(18) Dekat di Hati [Revisi]

38.5K 2.2K 19
                                    

"Diterima apa adanya tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain, itu indah."

-FiersaBesari-

***

Senin sudah kembali datang, Melody sudah mulai bersekolah lagi. Semua sudah dijadwalkan oleh Melody, mulai dari bangun tidur, sekolah, dan bekerja. Semua sudah dijadwalkan.

Melody menyantap nasi goreng buatan Pamela yang menjadi menu makan pagi itu, "Yah, Anna mulai saat ini bakalan bawa sepeda, ya. Supaya menghemat waktu dan uang," ucap Melody disela makannya.

Felix mengunyah makanannya kemudian menjawab. "Baiklah, yang terpenting kamu harus hati-hati dan jangan kebut-kebutan. Kamu masih bekerja di cafe?"

Melody mengambil minumnya, kemudian meminumnya sedikit. "Sepeda itu kalaupun ngebut enggak bisa ngalahin motor kok, Yah. Dan Melody masih kerja di cafe itu."

"Berhenti kerja di cafe itu, ya," pinta Felix pada putrinya.

Melody menggeleng, "Enggak bisa, Yah. Melody udah janji buat bantu panti Bu Sinta."

Pamela terkekeh, "Putri kamu benar, Mas."

"Yasudah, tapi tetap jaga kesehatan ya, Sayang," amanat Felix.

"Baik, Ayah."

Tatapan Felix teralih pada putrinya yang baru saja menuruni anak tangga denganseragam lengkap. "Jenni mau sekolah juga?" tanyanya saat Jennifer mengambil duduk di samping Melody.

Jennifer mengangguk dengan senyum manisnya. Kemudian sibuk dengan ponselnya dan Pamela yang menyediakan nasi goreng untuknya.

"Sarapan yang banyak biar cepet pulih," ujar Pamela mengusap rambut Jennifer.

Di sampingnya, Melody membaca pesan yang terus mengirimkan itu-itu saja. Pergi sekarang juga! Atau kalau enggak lo lihat akibatnya, batin Melody membaca pesannya.

Melody melirik sedikit ke Jennifer. Dasar cewek gila! batinnya kemudian bangkit dari duduknya.

"Yah, Mah, Anna udah selesai. Anna pergi duluan, ya." Melody berjalan meninggalkan meja makan setelah berpamitan dan mencium punggung tangan orang tuanya.

Sudah tahu, 'kan siapa orang yang selalu membuat Melody pergi cepat-cepat? Ingat pesan sebelum-sebelumnya? Ya, itu dari Jennifer, adik tirinya.

Dengan berbekal sepeda, Melody mulai menuju sekolahnya. Tetapi, Melody menggunakan earphone bluetooth untuk menemani perjalanannya.

Dering telefonku membuatku tersenyum di pagi hari

Kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi

Entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini

Tawa candamu menghibur saatku sendiri

Aku di sini dan kau di sana

Hanya berjumpa via suara

Namun ku slalu menunggu saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana

Kita memandang langit yang sama

Jauh di mata namun dekat di hati

𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang