"Ketahuilah, wanita itu tidak butuh janji, tetapi bukti. Wanita itu tidak mau yang samar, tetapi ingin yang jelas."
-Melody-
"Semua yang datang, akan ada waktunya untuk pergi."
-Renata-
***
Dengan keadaan yang benar-benar lelah, Melody duduk di pinggir lapangan seraya menyeka keringat yang memenuhi kening dan lehernya. Bahkan, Melody menggunakan dua tangannya untuk mengipasi wajahnya yang memerah.
"Mau minum, enggak?" Seseorang menempelkan sebuah botol minum dingin pada pipi kirinya.
Melody sedikit tersentak, namun tak urung mengambil air yang disodorkan. "Makasih." Melody membuka tutup botol kemudian meneguk airnya beberapa tegukan.
"Sorry." Seseorang di sampingnya memecah keheningan.
Dahi Melody mengeryit, kemudian tatapannya teralih pada Leon yang tengah menatap lurus ke depan. "Lo ngomong sama gue, Leon?" tanya Melody takut salah paham.
Leon memutar wajahnya menjadi di depan Melody. "Menurut lo?" tanya cowok itu kesal.
Melody mencebik kemudian tangannya mendorong pelan wajah Leon. "Enggak usah deket-deket muka gue, bisa?! Terakhir lo deketin muka lo gu--"
"Gue salting? Iya? Bagus dong," potong Leon diakhiri cengiran lebar.
Melody memandang Leon kesal. "Salting, salting, udelmu! Maksud gue tuh, terakhir lo deket-deketin muka lo, gue kena hukum!" kesal Melody tak peduli status ketua geng motor dari Leon.
Leon yang melihat keberanian Melody tertawa. Tetapi sedetik kemudian, cowok itu menarik dagu Melody sedikit kasar agar mendekat pada wajahnya.
"Argh.." ringis Melody.
"Berani lo sama gue?" tanya Leon mengeratkan pegangannya di dagu Melody.
"L--lep.. pas.. sin," pinta Melosy susah payah.
Leon tidak memperdulikan ringisan Melody. Tangan bebas cowok itu terangkat membuat Melody spontan menutup matanya.
Plak
Bunyi tamparan tetapi tidak terlalu menyakitkan terdengar di lapangan itu. Leon dengan wajah tanpa dosanya menjauhkan wajah dari hadapan Melody yang terdiam.
"Gue bener-bener kesel ama nih nyamuk! Dari mulai waktu di kelas, pas gue pojokin lo, nih nyamuk udah bertengger aja di bibir lo. Padahal, gue aja belum pernah tuh nyentuh bibir lo, apalagi nih nyamuk beraninya ampe nyium. Mau gue ilangin bekas ciuman nyamuknya?" tanya Leon mengalihkan pandangannya pada Melody setelah menatap jasad nyamuk yang dibunuhnya.
Bukannya menjawab, Melody justru menahan wajahnya agar tidak semakin memerah, tetapi semesta sangat suka mengerjainya.
"Muka lo kenapa merah?" tanya Leon penasaran.
Gara-gara lo, Bambang!! Pake nanya lagi. Melody menjerit menahan rasa malunya. Berarti.. tadi Leon bukan mau nyi--
"Lo tadi mikir gue mau nyium lo, ya?" tebak Leon membuat Melody yang tengah melamun tersentak dan salah tingkah.
"Ap--apaan sih, lo! Gue? Mikir lo nyium gue? Dih.. amit-amit tahu enggak!" kilah Melody tak mau jujur.
"Alah! Bilang aja, terus kalo enggak kenapa muka lo merah banget?" Pertanyaan Leon semakin membuat Melody salah tingkah. Dengan segera, Melody bangkit dari duduknya dan berlari menjauhi Leon yang tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔
Teen Fiction#1 JATUH CINTA/220720 #2 GOOD GIRL/220720 ||BOOK 1|| "𝙇𝙤 𝙩𝙚𝙢𝙗𝙪𝙨." *** "𝙇𝙤 𝙘𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠. 𝙂𝙪𝙚 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖." *** 𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗻𝗶𝗮𝘁 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗹𝗮𝗴𝗶𝗮𝘁! 𝗘𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝗿𝘂𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗱𝗶𝗸𝗶𝘁𝗽𝘂𝗻 𝗯...