(23) Merasa Tak Berguna [REVISI]

35.5K 2.1K 44
                                    

"Menaruh hati di atas ketidakpastian sikap sama saja dengan menaruh tangan di tangan seseorang yang sama sekali tidak ingin menggenggam."

-FiersaBesari-

***

Felix yang baru melangkah ke dalam kamar terpaksa berhenti untuk menerima telepon. Alex? batinnya.

"Tidak biasanya pemuda ini menelpon," gumam Felix kemudian mengangkat teleponnya.

"Halo, Lex. Ada apa?" tanya Felix seraya membuka pintu kamarnya.

"Om, An---Anna masuk rumah sakit, Om."

Pergerakan Felix terhenti saat akan membuka jasnya. "Apa? Jangan bercanda dengan Om, Alex." Felix merubah raut wajahny menjadi datar, meski Alex tak bisa melihat raut perubahan itu.

"Untuk apa Alex sebercanda itu dengan kondisi Anna, Om?" Pria disebrangnya berhenti sejenak. "Akan Alex kirim lokasi rumah sakitnya, Om."

Telepon tertutup.

Tubuh Felix meluruh mendengar kabar mengenai putrinya. Pamela yang baru saja masuk segera menghampiri panik.

"Mas?! Ada apa?" tanya Pamela.

Seakan sadar, Felix segera bangkit tanpa menjawab pertanyaan Pamela membuat wanita itu penasaran, "Ada apa dengannya?" gumamnya.

Secepat mungkin Pamela berlari mengejar Felix dan ikut memasuki mobil yang digunakan Felix. Sementara itu, seorang gadis di balik jendela kamarnya tersenyum sinis.

"Melody ... Melody ... waktu lo hidup enggak akan lama lagi!" tekan Jennifer kemudian menghempaskan bokongnya ke ranjang. "Gue enggak sabar dengar kabar kematian lo, Melody." Jennifer meraih gelas winenya dan mulai meminumnya dengan anggun. 

Di tempat lain, di rumah Jo tepatnya, Renata menerima telpon dari Agatha yang sudah pulang beberapa menit lalu.

"Kenap---"

"Ta! Melody kecelakaan! Gue kirim alamat rumah sakitnya, ya! Gue juga lagi otewe kesana sama Boy!"

Renata mematung, "Apa? Kecelakaan?" gumamnya tanpa sadar sambungan sudah terputus.

Jo yang memang mengikuti langkah gadisnya segera mendekat saat melihat Renata sedikit limbung. "Kenapa? Hey?" tanya Jo.

Renata yang sedikit linglung memandang Jo dengan mata memerah menahan tangis. "Jo ... Mel kecelakaan," ucapnya dan di detik selanjutnya tangis Renata pecah.

Jo berusaha menenangkan, "Hey, udah, udah, kamu jangan nangis. Kita do'ain Melody dan kesana sekarang."

"Hiks ... Mel itu udah sakit, dan sakitnya sekarang bertambah, Jo ... hiks."

"Udah, kamu harus yakin Melody baik-baik aja, kita kesana sekarang, ya?"

Renata mengangguk.

"Hapus dulu air mata kamu," titah Jo yang diikuti Renata.

***

Di ruang tunggu operasi. Beberapa harap-harap cemas menunggu hasil operasi yang sedang dijalankan itu. Alex, Felix, Pamela, Agatha, Boy, Garry Cs, Leon, Alvin, Renata dan Jo.

"Dimana kamu temuin Anna, Lex?" tanya Felix.

Alex yang sedari tadi menunduk kini mendongak. "Di jalan pratiwi, Om."

Leon mengernyit, "Itu, 'kan jalanan sepi. Kenapa Melody bisa di sana?" tanya Leon ditunjukkan untuk Alex.

Alex menghendikkan bahunya. "Enggak tahu. Mungkin ada yang sengaja celakain dia," jawab Alex ada benarnya.

𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang