"Yak!! Jimin!" Seorang pria bertubuh tinggi berlari menghampiri sosok balita yang baru saja terjatuh di samping Jiyeon. "Kau ini! Jangan pergi sembarangan!"
Pria tersebut melirik kearah Jiyeon, lalu segera membungkukkan badannya. "Maaf nona Jiyeon."
"Tidak apa apa paman," Jiyeon segera menjawab lelaki tersebut seraya bengkit dari duduknya lalu ikut membungkukkan badannya.
"Waktu makan anda pasti terganggu,"
"Tidak kok paman, tidak apa apa."
Mereka saling bertukar pandang sejenak sebelum pria itu menggendong Jimin di gendongannya dan hendak pergi meninggalkan Jiyeon. Namun pergerakan pria itu terhenti tatkala seseorang bertubuh tegap menghampiri mereka. "Ada apa ini?"
"Daddy!" Jiyeon menghampiri Jimin dan langsung menyuruh sang Daddy untuk duduk satu meja dengannya. "Tadi Jimin baru saja terjatuh di pinggir Jiyeon,"
Jimin mengerutkan dahinya, ia menatap tawanya. Jimin? Dirinya atau? Heol? Selama seumur hidup, Jimin baru sekarang mendengar seseorang memiliki mama yang persis sama dengannya. Jimin pun menoleh kearah anak balita yang kini tengah digendong oleh seorang pria. Jimin yang awalnya tersenyum perlahan senyumannya memudar, "K-kau? Siapa anak ini?"
"Eu.. a-anu pak, i-ini calon anak saya, namanya Jimin."
"Kau bekerja disini kan?" Lelaki itu hanya mengganggukan kepalanya sebagai jawaban yang ia lontarkan untuk Jimin. "Kau.. kapan kau menikah?"
"1 minggu lagi tuan,"
"Sa-satu minggu lagi? Wah cepat sekali, siapa nama calon pengantin wanita mu?"
"Namanya, Kaka tuan."
Jimin termangu, ia murka sungguh! Ingin rasanya Jimin memecat pria itu sekarang juga. Rasanya ia ingin sekali membunuh pria itu dengan pistol mengkilat miliknya. Oh.. apalagi saat ia berkata, "Ingin menikah satu minggu lagi, dan bersama Kaka." Uh—yang benar saja? Gadisnya yang dulu—Argh!!
"Dimana kekasih mu itu bekerja, Choi Soobin?" Jimin sengaja sedikit menekan nama Choi Soobin saat berucap kepada lelaki itu. Jimin, tidak sengaja melihat nama sang pegawainya yang melekat di nametag pria itu.
Soobin menelan ludahnya kasar. Duh—jantung Soobin jadi kembang kempis mendengar penuturan tegas Jimin. Apalagi dibagian namanya, secara lengkap pula. "D-dia, bos pemilik toko mainan di dekat sekolah internasional tuan."
Jimin mengangkat salah satu ujung bibirnya setelah mendengar jawaban Soobin. Kaka? Setelah ia bangkrut kini ia memiliki usaha lagi? Dapat modal dari mana wanita itu sehingga bisa membangun toko mainan sebesar itu? "Siapa nama anak ini? Apakah ini anak dari wanita mu itu?"
Soobin menganggukan kepalanya, "Iya, namanya, Jimin tuan."
Jimin terkekeh penuh arti. Oh, sempat sempatnya Kaka menamakan anakanya dengan nama Jimin. Mungkin kah Kaka belum melupakannya? Jimin jadi semakin yakin untuk bisa kembali mendapatkan wanita itu.
"Yasudah, saya hanya bertanya begitu, kau boleh kembali bekerja." Soobin hanya mengangguk dan segera pergi dari hadapan Jimin, sedangkan Jimin terus saja tersenyum setelah Soobin pergi. Mengingat ia telah mendapat informasi cukup banyak mengenai Kaka ia jadi semakin yakin akan kembali memiliki wanita itu. Jimin jadi tidak sabaran.
"Daddy kenapa senyum senyum sendiri?" Jimin tersadar, oh ternyata ia sedari tadi tersenyum sendiri. Jimin melirik kearah sang putri lalu terkekeh pelan.
Tangan Jimin terulur mengusap pucuk kepala Jiyeon, "Tidak apa apa," Jimin menghela nafasnya sebentar sebelum ia kembali berucap. "Jiyeon ingin beli mainan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR GRUDGE YOUR FAULT
Romance⚠️ Dalam Proses Revisi (21 Mei 2024) || 9 bab/38 bab yang sudah terevisi⚠️ [ Whole people just know about who is CEO from Park Corp, but they are never know who is mr.Park, Just me, my best friends and my family Knowing about who mr.Park is. He's a...