(35) Sebuah Saran [REVISI]

33.9K 1.9K 30
                                    

“Aku, kamu, dan dunia kecil kita. Berisi hal-hal yang biasa saja. Ini sudah lebih dari cukup. Kamu sudah lebih dari cukup.”

 -FiersaBesari-

***


Di dalam kehidupan itu, tidak selamanya mulus. Akan ada saatnya cobaan datang untuk kembali menerjang.

Terkadang, kita akan tanpa sadar menyalahkan Tuhan atas segala cobaan yang dianggap sulit. Kita akan lupa cara mensyukuri nikmat Tuhan yang sudah pernah dirasakan.

Kemudian, kita pergi menuju hal bebas dan membiarkan diri sendiri mengikuti arus zaman. Tetapi itu tidak berlaku untuk Renata. Kalian ingin mengenal lebih jauh Renata? Yakin sudah siap? Baiklah.

Dia gadis yang lahir dari keluarga terpandang, tetapi sayang, bukan uang yang diinginkannya tetapi kasih sayang keluarga. Bukan pelukan hangat dan ciuman sebelum tidur yang di dapatnya dari keluarga tetapi hal menyakitkan.

Baru pulang dari rumah Melody setelah membantu sahabatnya berbenah, Renata harus dihadapkan dengan kenyataan yang membuatnya ingin menjerit.

Jika Ayahnya akan bermain di ruang tamu, maka Ibunya akan membawa pria asing ke dalam kamarnya. Entah bagaimana Renata harus menyikapinya. Tak pernah luput Renata protes pada kedua orang tuanya, tetapi hanya kekerasan yang didapat.

Dengan menunduk, Renata berjalan sembari menulikan telinganya. Pemandangan menjijikan sudah menjadi makanannya sehari-hari. Senyuman yang ditampilkan pun hanya topeng belaka agar tak ada yang curiga pada kehidupannya.

Dering telpon menghentikan langkah Renata. Cewek itu melihat nama si penelpon 'baby boo Jo' tertera di layar ponselnya. Tanpa mengangkat telponnya, Renata kembali melanjutkan langkah menuju kamar Renata.

***

Sementara itu, Jo di seberang sana tampak khawatir saat teloponnya tidak kunjung diangkat. Cowok itu menyugar rambutnya ke belakang. "Sialan! Brengsek!" umpatnya entah pada siapa.

"Jo, kamu belum tidur?" tanya Alena membuka pintu kamar Jo.

Jo yang terlihat mondar-mandir menghentikan langkahnya. "Mah, ada apa?" tanya Jo.

Alena mendekati putra semata wayangnya yang terlihat gusar. "Kenapa sih? Ada masalah sama Rea?" tanya Alena.

Rea adalah nama panggilan kesayangan Alena untuk Renata. Entahlah, padahal Jo sudah mengingatkan untuk memanggilnya Rere atau Tata.

Jo duduk di ujung ranjangnya, kemudian menghela nafas. "Mah, Jo lagi ada masalah sama Renata. Jo udah berusaha buat jelasin, tapi kayaknya Renata benci banget, Mah."

Alena mengusap bahu Jo. "Emangnya masalah apa, Jo?"

Jo mengacak rambutnya. Dia agak ragu mengatakan masalahnya pada Alena. "Emh ... Renata lihat Jo ciuman sama cewek, Mah."

Alena membulatkan matanya. Sedetik kemudian telinga Jo terasa panas karena jeweran Alena. "Aduh Mah ... sakit, Mah! Maksud Jo itu ciuman paksa. Dia yang paksa Jo, Mah," rengek Jo berusaha melepaskan jeweran di telinganya.

Jo spesies manusia aneh. Saat tawuran dan bonyok sana sini, apa kabar, ya? Ini hanya dijewer saja sudah mencak-mencak. Bagaimana menurut kalian?

"Kamu tuh, ya! Jelaslah Rea marah! Mamah enggak bakalan bantu solusi! Selesain sendiri sono!" kesal Alena kemudian keluar dari kamar Jo.

Jo menghempaskan tubuhnya di atas kasur kemudian menatap langit-langit. "Re ... aku mohon, jangan tinggalin aku," gumamnya terlihat putus asa.

𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang