[26] Eomma is Comeback

1.4K 160 0
                                    

            Jimin ikut melangkahkan Kakinya dan duduk di sebelah kiri Kaka. Hening sejenak sebelum Jimin berucap, "Ka-kau, barusan bertanya kepada Jiyeon. Bagaimana jika aku di penjara bukan?"

"Lalu? Apa masalahnya?"

             Jimin berdekhem, kini matanya teralihkan kepa birai Kaka yang tangah sibuk mengunyah kentang. Ingatan Jimin tentang dirinya mencium Kaka 5 tahun yang lalu kembali berputar, sesekali Jimin tersenyum mengingat hal itu.

"Yak! Kenapa kau senyum senyum sendiri?!! Kau waras atau bodoh?!"

Jimin terkekeh mendengar umpatan Kaka. Ia rasa, lebih baik saling bertengkar dari pada harus saling berjauhan dan saling bungkam. Dengan cara itu, Jimin bisa merasa jauh lebih dekat dengan Kaka. "Apa jawaban Jiyeon,"

"Kau sudah mendengarnya bukan? Mengapa aku harus repot repot menceritakannya lagi kepadamu?" Jimin menghela nafasnya. Jimin harus ekstra sabar menghadapi sifat Kaka yang sekarang jauh lebih dingin dalam hal merespon sifat Jimin yang begitu menjengkelkan bukan main, Kaka benar benar telah acuh kepadanya.

Kaka yang berada di Plamerston Island tentu jauh lebih baik dari pada dirinya yang sekarang, Jimin berpendapat seperti itu. "Mengapa kau selalu membuat ku kesal?!" Jimin mengeluh, ia menggenggam kedua lengan Kaka.

"Kau yang membuat ku kesal, bukan aku!" Kaka bangkit dari dudukannya ia pergi meninggalkan Jimin dengan amarah yang menggebu gebu. Ternyata Daeli dan Angel benar, seharusnya dia tidak menemui Jimin dari pada harus berakhir seperti ini.

Jimin menggeram, ia mengepal kedua telapak tangannya sebelum mengusap seluruh wajahnya dan pergi berlalu mengejar Kaka.

Kaka berjalan dengan langkahnya yang begitu cepat menuju ke parkiran mobil. Saat ia hendak membuka knop mobil Jimin menarik lengannya mendorong tubuh wanita itu ke sisi mobil, "Kita belum berakhir samapai di sini!" Ucap Jimin dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya.

"Kita sudah berakhir dari dulu Jim, sudah lah tidak usah beromong kosong lagi!" Kaka hendak memalingkan wajahnya. Namun, Jimin mencegahnya.

Dengan gerakan cepat Jimin membuka masker yang menutupi wajahnya, ia mendekatkan birainya kepada birai milik Kaka. Lalu, Jimin mencium birai wanita itu dengan brutal, tentu hal tersebut membuat Kaka kewalahan bukan main.

Kaka memejamkan matanya sebelum ia mendorong Jimin dengan paksaan hingga Jimin pun menjauh darinya, "Kau gila!! Ini Indonesia! Kita tidak boleh melakukan hal seperti itu di tempat umum!" Nafas Kaka memburu dadanya naik turun, kedua alisnya saling bertautan menahan emosi.

Jimin kembali memakai makskernya sebelum ia tersenyum di balik masker yang menutupi wajahnya. Lalu berkata, "Baiklah, kita tidak boleh melakukannya di tempat umum," Jimin menggantungkan kalimatnya sebelum ia kembali berkata, "Ikut dengan ku dan mari kita melakukannya di tempat yang tertutup!"

***

Daeli dan Taehyung tengah menatap sebuah Handphone yang berisi rekaman suara dari saksi atas pembunuhan ayah Rin-ah, atau sebutlah sebagai paman Kaka. "Yuhu!!! Kita berhasil!!" Daeli bereteriak di dalam ruang kerjanya.

Taehyung menghela nafas lega, salah satu bukti sudah berada di tangan mereka. "Daeli," Taehyung menyeru Daeli yang tengah berputar putar di bangku singgasananya.

Daeli memberhentikan aksinya, ia membalikan tubuhnya dan menatap iris Taehyung, "Ada apa?" Daeli berucap seraya menaik turunkan alisnya.

YOUR GRUDGE YOUR FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang