(32) Kebahagiaan Sesungguhnya [REVISI]

36.3K 2.2K 113
                                    

"Akan tiba saatnya kita temukan alasan paling tepat untuk berjuang. Jika telah tiba, genggam erat. Sesuatu yang istimewa takan datang dua kali."

-FiersaBesari-

***

Menurutkut, ini part terpanjang, muehehe😁. Spesial gituhh😂. So ... jangan lupa vote, comment dan share. Kalau enggak😣sakittt😭

Jennifer membuka pintu rumah dan memperlihatkan Felix yang berdiri dengan raut panik. "Papah?" ucap Jennifer seakan terkejut. "Pap--"

"Anna ada di rumah, enggak?" tanya Felix cepat.

Jennifer menggeleng, "Dia enggak ada di rumah. Pergi dari sore tapi belum balik juga sampe sekarang, Pah."

Felix mengeram di tempat berdirinya. "Sialan!" umpat Felix membuat Jennifer tersentak.

"Ayok masuk, Pah." Jennifer membuka pintu dan mengambil koper Felix. Bukannya masuk, Felix justru kembali berlari menuju mobilnya.

"Pah mau kemana?!" teriak Jennifer namun Felix lebih dulu meninggalkan rumah. "Sialan! Gue harus telpon Lia sama Bila."

"Mah!" teriak Jennifer sembari mendial nomor Lia. "Mamah!!!"

Pamela datang dengan wajah yang putih dengan masker. "Kenapa?" tanya Pamela lembut padahal sedang emosi. Karena takut maskernya retak, dia menahannya.

"Mah, Papah kayaknya mau gagalin rencana kita deh, Papah mau nemuin Anna, pasti."

"APA?!"

Hancur sudah masker yang dipertahankan Pamela sejauh ini. Buktinya masker putih itu sudah retak dan mulai berjatuhan.

"Lo minta bantuan Kelvin bisa, 'kan?" tanya Jennifer pada Lia tanpa peduli Pamela yang sudah kaku.

"Gak bisa! Kelvin udah di bocking Agatha," jawab Lia membuat Jennifer berdecaj

"Ish! Yaudah sekarang lo datang ke tempat yang udah gue kirim, ya. Kita ketemuan disana."

"Oke."

***

Sementara itu, Melody mulai memberanikan diri keluar dan mencoba memanggil satpam. Apalagi waktu sudah sangat malam dan mulai menunjukkan pukul 21:00. Betapa tidak bergunanya Melody hanya diam di bawah pohon lebat.

"Mau ketemu siapa, Neng?" tanya Pak satpam.

"Pak Austin." Melody hanya menjawab seadanya.

"Oh, beliau sedang tidak ada di rumah. Mungkin pulangnya lusa, Neng. Bagaimana?"

"Emh ... tap--"

Tin

Klakson mobil yang dibunyikan serta lampu yang menyorot mereka. Sesorang pria berjas turun dan menghampiri Melody. Dia, Austin Robert. Pria yang tengah dicarinya.

"Biarkan dia masuk, Pak."

Setelah mendapat perintah itu, satpam mulai membuka gerbang lebar-lebar dan membiarkan mobil Austin masuk bersama gadis yang ikut dengan Tuannya itu.

"Siapa, ya? Tapi mirip dengan seseorang," gumam Pak Rayi, satpam di rumah Austin.

"Mari turun, Melody."

𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang