(39) Perpisahan [END]✔

79.3K 2.6K 191
                                    

"Jika tidak bisa menghapus seseorang dari ingatanmu, mungkin memang ia digariskan untuk ada disana. Sudahlah, manusia akan melupa pada saatnya."

-FiersaBesari-

Siap untuk tamat?✌. Taburin emot untuk part ini😙. Harus tembus vote banyak-banyakkkk⚠

Minal aidzin wal faidzin, semua❤. Mohon maaf lahir dan batin, ya😊. Maafkan daku yang sering gantungin cerita ini, hehe, maafkan atas sikap aku yang kurang sopan, maaf apabila ada kata-kata yang tidak pantas selama aku nulis cerita ini, ya❤😢.

Happy Eid Mubarak😚.

Mau, 'kan maafin author?🗨.

***

Sudah dua minggu Melody rawat inap di rumah sakit. Kini Melody, Austin dan Steven tengah bertamu di rumah besar milik Felix Mackenzie.

"Ayah!" pekik Melody saat Felix keluar dengan setelan jas kerjanya. Di belakang diikuti Jennifer dan Pamela.

"Bagaimana kabar kamu, Anna?" tanya Felix mengurai pelukan mereka.

Melody tersenyum lebar dengan wajah pucatnya. "Anna baik-baik saja, Ayah. Ayah, Mamah sama Jennifer bagaimana kabarnya?" tanya Melody balik.

Felix tersenyum kemudian menoleh ke belakang, "Tuh, mereka juga baik-baik, sayang," jawabnya seraya menunjuk dua perempuan yang berdiri si belakang Felix.

Melody mengangguk kemudian mundur dan mendekat pada Austin. "Ayah, ini Papah Austin, dia Papah kandung aku, Yah," kata Melody mengenalkan.

Terlalu antusias mengenalkan keluarga barunya, Melody sampai tidak sadar raut perubahan Felix yang sangat kentara tidak suka. "Syukurlah, Anna, Ayah senang mendengarnya." Felix berusaha tersenyum setenang mungkin.

Melody mengangguk kemudian berjalan mendekati Pamela dan Jennifer yang memberikan tatapan malas. "Mah ... Anna mau menjelaskan sesuatu, boleh? Anna harap Mamah siap untuk mendengarkan," ucapnya dengan raut sedikit ragu.

Pamela memandang Melody yang sudah pucat. "Baiklah, apa yang ingin kamu sampaikan, Anna?" tanya Pamela mencoba tenang.

Austin dari jauh memperhatikan putrinya yang berusaha menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi belasan tahun ini pada Pamela.

"Mah ... ini tentang Bunda Anna."

Mendengar kata bunda dari mulut Anna, mendadak Pamela merasa enggan berbicara dengan Anna. Dengan segera Pamela bersiap melangkah tetapi Melody menahannya.

"Anna mohon, Mah. Dengarkan saja," kata Melody menahan tangan Pamela sebelah kanan.

"Mah, kita dengerin dulu penjelasan Anna," bisik Jennifer yang memang juga merasa penasaran.

"Baiklah, waktu saya tidak banyak, Anna."

"Waktu Anna juga tidak banyak, Mah. Setelah permasalahan ini selesai, Anna akan pergi jauh dari Mamah, Ayah, dan Jennifer."

Jennifer memandang wajah Melody yang semakin pucat. Apa penyakitnya kembali kambuh? Oh, ayolah ... lo gak perlu kepo gini, bisa?! batin Jennifer merutuki dirinya yang sedikit ... khawatir.

"Terserah, Anna! Terserah! Saya hanya akan mendengar penjelasanmu! Bukan keluhanmu." Pamela menunjuk Melody dengan telunjuknya kasar.

Austin ingin bangkit, tetapi Steven menahannya. "Tenang dulu, Pah."

𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang