(05) Sunset Baby Bear [REVISI]

73.8K 4.3K 56
                                    

"Kadang, yang terindah tak diciptakan untuk dimiliki. Cukup dipandangi dari jauh, lalu syukuri bahwa ia ada di sana untuk dikagumi dalam diam."

-FiersaBesari-

***


Selesai dengan paket kotak itu, Melody mendekati ranjang dan terlentang. Dia memandang langit-langit kamarnya yang bergambar langit dan awan.

"Bunda.. Mel kangen," lirihnya dan tanpa sadar air mata itu turun membasahi pipinya.

"Mel pengen ikut Bunda.. Mel takut sendiri, Bunda... " Kini, tangisan itu pecah dan terdengar suara isakan di kamar Melody yang sepi.

Kemudian, tangannya menghapus kasar air mata itu dan melihat jam yang tertempel di dinding dengan wallpaper doraemon.

"Masih ada beberapa jam lagi, gue harus ngapain, ya?" gumamnya.

Beberapa menit terdiam, Melody mendapatkan ide cemerlang untuk mengisi kekosongannya. Dengan perlahan, dia mengganti pakaiannya dan setelah siap Melody membawa gitar dan keluar.

***

Setibanya di tempat tujuan, Melody segera berlari ke arah kerumunan anak-anak yang tengah berlarian kesana kemari.

"Hai!" sapanya ceria.

Anak-anak panti itu menoleh dan berteriak saat melihat Melody. Mereka segera menghambur ke dalam pelukan Melody.

"Kakak, kami rindu!"

"Kenapa Kakak jarang kesini?"

"Kakak udah gak sayang kita, ya?"

Pertanyaan demi pertanyaan terlontar untuk Melody. Cewek itu mengajak anak panti untuk duduk di gazebo yang tersedia kemudian mulai menjawab pertanyaan.

"Maaf ya, Kakak sibuk, jadi jarang main kesini, deh." Melody sebenarnya tak tega berbohong pada anak-anak yang tidak berdosa dihadapannya.

"Gak papa, kok. Kakak bawa gitar mau nyanyi, ya?" tanya anak cewek usia lima tahun, dia Emily.

Melody mengangguk. "Iya dong, mau dengerin suara Kakak, gak?" tanya Melody yang langsung disahuti anak-anak itu semangat.

Bunda... setidaknya saat Melody bersama mereka, Melody belajar banyak hal, bahwa... kita harus sangat mensyukuri kehidupan ini. Mereka dibuang orang tua mereka dan tidak bertemu sedari kecil, sementara Melody, masih ada Bunda, meski hanya beberapa bulan Bunda asuh Melody.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 16:25. Melody segera bangkit kemudian meninggalkan gazebo setelah berpamitan pada anak-anak panti yang tak rela Melody pulang.

"Terima kasih, Melody. Makasih udah mau hibur anak-anak panti," ucap Ibu Sinta.

Melody tersenyum, "Ibu.. Mel seneng kok lakuinnya."

Bu Sinta tersenyum. "Hati-hati, Melody," katanya saat sudah mengantar Melody sampai gerbang.

"Kapan-kapan Mel main lagi ya, Bu. Assalaamualaikum."

"Boleh, dong. Waalaikumussalam, Mel."

Melody mengangkat ponselnya yang bergetar. Benar, yang menelpon adalah Tn.Mars a.k.a Garry.

"Hola, Gar," sapanya.

"Di mana, lo?"

"Di panti, lo udah di rumah, ya?" tanya Melody menghentikan taksi yang lewat di depannya, "Gue udah dalem taksi. Bentar lagi nyampe, kok."

𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang