(19) Rencana Ulang Tahun [REVISI]

37.5K 2.1K 9
                                    

"Penampilan lebih diutamakan. Karena semua berpikir jika itu adalah hal pertama yang dinilai. Tanpa tahu, bahwa sesuatu yang berharga, harus lebih diutamakan. Itu adalah hati."

-Ketua-

***


Jam pelajaran kedua di kelas Melody free. Hal itu digunakan anak-anak kelas Melody untuk berdiskusi soal pensi tahun ini.

"Jadi, fix ya, baru Melody yang mau wakilin kelas kita di nyanyi. Nah, tinggal yang wakilin fashion show, musikalisasi puisi, lomba tulis cerita, dan futsal." Bany selaku ketua kelas bersuara.

"Fashion show diwakilin Renata aja, dia, 'kan pernah wakilin satu tahun yang lalu," ujar Agatha mengajukan.

"Bener tuh, Ban. Setuju, 'kan, Ta?" Melody setuju kemudian bertanya pada Renata yang tengah menangkup dagunya. "Setuju aja sih," jawabnya lesu.

"Yaudah, baru nyanyi sama fashion show. Siapa lagi?" tanya Bany.

"Biar Kirana sama Karina yang wakilin musikalisasi dan nulis cerita, Ban." Dia adalah Juno, wakil ketua kelas.

Bany mengangguk, "Twins yang terhormat, kalian mau, 'kan wakilinnya?" tanya Bany.

Kirana dan Karina itu bukanlah adik kakak kandung. Tetapi entah bagaimana, nama mereka bisa hampir mirip. Kirana Wijaya dan Karina Sanjaya. Padahal, Ayah mereka juga bukan orang yang beraliran darah sama.

"Gue mau," jawab Kiran dan Karin bersamaan. Saat sadar, keduanya saling memutar bola mata malas.

"Eits, adik kakak harus akur loh," ejek Melody diakhiri kekehan.

"Udah deh, Mel, jangan buat gue kesel."

Lagi-lagi Kiran dan Karin berucap bersamaan. Dan hal itu justru mengundang gelak tawa. Ya, tepatnya sebelum utusan Leon datang dan membuat kelas hening sehening-heningnya.

"Melody?" ulang Rizki yang menemui Ahsan, utusan Leon. "Mel! Nih anak nyariin lo!" teriak Rizki kemudian menutup pintu tanpa mempedulikan Ahsan yang memandang malas.

"Kok ditutup?" tanya Agatha heran.

Rizki segera berlari menuju Bany. "Di luar bukan cuman ada si Ahsan, ada Leon dan anggota lainnya," bisik Rizki seakan suaranya akan terdengar ke luar.

"Lo datengin aja sana!" titah Juno yang diangguki Melody.

Melody membuka pintu kelas. Bukan sosok Ahsan yang ditemukannya, tetapi Leon yang justru tengah bersedekap dada menatapnya. "Kok lama?" tanya cowok itu.

Melody menoleh ke dalam kemudian berbisik tanpa suara. "Leon."

Tatapan Melody kembali fokus pada Leon, "Tadi aku lagi diskusi soal pensi tahunan. Jadi ... ada apa?" tanya Melody.

Leon menarik lengan Melody lembut. "Aku mau ngomong sama kamu," ucapnya, "Tapi enggak disini," imbuh Leon seakan menjawab pertanyaan yang akan Melody lontarkan.

"Leon, gu---"

"Aku-kamu." Leon berhenti kemudian menatap Melody tajam. "Bukan lo-gue. Atau, kamu nanti aku cium kalo sampe ngelanggar."

Melody memilih mengangguk. Leon dan Melody melewati anak-anak Dark Blood. Terkadang, Melody suka merutuki nasibnya yang harus bertemu Leon dan mengenalnya.

𝙺𝙴𝚃𝚄𝙰✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang