[21] Story Of Jimin

1.4K 151 15
                                    

            21 tahun yang lalu. Jimin adalah tetangga ku. Aku, Jimin beserta adik adiknya selalu bermain bersama. Kami di besarkan di lingkungan yang sama.

            Jimin, dulu dia adalah sosok pria yang baik hati, perhatian, saling menolong, semua kebaikan ada pada dirinya. Aku sendiri masih ingat hari itu saat aku berusia 4 tahun dimana Jimin menggendong ku di punggungnya tatkala kaki ku terkilir saat aku tengah bermain jungkat jungkit bersama Jisung.

Jimin pria itu, pria yang pertama kali mengkhawatirkan tentang keadaan ku.

            Jimin mengantarku pulang, "Naik lah ke punggung ku, aku akan mengantarmu pulang." Aku masih mengingat tutur katanya yang lembut pada saat itu, berbeda dengan sekarang yang selalu berbicara menggunakan otot disetiap perkataannya.

***

13 Oktober 2002,

            Hari itu hari ulang tahun Jimin. Jimin selalu berkata, "Jika aku berulang tahun aku akan mentraktir kalian semua!" Dan hal itu pun terwujud.

            Ya, mengenal Jimin adalah anak dari seorang kolong merat, membuat dirinya mudah mendapatkan apapun yang ia inginkan.

            Jimin adalah sosok yang egois, keras kepala, ia suka sekali memerintah namun tidak suka di perintah dari sejak dini. Dan setelah Jimin dewasa, Jimin menjadi seorang bos mafia, sifatnya yang egois, keras kepala, angkuh, benar benar kentara sekali sekarang. "Pokoknya kalian harus menyiapkan pesta ulang tahun ku dengan meriah!"

***

           Dan Ini adalah alasan Jimin berubah, yaitu ibunya. Ibu kandung nya sendiri, wanita itu alasan dari berubahnya sosok Park Jimin menjadi seperti ini.

            Aku masih mengingat hari itu tatkala kami tengah bercanda ria bersama di ruang tamu keluarga Park.

Jimin berusia 17 tahun pada saat itu.

            Ibu Jimin membawa seorang pria kerumahnya, tentu itu memberikan sebuah tanda tanya besar bagi ku, Jisung, Jihoon, dan Jimin.

Siapa laki laki itu?

            Ini adalah minggu ke 2 setelah Ayah Jimin bertugas di luar kota dan ini sudah minggu yang ke 2 juga tuan Park belum pulang ke rumahnya, "Eomma, siapa paman itu?" Jimin bertanya angkuh pada saat itu.

            Ibu Jimin terkekeh sejenak, lalu berkata. "Ini adalah teman baik Eomma," Ibu Jimin dan pria itu saling tersenyum satu sama lain.

            Jimin mengangkat satu alisnya, "Teman baik?"

            Ibu Jimin dan pria itu tidak menghiraukan sama sekali pertanyaan Jimin, mereka malah berjalan melewati anak anak nya dan aku yang tengah berada di ruang tamu.

            Suara teriakan Jimin melengking di setiap pengujung ruangan tatkala ibu Jimin dan temannya hendak menaiki anak tangga. "Yak!! Kau itu tamu!! Tidak seharusnya memasuki daerah privasi!! Eomma!!!!! Mengapa kau membiarkannya?!!" Nafas Jimin naik turun menahan emosi.

            Tentu saja pada saat itu jantungku berdetak dua kali lebih cepat, aku shok pada saat itu.

            Jisung menghampiri Jimin dan mengelus elus pundaknya, "Tenanglah Hyung."

            Pria itu tersenyum kearah Kami sebelum ia berbicara, "Ehm.. baiklah aku akan tinggal di sini saja." Pada saat itu tangan Jimin mengepal. Tentu saja aku takut, takut jika sesuatu yang lebih akan terjadi. Aku dan Jihoon sama sama gemetar nya pada saat itu.

YOUR GRUDGE YOUR FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang