Wendy X Irene
***
Ready....
Let's read!
❤️
"Aku mencintaimu"
"Aku mencintaimu"
kedua bibir itu kembali bertemu dan sentuhan yang saling menjamah di tubuh lawannya tidak berhenti walau peluh sudah membanjiri tubuh keduanya.
Irene sekali lagi menjerit keras dengan puas ketika berhasil mendapatkan pelepasan untuk ke sekian kalinya.
"Lelah?" Tanya Wendy pada Irene yang berada di bawahnya. Tangannya dengan lembut mengusap peluh di sekitar kening dan turun menuju leher basah Irene yang penuh tanda kecupan.
Malam ini keduanya saling bergelut di atas ranjang setelah lama tak bertemu. Irene mengulurkan lengannya untuk mendekap Wendy dalam pelukan tubuh telanjang keduanya.
"Aku merindukanmu" bisik Irene sebelum memberikan kecupan berkali-kali pada puncak kepala Wendy.
"Kalau begitu ijinkan aku menghancurkanmu malam ini sekali lagi" ujar Wendy mengangkat kepalanya dan menatap penuh pada mata cantik Irene yang menantang.
"Tentu!"
***
Wendy membawa sebuket bunga mawar merah ditangannya dengan senyum cerah. Berjalan dengan tenang untuk menemui kekasihnya yang sedang bekerja di perusahaan ternama.
Sebagai seorang manager di usia mudanya, Irene begitu hebat dengan banyak prestasi dan tentunya tidak sedikit yang mengincar gadisnya. Wendy bangga menjadi pemenang hati gadis jelmaan Dewi cantik itu.
Bibirnya melengkung keatas melihat Irene yang berjalan keluar dari gedung dengan begitu angkuh, sungguh wanita itu begitu mempesona dengan daya tariknya yang begitu kuat.
Helai rambutnya yang ikut bergerak dibawa oleh angin dan tubuh cantiknya yang tak bercacat sukses membuat banyak mata mengagumi.
"Cantik" puji Wendy dengan senyum lebarnya.
"Hey!" Irene melambai dengan ceria kepadanya. Lihat betapa cepat perubahan ekspresi gadis itu. Tidak dapat dipercaya.
"Lama menunggu?" Tanya Irene dengan tangan yang segera bergelayut pada lengan kanan Wendy.
"Aku baru sampai" jawab Wendy lalu merapikan helai rambut Irene dan menyelipkannya di balik telinga besar Irene.
"Wendy"
"Ya" keduanya bertatap mata sejenak
"Cium aku" pernyataan Irene membuat Wendy terkesiap.
"Sekarang?" Tanyanya sedikit tak percaya. Seingatnya Irene bukan orang yang suka mengumbar hubungannya.
Irene mengangguk dengan yakin. Dengan ekspresi wajah polos dan terlihat begitu imut, bibir merah Irene sedikit merenggut ketika melihat respon Wendy yang seperti meragukannya.