Mark 4 tahun
Haechan 2,5 tahun
Jisung 1 tahun
Renjun 2,5 tahun
Jeno 4 tahun
Jaemin 2 tahun
Chenle 2 tahun
Hendery 4 tahun
Xiaojun 4 tahun
Yangyang 2,5 tahun
.
.
.
.Entah lelah menunggu atau lelah menangis. Mark sampai tertidur di atas sofa dengan tangan yang masih menggenggam kedua coklat.
Taeyong menatap Mark kasihan, ia menggendong Mark dan menyandarkan kepalanya di bahunya. Ia mengelus punggung Mark. Ia melepaskan coklat yang ada di tangan Mark dan meletakkannya di atas meja. Ia sudah cukup lega karena Haechan sudah damai di kamarnya.
"Papa... where's my mom hikss.." gumam Mark dalam tidurnya. Ia tidak memberontak ketika Taeyong yang menggendongnya, padahal ia biasanya selalu berteriak ketika Taeyong mendekatinya.
"Papa..." gumam Mark lagi."Shhh," Taeyong mengelus punggung Mark agar Mark tidur dengan tenang. Ia membawa Mark keluar rumah dan duduk di teras. Mark masih berada di pangkuannya sambil tidur.
Ten dan Jisung datang berdua, Jisung ada di gendongan kain sedangkan bahu kiri Ten membawa tas berisi keperluan Jisung dan tangan kanan membawa kantong belanjanya tadi.
"Loh kenapa? Kok diluar?" Tanya Ten meletakkan barang bawaannya ke lantai begitu melihat Mark tidur di pangkuan Taeyong. Ia melepas gendongan kain Jisung dan memberikan Jisung pada Taeyong sedangkan ia sendiri kini menggendong Mark dan membawa ke dalam rumah.
"Pah itu tolong semuanya taro dapur ya?"Ten berjalan menaiki tangga dengan Mark yang ada di gendongannya sedang tidur. Ia baru saja akan memasukkan Mark ke kamar untuk diletakkan kasur namun Mark segera membuka matanya ketika merasakan hidungnya mencium aroma Ten.
"Mommy!!" Teriak Mark senang. Ia langsung memeluk Ten ketika mendapati Ten ada di depannya.
"Kok malah bangun? Bobo aja lagi," ucap Ten meletakkan Mark ke kasur.
"No!! Mark mau sama Mommy, Mark nunggu Mommy dari tadi, Mommy lama," gerutu Mark menatap Ten kesal.
"Im sorry Mark, Mommy nganter adekmu imunisasi, sekarang Mark mau apa? Mommy mau masak makan siang soalnya," Tanya Ten menggendong Mark kembali.
"Mau sama Mommy, Mark bosen sama papa Taeyong sama Haechan, mereka berisik," ucap Mark mencebikkan bibirnya.
"Hust nggak boleh gitu," ucap Ten mengecup pipi Mark, "abis ini ke rumah Dejun mau nggak? Mom mau jenguk Hendery,"
"Mau!"
//
Hendery terbaring lemas di pangkuan Lucas. Tidak tahu mengapa padahal tadi ia sempat masih berteriak dan berlarian namun sekarang berubah menjadi Hendery yang cengeng.
"Dery mau apa sih?" Tanya Lucas khawatir. Ia begitu cemas ketika Hendery terus menangis saat meminta ini itu.
Lucas memilih untuk meletakkan Hendery di sofa karena pahanya cukup sakit untuk memangku Hendery seharian. Memang tubuh Hendery kurus, tetapi tetap saja jika ia berada di paha Lucas dalam waktu lama akan membuat pahanya sakit.
Jungwoo datang dari dapur membawa dua piring makanan yang tentunya untuk Hendery dan Xiaojun. Ngomong ngomong, Xiaojun berada di kamar Yangyang setelah mandi bersama Yangyang tadi.
"Dejun suruh makan ba," ucap Jungwoo memberikan satu piring makanan pada Lucas.
Lucas mengangguk dan pergi ke kamar Yangyang menghampiri Xiaojun. Sedangkan Jungwoo berjongkok menatap wajah pucat Hendery yang tidur di sofa.