[30] Tears Of Jimin

1.1K 131 11
                                    


            Jimin membawa Jiyeon untuk tinggal di rumahnya. Ya, dimana lagi jika bukan di Perancis?

Selama di perjalanan hingga Jiyeon sampai di tempat tujuan, gadis kecil itu terus menundukan kepalanya enggan menatap ataupun memalingkan sedikit wajahnya
kepada Jimin. ia tidak berani menatap Jimin, sang ayah yang begitu kejam di matanya. "Ji-"

"Jangan bicara pada Jiyeon! Jiyeon benci ayah!" Jiyeon memalingkan wajahnya, ia sangat kesal kepada Jimin. Sedari tadi pun Jiyeon tidak ada keinginan untuk memulai pembicaraan kepada Jimin. Jimin sungguh bingung, harus seperti apa ia agar Jiyeon nyaman bersamanya.

"Ayah punya bonek loh."

"Jiyeon tidak mau boneka!! Jiyeon maunya bunda!!!" Jiyeon berteriak tepat dihadapan wajah Jimin, tentu hati Jimin merasa teriris. Sebegitu bencinya kah Jiyeon kepada dirinya? Setelah Kaka? Haruskah Jiyeon yang meninggalkannya?

"Jiyeon, dengar ayah." Jiyeon menggeleng kuat, gadis kecil itu mengeluarkan air matanya, ia kembali menangis setelah 2 jam menangis di perjalanan lalu sebagian waktu pejalanan Jiyeon ia gunakan untuk tertidur karena lelah menangis. "Jiyeon mulai sekarang akan tinggal bersama ayah."

"Hikd!! Jiyeon g-gak mau tinggal sama ayah jahat!! J-Jiyeon tidak punya ayah yang jahat!! Hikd, K-kata p-paman Taehyung d-dan Jaehyun hiks, ayah J-Jiyeon baik, t-tidak jahat. Hikd,"

          Sungguh hati Jimin benar benar sangat teriris, sang anak takut kepadanya, Jiyeon takut kepada ayah kandungnya, haruskah Jimin mengembalikan Jiyeon kepada Kaka? Tapi, dia tidak bisa hidup tanpa gadis kecil itu.

           Akhirnya Jimin pun menyerah, ini sudah terlanjur. Mau bagaimana pun kali ini Jiyeon tidak ingin berbicara bersamanya dulu. Oke, Jimin akan bertanya mulai besok saja. Jimin pun bangkit dari dudukannya, ia mengusap sayang pucuk kepala Jiyeon sebelum beranjak pergi dari hadapan sang anak. "Tidur yang nyenyak ya Ji? Ayah mencintaimu."

            Jimin bertemu dengan Risa di kamarnya, disana juga sudah terdapat seorang gadis kecil yang tengah tertidur manis di kasur King Size nya. "Apa yang kalian lakukan di sini?!" Jimin bersuara cukup agak lantang.

"Jim, Lia ingin tidur bersama mu."

"Aku tidak sudi tidur bersama anak yang sama sekali bukan darah dagingku!!" Jimin hendak keluar namun tangannya dicekal oleh Risa.

"Jim, kau sudah berjanji padaku! Jika kau mendapatkan anak mu, maka kau akan memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak ku!!"

            Jimin berdecih, ia melirik sekilas kearah Lia yang tengah tertidur pulas tanpa terganggu oleh perdebatan anatara Risa dengan Jimin. Jimin kembali menatap Risa, ia menghela nafasnya sejenak sebelum jari jari indahnya terulur untuk mengelus pucuk kepala Risa hingga turun menyentuh tengkuk wanita itu, Jimin hendak mendekatkan birainya kepada biarai milik Risa.

Hingga, 7 senti.

5 senti

3 senti

"Argh!!!!" Risa berteriak meringis tatkala Jimin menjambak rambutnya begitu kasar, Jimin terkekeh tatkala ia melihat air mata yang mulai berjatuhan dari pelupuk mata Risa.

"Kau lemah! Aku tidak suka wanita lemah!! Kaka bahkan tidak menangis saat aku," Jimin mengaggntungkan kalimatnya seraya membenturkan kepala Risa kebawah, Hingga membuat kepala Risa menyentuh lantai beralasan karpet. "Bahkan ia tidak menangis saat aku membenturkan kepalanya diatas permukaan keramik kamar mandi hingga berdarah!!!" Jimin hendak pergi, Namun, ia kembali menghampiri Risa dan berkata, "Dengar! Kau tidak akan pernah berada di posis Kaka, sampai kapan pun! Dan Jangan pernah kau berharap lebih mengenai perasaanku! Karena diriku hanya dimilik olehnya dan dirinya hanya akan tetap menjadi milikku. Paham?"

YOUR GRUDGE YOUR FAULTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang