"Aku ngerti, Tuhan mendekatkan kita hanya untuk menjadi teman hidup sesaat."
-Melody-
Maafkan kemarin gantung😂. Siap esmosni?😂. 400 vote buat chapter kali ini, siap?! SPAM COMMENT JUGA!!!
***
Tiba di taman belakang, Melody memandang punggung tegap Leon. Perlahan, dia melangkah mendekat.
"Leon," panggil Melody namun Leon tetap memunggunginya. "Kenapa kamu mau bicara sama aku disini? Kenapa enggak di dalem aja?" tanya Melody.
Leon berbalik memandang Melody dengan tatapan tak terbaca. "Aku harus pergi, Mel."
Deg
Melody berdiri mematung di tempatnya. Apa yang ditakutkannya terjadi. Satu masalah kemarin baru saja selesai, dan apa ini? Masalah baru muncul ke permukaan? Demi Tuhan, bukan hanya hatinya yang sakit, tetapi penyakit yang lama pun mulai kambuh.
Melody memegang perutnya yang terasa sangat sakit. "Le ... on, kk--kamu ... bohong, 'kan?" tanya Melody dengan mata memerah.
"Aku harus pergi, Mel." Leon mendekat kemudian mendekap gadisnya, "Maafin aku. Aku harus pergi, Mel." Leon mengusap punggung Melody.
Dengan sekuat tenaga Melody mendorong Leon. "Jahat kamu, Leon! Mau ninggalin aku seenaknya, iya?!" teriak Melody dengan nafas yang mulai naik turun. "Mau pergi, 'kan? PERGI AJA! JANGAN PAMIT, BISA?!"
Duar
Kilat mulai menyambar, padahal tadi langit cerah tak ada kabut pertanda hujan. Air mata Melody mulai jatuh. Sakit di hatinya lebih mendominasi. Rintik hujan mulai jatuh membasahi bumi yang kering.
"Kenapa harus pamit, Leon?" tanya Melody lirih. Berjalan mendekat bersamaan hujan yang semakin deras, Melody mencengkram kerah baju Leon. "Enggak usah pamit, bisa?!" pekik Melody bertanya. "Makin sakit hati aku, Leon. Apalagi dengan kamu pamit kayak gini," imbuhnya dengan suara bergetar
Leon memandang mata Melody yang memerah dan tak berhenti meneteskan air mata. Jangan nangis aku mohon, Mel, batin Leon. "Mel, tujuan utama aku deketin kamu cuman buat jatuhin kamu."
Deg
Ai mata Melody tiba-tiba berhenti. Cengkraman di kerah baju Leon mengetat. "Maksudnya?" tanya Melody penuh penekanan.
Leon memandang ke depan tanpa mau melihat mata Melody, "Aku cuman pengen balas dendam, Mel. Untuk Garry, dan alat terbaiknya itu ... kamu." Leon memandang wajah Melody.
"Jahat kamu, Leon. Sekarang aku ngerti, Tuhan mendekatkan hanya untuk sebatas teman cerita sesaat," lirih Melody melepas cengkramannya dan menjauh mundur. "Aku mundur, Leon. Silahkan pergi, aku harap luka yang kamu gores akan ada obatnya, Leon."
Di bawah guyuran hujan, kenangan pahit tercipta. Tuhan memang adil, kemarin, langit masih cerah dan tersenyum seakan bahagia untuk kehidupan baru Melody dan Leon. Tetapi sekarang, langit seolah mengejek mereka setelah kebahagiaan yang mereka rasakan.
"Pergilah. Bermainlah di banyak hati, Leon. Berlabuhlah di banyak tempat. Tapi, aku harap, akulah tujuan akhir kamu," ucap Melody dengan menahan suara tangisnya, "Tapi itu dulu, Leon. Aku selalu ingin menjadi tempat kamu pulang. Sekarang, pergilah. Enggak usah kamu jadikan aku rumah, aku enggak akan terima kamu, Leon."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔
Teen Fiction#1 JATUH CINTA/220720 #2 GOOD GIRL/220720 ||BOOK 1|| "𝙇𝙤 𝙩𝙚𝙢𝙗𝙪𝙨." *** "𝙇𝙤 𝙘𝙖𝙣𝙩𝙞𝙠. 𝙂𝙪𝙚 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖." *** 𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗻𝗶𝗮𝘁 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗹𝗮𝗴𝗶𝗮𝘁! 𝗘𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝗮𝗱𝗮 𝗿𝘂𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗱𝗶𝗸𝗶𝘁𝗽𝘂𝗻 𝗯...