusap lembut kepala Irene













***





"Huaaaa.... Wendyyyy... Bobo mati ditabrak seulgi ketika bermain sepeda diteras rumah"

"Irene maafkan aku" seulgi berlutut didepan Irene kecil sambil menyatukan kedua tangannya dan memohon sebisanya




❤️💙

Wendy X IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang