(26) Perubahan [REVISI]

34.6K 2K 43
                                    

"Lambat laun, semuanya akan berubah."

-pinterest-

***


Semua orang kini sudah tahu jika Melody sadar. Bahkan, karena berita itu ruangan Melody dipenuhi keluarga serta sahabat cewek itu. Termasuk Jennifer dan dua sahabatnya.

Leon mendekat saat yang lain tengah sibuk dengan pembicaraan mereka. Cowok itu menggenggam jemari Melody yang terasa hangat di genggamannya kemudian mengecupnya lembut.

Pipi Melody seketika memerah melihat perlakuan manis seorang Leon pada perempuan. "Kenapa?" tanya Melody.

Leon tersenyum manis, "Kita pacaran, 'kan?" tanya cowok itu dengan senyum tengilnya.

Dengan malu-malu Melody mengangguk. "Bukannya kamu sendiri yang mengklaim aku, ya?" tanya Melody dengan suara kecil.

Leon terkekeh kemudian mengecup hidung gadisnya. Tentu saja pemandangan itu tidak pernah lepas dari mata Jennifer, dua sahabatnya serta Pamela yang entah mengapa sedikit kesal melihatnya. Apakah wanita itu jatuh cinta pada daun muda? Tentu tidak. Tetapi karena Jennifer alasannya.

"Udah, jangan godain aku terus, ya," rengek Melody mendorong tubuh Leon pelan.

Leon memperlihatkan raut cemberutnya. Justru itu membuat Melody geli dan terkekeh. "Muka sangar kamu itu enggak pantes buat dilucu-lucuin kayak gitu tahu," ejek Melody.

"Eh, kok ngejek, ya?" tanya Leon mengapit pipi Melody kemudian mencium kening cewek itu. "Enggak ada yang bisa ambil apapun milik aku, Mel. Kecuali, Tuhan."

Melody memejamkan matanya saat ciuman Leon masih bertahan di keningnya. "Kok ngomong gitu?" tanya Melody perlahan memberanikan membuka matanya.

Perlahan, wajah tampan Leon menjauh dari wajah Melody. "Aku bener-bener cinta sama kamu. Bahkan ... kamu lebih berarti buat aku dari nyawa aku sendiri, Mel."

Melody merasa aneh dengan sikap Leon. Baru juga ingin bertanya, Garry sudah datang bertanya pada Melody.

"Gimana?" tanya Garry lembut seraya mengusap rambut Melody.

Melody tersenyum kemudian memeluk Garry tepat di hadapan Leon. Cewek itu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Garry. "Enggak papa," jawabnya manja.

Garry terkekeh melihat sifat manja Melody. "Kenapa manja banget, sih?" tanya cowok itu menatap Leon dengan tatapan tak terbaca. "Kangen, ya?"

Melody mengangguk. "Banget." Cewek itu mendongak melihat wajah Garry. "Pengen es krim. Beliin, ya? Tadi Ayah gak izinin," rengek Melody tak sadar keberadaan Leon.

Begitulah. Jika ada Garry di sampingnya, siapapun tidak bisa mencegah sifat manja dan kekanakan milik Melody. Karena, Garry adalah orang pertama yang dicari Melody saat cewek itu tengah sedih ataupun senang.

Felix yang melihat Melody merengek justru terkekeh, "Jangan dikasih, ya." Felix memanasi Melody.

Melody menggeleng di dekapan Garry. "Enggak mau. Garry mau, 'kan beliin?" tanya Melody semakin manja.

Garry mengangguk saja daripada Melody kesal padanya. "Iya, nanti gue beliin es krimnya, ya." Garry melepaskan pelukannya.

Cowok itu mengusap wajah Melody yang terdapat beberapa cakaran. "Tapi harus jujur dulu siapa yang sakitin lo, oke?"

Pertanyaan itu membuat Jennifer dan kedua temannya menegang. Jennifer sangat tahu tabiat Garry jika ada yang mengusik Anna, bahkan sekarang bertambah satu singa lagi, Leon.

𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang