[14] Plamerston Island

1.8K 152 12
                                    

Gaes gaes ku yang tercintrong, eh tercinta maksudnya. Author minta maaf banget buat kalian readers setia akoh yang berfikir akan ada kelanjutan ENCE di part ini tapi nyatanya enggak, maaf banget.

Kenapa? Karena Author tau kok rata rata usia kalian yang baca cerita ku itu ada yang di bawah usia 21 dan 17 jadi aku ngerasa dosa aja gitu kalau aku buat teks cerita yang Mendosakan Mata, aku zheyeng sama kalian semua wahai gaes ku.

Aku gak mau kalian kena dosa karena kalian baca cerita yang ku buat dan cerita yang ku buat itu adalah sejenis cerita yang Mendosakan Mata, awokawok.

Maaf banget ya gaes.

2000 words lebih loh gaes:')

Dah lanjut aja lanjut Bab Plamerston Island aku harap kalian suka, Happy reading gaes gaes ku:*
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Plamerston Island

            2 minggu telah berlalu setelah kejadian itu gadis Malang itu di bawa ke sebuah tempat terpencil yang bernama Plamerston Island.

            Jimin memiliki vila besar di sana, gadis itu pun tak menyangka jimin memiliki banyak sekali persinggahan, bahkan di tempat sebagus ini?! Waw!

            Jika kalian semua bertanya tanya apakah gadis itu masih perawan? Apakah dia masih virgin? Ya, Jawabannya adalah tidak.

            Semenjak hari itu jimin benar benar meniduri sang gadis hingga fajar datang. Setelah kegiatan panas itu terjadi tanpa rasa kasihan sedikit pun pria itu langsung membawa sang gadis ke tempat ini, sungguh ini tidak bohong.

             Dan, pria itu? Jimin? Dia tidak ada di sini, dia berada Paris. Ah.. Mungkin saja, atau mungkin sekarang di sedang berada di Korea? Haha gadis itu tidak tahu, gadis itu hanya bisa menatap nasib malangnya yang sulit sekali untuk di tolong.

            Kaka tinggal di sini bersama beberapa pembantu Jimin, Jimin? Pria itu benar benar ingin menjauhkan Kaka dari keluarga pria itu hingga membawa gadis itu ke sebuah pulau terpencil. Mengesankan sekali.

"Nona, apakah nona ingin memakan sesuatu?" Pembantu suruhan Jimin ini memang terlihat sangat baik, benar benar baik. Sang gadis pun merasa nyaman jika ia berada di dekat wanita paruh baya itu.

           Kaka menganggukkan kepala nya, gadis itu menampilkan senyuman hangatnya, "Boleh boleh saja."

            Tidak lama setelah itu, salah satu pelayan vila memanggil Kaka, "Nona ada video call dari tuan besar."

            Kaka menghembuskan nafas nya kasar, ia jenuh, Jimin selalu saja menelefon gadis itu lagi dan lagi. Selama Pria itu tidak berada di sini, Jimin selalu menelefon Kaka atau apabila dia tidak ada waktu untuk menelefon Kaka Jimin akan mengirim kan sebuah pesan yang berisi pertanyaan tentang keadaan gadis itu, bukan kah itu adalah hal yang sangat membosankan?! "Nee, aku kesana."

            Tungkai jenjang kaki itu melangkah mendekati sebuah meja beralasan sebuah taplak meja, secangkir Cofee, dan sebuah laptop sedang di atasnya. Terkadang gadis itu berfikir heran tentang Jimin, jika dia membenci gadis itu kenapa Jimin selalu menelefonnya dan bertanya tentang kabar gadis itu? Benar benar pria aneh!

             Gadis itu mengangkat video call yang tersambung lewat computer yang telah jimin berikan untuk nya, "ada apa Jim? Apakah kau ingin menanyakan kabar ku lagi?! Ah!! Membosankan!"

YOUR GRUDGE YOUR FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang